Perang Mobil di Bawah Rp100 Juta

Aksi para SPG di GIIAS 2015. [Ilustrasi]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Belakangan ini, salah satu topik yang banyak dibincangkan, baik secara lisan maupun tertulis di media sosial, adalah mengenai menurunnya daya beli masyarakat dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya

Mendadak, banyak orang yang menjadi ahli pengamat ekonomi dadakan, yang membahas mengenai penyebab, langkah antisipasi dan bahkan saran pada pemerintah untuk mengatasi hal tersebut.

Yang unik dari hal tersebut adalah, meski topik utamanya adalah melemahnya ekonomi, namun bila kita perhatikan, jalan yang digunakan untuk menuju tempat kita beraktivitas setiap hari tetap saja macet. Ribuan mobil terus memadati semua ruas jalan bebas hambatan yang ada di Jakarta setiap pagi dan sore hari.

Mobil Murah Tak Lagi Murah, Apa Tanggapan Gaikindo?

Hal ini menunjukkan bahwa, meski sedang dilanda krisis ekonomi, namun transportasi pribadi tetap menjadi pilihan sebagian warga Jakarta. Maka tidaklah mengherankan, jika penjualan produk mobil dan motor terus digenjot oleh para produsen otomotif.

Para produsen sadar, orang Indonesia masih tergantung pada kendaraan pribadi, khususnya mereka yang lingkup pekerjaannya membutuhkan mobilitas tinggi.

Pamerkan 23 Mobil Baru di IIMS, Honda Klaim Banjir Pesanan

Namun tentu saja, turunnya daya beli masyarakat membuat produsen mobil harus melakukan upaya tambahan, jika ingin produk mereka laris diminati konsumen.

Langkah Gabungan Industri Kendaraan bermotor Indonesia (Gaikindo) yang merevisi target penjualan mobil untuk tahun ini, dari 1,2 juta unit menjadi hanya sekitar 950 ribu unit, tentu membuat ketar-ketir mereka yang bergerak dalam bidang penjualan mobil baru.

Untungnya, ada dua momen yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak angka penjualan. Yang pertama adalah Lebaran 2015, yang sudah dilewati beberapa bulan lalu. Satu bulan sebelum Lebaran, penjualan mobil meningkat dari bulan sebelumnya, yakni dari 79.374 unit menjadi 82.160 unit.

Momen kedua yaitu digelarnya dua pameran otomotif berskala internasional secara bebarengan, yaitu Indonesia international Motor Show (IIMS) 2015 dan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015.

Dua ajang ini seharusnya bisa menjadi titik kebangkitan penjualan produk mobil di Tanah Air, yang selama semester pertama 2015 terlihat melempem.

Kembali ke harga

Sama seperti tahun lalu, sejumlah pabrikan otomotif di Indonesia, hingga kini masih terus melakukan aksi perang diskon demi mendongkrak penjualan di 2015. Perang diskon ini dinilai masif, karena dilakukan hampir semua pabrikan otomotif baik roda dua maupun roda empat.

Kondisi itu terlihat jelas, baik di IIMS maupun GIIAS. Sejumlah pabrikan ramai-ramai memberikan promo diskon, mulai dari cashback, cicilan nol persen dan sebagainya.

Diakui Marketing and Communication Division Head PT Hyundai Mobil Indonesia, Hendrik Wiradjaja, pemberian diskon merupakan salah satu cara mudah demi mengejar target penjualan. Pihaknya pun melakukan hal itu, karena merupakan senjata ampuh di tengah kondisi ekonomi paceklik, seperti sekarang ini.

Menurut Hendrik, perang diskon semakin merajalela, lantaran konsumen di Tanah Air memang menggandrungi hal itu, ketimbang fitur-fitur mobil yang diandalkan. Artinya, calon konsumen lebih gampang jatuh hati terhadap mobil dengan diskon besar.

Sebagai contoh, calon konsumen dalam setiap pameran tentu pertanyaan pertama yang diutarakan adalah berapa diskon yang diberikan terhadap mobil yang didatanginya.

Mobil-mobil dengan harga terjangkau, diakui oleh beberapa wiraniaga yang bertugas menawarkan produk di pameran, kerap menjadi incaran konsumen. Meski harganya terjangkau, namun selama pameran, beberapa mobil ini juga masih mendapat potongan harga.

"Kita kasih diskon bisa sampai Rp10 juta," kata salah satu sales di acara GIIAS 2015 yang tidak ingin disebutkan namanya kepada VIVA.co.id.

Perang merebut hati calon konsumen tidak hanya dilakukan dalam bentuk pemberian diskon semata, namun juga cicilan ringan. Contohnya Daihatsu Ayla tipe D Plus MT, yang ditawarkan di GIIAS 2015 dengan harga Rp96,75 juta.

Dengan hanya membawa uang sebanyak Rp10 juta, konsumen bisa mendapatkan mobil ini. Untuk cicilannya, cukup Rp2,2 juta per bulan selama lima tahun.

"Kalau di luar GIIAS, biasanya konsumen harus mengeluarkan uang muka Rp22 jutaan. Di sini, cuma Rp10 juta," kata wiraniaga Daihatsu, Jefri.

Beberapa mobil dengan harga di bawah Rp100 juta yang ditawarkan selama pameran GIIAS 2015 yaitu Daihatsu Ayla tipe D MT (Rp84,55 juta), Daihatsu Ayla tipe D Plus MT (Rp96,75 juta), Suzuki Karimun Wagon R tipe GA (Rp95,4 juta), Datsun Go+ Panca tipe D (Rp89,35 juta), Datsun Go+ Panca tipe A (Rp96,95 juta), Datsun Go+ Panca tipe A Option (Rp97,45 juta), dan Datsun Go Panca (hatchback) tipe A Standar 1.2 MT (Rp89,1 juta).

Kualitas Mobil Rp100 jutaan

Kurang lebih 19 tahun yang lalu, harga mobil baru paling murah ada di kisaran Rp30 jutaan (Timor S515). Namun kini, untuk bisa mendapatkan satu unit mobil baru, konsumen harus merogoh kocek kurang lebih Rp100 juta.

Dengan uang sebanyak itu, mereka hanya akan mendapatkan mobil dengan kondisi baru, namun tentu saja kualitasnya tidak bisa dibandingkan dengan mobil yang harganya di atas Rp200 juta.

Selain penggunaan material yang lebih murah, beberapa fitur yang bukan utama dihilangkan atau dapat dipasang sesuai permintaan. Jadi, jika ingin memiliki mobil baru dengan fitur yang cukup lengkap, maka konsumen harus menyiapkan dana lebih dari Rp100 juta.

Khusus untuk mobil dengan harga jual di atas Rp150 juta, semua merek dan model telah dilengkapi dengan pelindung kantung udara. Uniknya, fitur ini juga tersedia pada beberapa mobil yang dijual dengan harga Rp100-150 juta.

"Harga Datsun saat ini lebih mahal Rp3 juta, karena sudah pakai airbag," kata wiraniaga Datsun, Suroto.

Selain Datsun, Daihatsu Ayla juga telah disematkan alat pelindung saat terjadi tabrakan dari depan ini. "Versi airbag merupakan varian baru pengembangan Ayla Type X, meliputi fasilitas dual supplemental restraint system (SRS) airbag pada posisi pengemudi dan penumpang depan," jelas Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra.

Kelebihan dari versi airbag ini, pada baris pertama, dilengkapi fitur pretensioner and force limiter seat belt, yang meminimalisir cedera dengan mekanisme ‘mengencangkan dan mengurangi tekanan berlebih pada dada’ pengemudi dan penumpang depan, saat terjadi benturan frontal.

Selain itu, Ayla airbag juga dilengkapi dengan fitur body reinforcement, brake pedal assist, side impact beam, serta sabuk pengaman pada semua baris.

Bila berbicara mengenai keunggulan, maka salah satu hal yang patut dipuji pada mobil-mobil yang harganya di bawah Rp100 juta ini adalah efisiensi pemakaian bahan bakarnya.

Dengan hanya menggunakan mesin tiga atau empat silinder berkapasitas kurang dari 1.300cc, mobil-mobil ini dapat dengan mudah mengukir angka pemakaian bahan bakar lebih dari 20 kilometer tiap liternya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya