Aplikasi Pelindung Wanita dari Penjahat Ibu Kota

Ilustrasi korban pelecehan seksual.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Seorang karyawati di Jakarta Selatan, melaporkan diri ke Polres Metro Jakarta Selatan, atas kejahatan seksual yang dilakukan seorang pengemudi angkutan kota pada pertengahan Juni 2015 lalu.

Sambil menangis di antar pengemudi taksi, wanita itu mengaku telah diperkosa pengemudi angkot yang ditumpangi dari tempat ia bekerja menuju kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.

Ia diperkosa di dalam angkot, tanpa ada seorang pun yang tahu dan menolongnya, meski perbuatan itu terjadi di tepi jalan di atas jembatan layang Jalan TB Simatupang, salah satu ruas jalan yang nyaris tak pernah lengang dari aktivitas masyarakat ibu kota.

Apa yang dialami karyawati itu, adalah satu dari sekian banyak kasus tindak kejahatan, baik kejahatan perampokan maupun kejahatan seksual yang pernah terjadi dan berkali-kali terulang terjadi di Jakarta.

Padahal, berbagai upaya telah dilakukan pihak terkait, seperti kepolisian dan pemerintah Jakarta, agar dapat melindungi wanita dari tangan para penjahat.

Ratusan dan mungkin ribuan petugas kepolisian dikerahkan untuk melakukan pencegahan kejahatan terhadap wanita, terutama di malam hari. Tak hanya itu, kamera pemantau, alias CCTV pun kini sudah terpasang nyaris di seluruh wilayah Jakarta.

Tetapi, apa lacur, semua itu ternyata tak mampu melindungi kaum hawa ibu kota dari kejahatan.

Teknologi anti-kejahatan bagi wanita

Namun, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok mengaku belum menyerah untuk mengembangkan berbagai cara baru guna menangkal kejahatan terhadap wanita.

Setelah merasa tak mampu hanya mengandalkan petugas untuk berpatroli dan mengandalkan rekaman kamera CCTV, Ahok pun mulai berinovasi menempuh cara lain yang bersifat keterkinian.

Ia, kini tengah melirik sistem anti kejahatan berbasis teknologi internet. Ahok menyatakan, Pemprov DKI berusaha tengah menjalin kerja sama untuk mengembangkan sebuah aplikasi khusus berbasis teknologi telepon cerdas, alias Smart Phone yang diklaim mampu menangkal setiap tindak kejahatan yang terjadi pada wanita.

Ahok mengatakan, DKI akan meluncurkan sebuah pin pendeteksi kejahatan bernama Safety Pin.

"Yang penting itu untuk kaum perempuan akan kita siapkan Safety Pin dari program Jakarta Smart City," ujar Ahok, Senin 3 Agustus 2015.

Namun, sayang Safety Pin itu belum dapat diluncurkan dalam waktu dekat ini, karena Pemprov DKI Jakarta masih membutuhkan langkah-langkah perjanjian dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk dapat mengembangkan teknologi yang konon diusung dari India.

"Masalahnya di perjanjian kerja sama antara Safety Pin dengan kita (Pemprov DKI) masih menunggu kejelasan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan, belum selesai dari sananya," ujar Kepala Biro Tata Pemerintah (Tapem) DKI Jakarta, Irmansyah.

Selanjutnya... Cara mengakses dan fitur safety pin...



Cara mengakses dan fitur Safety Pin

Ahok menjelaskan, cara kerja alat itu sangat mudah, bagi mereka yang memiliki aplikasi tersebut, nantinya dapat dengan mudah mengirimkan tanda, atau signal dari telepon genggam mereka jika sewaktu-waktu berada dalam keadaan yang genting.

Pengguna cukup menekan salah satu tombol yang akan memberikan notifikasi kepada pihak terkait untuk memberitahu lokasi mereka.

"Jadi, kita bisa tahu di mana lokasi perempuan yang merasa tidak aman, akan langsung dilacak," ujar Ahok.

Aplikasi dari negara India ini dikatakan Ahok sudah bisa diunduh dan digunakan oleh masyarakat luas, akan tetapi Pemprov DKI masih menunggu proses pengubahan jenis bahasa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan juga menunggu terintegrasinya aplikasi tersebut dengan Jakarta Smart City.

Aplikasi ini dikembangkan oleh pengembang India, dengan tujuan menciptakan informasi keamanan berbasis mobile di mana pun dan kapan pun.

Dalam aplikasi ini, pengguna bisa memposting informasi keamanan tempat, lokasi berbahaya, gangguan, atau pelecehan. Pengguna bisa memposting pengalaman keamanan tempat, atau gangguan, sebab terintegrasi dengan Facebook.

Untuk menggunakan Safety Pin, pengguna tentunya menginstal terlebih dahulu. Setelah itu, pengguna bisa meng-zoom in peta Google Maps.

Dalam peta, nantinya akan ada berbagai pin dengan beragam warna, ada hijau, kuning, dan merah.

Pin hijau menandakan tempat atau lokasi yang dimaksud itu adalah lokasi yang aman untuk disinggahi atau ditinggali. Pin kuning berarti lokasi tersebut kurang aman dan pin merah menandakan lokasi tersebut tidak aman.

Untuk bisa melihat lebih detail informasi tiap lokasi, bisa mengklik pin. Nantinya, pengguna akan mengetahui profil detail keamanan lokasi. Informasi dalam pin tersebut termasuk skor keamanan lokasi.

Selanjutnya... panggilan darurat...


Panggilan darurat

Dalam keadaan darurat, pengguna bisa menggunakan fitur pelacakan dan alarm, agar bisa menghubungi teman dan keluarga. Teman dan keluarga akan melacak pengguna melalui GPS.

Bila pengguna ingin membutuhkan bantuan orang lain, ada opsi direktori pada bagian menu. Fitur ini akan menghubungkan pengguna dengan nomor bantuan darurat lokal, atau melakukan panggilan dari aplikasi.

Pengguna bisa mencari lokasi layanan darurat terdekat, misalnya kantor polisi terdekat, rumah sakit, atau apotek, serta petunjuk untuk mengakses layanan tersebut.

Pengguna juga bisa berbagi informasi keamanan dengan mengaudit lingkungan, melaporkan perasaan saat di lokasi tertentu, atau melaporkan pelecehan dan keadaan bahaya.

Pin pengguna akan membantu orang lain merasa aman dan membantu pejabat kota tertentu mengambil tindakan yang tepat.

Safety Pin merupakan aplikasi pemenang penghargaan Billionth 2014 untuk kategori perempuan dan anak-anak. Aplikasi juga mendapatkan penghargaan dari Yayasan Avon 2014, untuk inovasi dalam komunikasi. Safety pin saat ini tersedia dalam bahasa Inggris, Hindi, Indonesia, dan Spanyol.

Aplikasi ini telah tersedia di Play Store dan iOS dan disebutkan bisa berjalan pada perangkat apa pun.

Aplikasi ini direkomendasikan Pemprov DKI dan akan diintegrasikan dengan program Jakarta Smart City. Ahok menyebutkan, pengembang Safety Pin akan bekerja sama dengan Satpol PP, TransJakarta, kepolisian, dan Kamtibmas.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) DKI Jakarta, Iik Kurnia, memaparkan, Safety Pin memang dapat diakses dari lokasi mana pun di Jakarta, asalkan di lokasi tersedia jaringan internet yang memadai.

Sebab, untuk dapat mengakses Safety Pin, dibutuhkan koneksi jaringan internet, mengingat iterintegrasi dengan Jakarta Smart City. Nantinya, jika jaringan koneksi internet sudah memadai, secara otomatis aplikasi baru dapat berfungsi.

"Secara teknis, Safety Pin itu harus memiliki koneksi yang bagus dengan internet, karena akan terkoneksi pula dengan instansi terkait (Satpol PP, Kepolisian, dan Dinas Perhubungan). Nah, itu kita lihat saja apa bisa berjalan dengan benar SOP-nya," kata Iik.

Iik memaparkan, kelemahan dari Safety Pin saat ini adalah,perbedaan sistem pengoperasian yang berasal dari luar negeri, tentu akan berbeda dengan yang ada pada Indonesia.

Fitur-fitur Penting pada Aplikasi Anti-Penjahat Safetipin

Karenanya, Iik mengaku penerapan Safety Pin membutuhkan kajian lebih lanjut, sehingga dapat diimplementasikan secara teknis oleh Diskominfo. (asp)

Aplikasi Safetipin

Aplikasi Anti-Kejahatan Ala Ahok Terkendala Perjanjian

Padahal aplikasi itu sangat dibutuhkan.

img_title
VIVA.co.id
3 Agustus 2015