- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVAnews - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie menjamin tidak akan menggerakkan personel TNI untuk mendukung salah satu calon presiden. Bila ada bukti personel TNI aktif yang mendukung salah satu kandidat, Edhie tak akan segan bertindak tegas.
"Jajaran TNI AD, kalau memang benar terjadi, saya akan keras. Karena dalam soal ini saya memang keras," kata Jenderal Pramono Edhie Wibowo di sela silaturahmi dengan sejumlah petinggi redaksi media massa di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa 25 Juli 2011.
Pria yang akrab disapa Jenderal Edhie ini berkali-kali menjamin bahwa tidak akan ada pergerakan massa personel TNI untuk mendukung salah satu kandidat calon presiden pada 2014. Sanksi tegas menanti bila ada anak buahnya yang terbukti tak menjalankan arahannya.
Jenderal Edhie menegaskan, dirinya hanya ingin mengabdi dan membawa TNI Angkatan Darat sebagai tentara profesional. "Kalau saya menggunakan AD untuk politik, saya rasanya bukan tentara yang benar. Saya hanya ingin menjadi TNI AD," ujar adik bungsu Ibu Negara Ani Yudhoyono ini.
Mantan Panglima Kostrad ini menggarisbawahi bahwa prajurit TNI aktif tidak boleh terjun ke dunia politik. Dalam jenis apapun. "Yang tidak boleh, TNI berpolitik," tegas lulusan terbaik Akabri tahun 1980 ini.
Dalam kesempatan ini, Jenderal Edhie juga menyampaikan bahwa salah satu tanggungjawab TNI AD adalah bersama Polri memantau segala kegiatan teroris. Tapi, tugas itu juga harus didukung peran aktif dari masyarakat. "Tapi juga masyarakat harus ikut memantau dan melaporkannya," kata dia.
Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, AHY: Saatnya Rekonsiliasi
AHY meminta semua pihak agar legowo dengan keputusan MK.
