AS Tambah Armada Perang, Korut Siap Hidupkan Reaktor Nuklir

Rudal Korea Utara.
Sumber :
  • REUTERS/KCNA

VIVAnews - Belum ada tanda-tanda ketegangan di Semenanjung Korea akan reda, malah awal pekan ini suasana kian memanas. Korea Utara versus Amerika Serikat, yang berkongsi dengan Korea Selatan, terus melontarkan pernyataan maupun manuver baru yang mengkhawatirkan, seolah-olah mereka sedang menyiapkan perang terbuka. 

Awal pekan ini militer Amerika Serikat telah mengirim kapal perangnya ke Semenanjung Korea untuk mengantisipasi serangan rudal balistik Korut. Ini ditambah dengan komentar panas Presiden baru Korsel, Park Geun-hye, bahwa negaranya tidak akan berpikir dua kali untuk melancarkan serangan balasan bila digempur. Apalagi AS dan Korsel sedang menggelar latihan militer bersama.

Korut hingga kini tidak menunjukkan tanda-tanda gentar. Negara otoriter dengan pemimpin yang masih belia itu - umurnya sekitar 30 tahun- mengumumkan sudah siap menyalakan kembali reaktor nuklir yang sudah ditutup sejak 2007.

Pemain Bintang Jakarta Pertamina Enduro Tampil di Laga Persahabatan Lawan Red Sparks

Padahal, nuklir Korut merupakan pangkal krisis di Semenanjung Korea, karena dicurigai negara-negara Barat akan dikembangkan menjadi senjata pemusnah massal. Apalagi dua kubu yang berseteru itu, Korut versus Korsel dan AS masih belum berdamai sejak Perang Korea 1950-1953.

Korsel dan AS menanggapi serius pernyataan-pernyataan bernada mengancam yang belakangan ini sering muncul dari Korut. Setelah sebelumnya mengirim pesawat jet siluman, kini AS menyiagakan kapal perang dan radarnya di Semenanjung Korea.

Menurut stasiun berita CNN, kapal destroyer USS John S McCain dan kapal radar air SBX-1 sampai ke perairan Korea pada Senin, 1 April 2013. Ini disebut-sebut baru peluncuran pertama yang akan membuka pengiriman kapal perang selanjutnya.

USS McCain adalah kapal tipe-Aegis yang dilengkapi dengan rudal penghancur. Kapal ini diturunkan untuk menangkis serangan rudal balistik musuh. Kapal radar SBX-1 yang bentuknya mirip kilang minyak memiliki sistem deteksi dini serangan.

Pejabat Kementerian Pertahanan AS mengatakan, kapal perang USS McCain ditempatkan di sebelah barat daya pesisir Korsel. "Ini adalah langkah bijaksana dengan menempatkan pertahanan rudal jika diperlukan," kata pejabat yang enggan disebutkan namanya itu.

Sebelumnya, AS telah mengerahkan pesawat pengebom  B-2 dan jet tempur siluman F-22 ke pangkalannya di Korsel. Pesawat ini memiliki kemampuan untuk menjatuhkan bom nuklir. Parade teknologi tempur AS di Korsel sebagai jawaban atas ancaman perang dari Korut.

"Jika ada provokasi terhadap Korsel dan rakyatnya, akan ada balasan yang keras tanpa ada pertimbangan politis," kata Presiden Korsel, Park Geun-hye, dikutip Reuters.

Pemerintah AS dan Korsel juga menanggapi ancaman Korut dengan serius, walaupun sebelumnya terbukti hanya retorika belaka. "Saya tekankan, walaupun ancaman mereka terdengar hebat, namun kami belum melihat adanya pergerakan militer, mobilisasi besar-besaran serta penempatan pasukan oleh Korut," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.

"Balasan" Pyongyang

Gentarkah Korut? Walau belum ada pernyataan resmi menanggapi manuver militer AS dan Korsel, rezim di Pyongyang menyiapkan langkah yang tidak kalah menegangkan.

Korut mengumumkan dinyalakannya kembali dua reaktor nuklir di Yongbyon yang sebelumnya sempat non-aktif. Menurut kantor berita Reuters, keputusan ini diambil pemimpin Korut Kim Jong-un pada rapat Partai Pekerja Minggu kemarin, dan diumumkan oleh kantor berita KCNA pada Selasa, 2 April 2013. Reaktor nuklir yang dinyalakan adalah pada pengaya uranium cadangan dan reaktor 5 MW. Keduanya terletak di Yongbyon.

Diaktifkannya kembali dua reaktor ini akan membantu Korut dalam meningkatkan kekuatan nuklir untuk senjata dan tenaga listrik. Menurut KCNA, yang merupakan kantor berita resmi Korut, dengan bantuan dua reaktor tambahan mereka bisa menghasilkan material nuklir untuk delapan bom atom.

Langkah ini sejalan dengan pernyataan pemimpin Korut, Kim Jong-un. Dalam pidato yang disampaikan Minggu kemarin, dan baru dipublikasikan KCNA awal pekan ini, Kim menyatakan bahwa senjata nuklir merupakan jaminan bagi negaranya untuk tidak diserang musuh.

"Kekuatan nuklir kami merupakan pencegah perang yang bisa diandalkan, sekaligus menjamin perlindungan kedaulatan kami," kata Kim. "Berdasarkan kekuatan nuklir yang kuat itulah perdamaian dan kemakmuran bisa berlangsung, begitu pula dengan kebahagaan hidup rakyat," lanjut Kim.

Institute for Science and International Security, sebuah lembaga think-tank di AS, akhir 2012 lalu melaporkan bahwa Korut bisa menghasilkan bom atom sebanyak 21-32 buah pada 2016 jika salah satu reaktor nuklir di Yongbyon dinyalakan kembali.

Belum diketahui butuh berapa lama Korut menyalakan reaktor tersebut setelah salah satu menara pendingin dihancurkan pada 2008, sebagai syarat perjanjian internasional penghentian pengayaan uranium. Tidak jelas apakah Korut membangunnya kembali atau tidak.

Pengumuman dinyalakannya kembali reaktor nuklir ini disampaikan menyusul semakin kuatnya dukungan AS atas Korea Selatan untuk menjawab ancaman-ancaman Korut. Dalam beberapa hari terakhir, AS mengirimkan perangkat tempur canggihnya ke Semenanjung Korea, di antaranya adalah pesawat siluman B-5, jet tempur F-22, kapal perang USS John S. McCain dan kapal radar SBX-1.

Korut kembali menerapkan situasi perang dengan Korsel setelah pemerintah Seoul dianggap melakukan provokasi dengan menggelar latihan perang di kawasan. Pemerintahan Korsel berjanji akan segera menyerang balik jika Korut melakukan agresi terhadap mereka.

Bagi kalangan pengamat dan media massa, nuklir Korut merupakan pangkal ketegangan di Semenanjung Korea. Mengabaikan larangan internasional, Korut Februari lalu menggelar uji coba nuklir untuk kali ketiga. Ini yang mengundang masyarakat internasional, yang digalang kekuatan negara-negara Barat seperti AS, menjatuhkan kembali sanksi ekonomi dan perdagangan kepada Korut.

Namun, seperti tak pernah jera dengan hukuman dari negara-negara Barat, Korut malah membandel. Pyongyang justru melontarkan kekesalan atas latihan militer bersama AS-Korsel dalam beberapa pekan terakhir. Tidak hanya itu, Korut pun mengancam serangan rudal dan nuklir atas AS dan kembali mengajak perang Korsel.

Manajer Arsenal, Mikel Arteta

Mikel Arteta Menolak Panik, Yakin Arsenal Bakal Bangkit

Mikel Arteta menolak anggapan anak asuhnya mengalami kemerosotan performa secara drastis. Anggapan itu muncul setelah mereka kalah di Premier League dari Villa dan Bayern

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024