Mengapa Teroris Pilih Hutan UI?

Senjata Milik Teroris
Sumber :
  • Antara/Rahmad

VIVAnews - Sekitar 350 personel polisi mengepung hutan di kawasan Universitas Undonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Senin 14 November 2011. Mereka beramai-ramai menyisir hutan seluas 320 itu. Tujuannya satu, menemukan senjata api yang diduga disembunyikan jaringan teroris Abu Omar.

"Kami mengejar beberapa pucuk senjata yang diduga ditempatkan di sebuah kawasan di Depok," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta.

Penyisiran ini dilakukan setelah Densus 88 Anti Teror mendapatkan keterangan dari tersangka teroris yang ditangkap di tempat berbeda pada akhir pekan lalu.

Setidaknya empat tersangka ditangkap pada Sabtu. Mereka adalah DAP (34) tahun, pekerjaan swasta, alamat Cipondoh, Tangerang. BH alias D (35) pekerjaan swasta alamat di Karawaci Tangerang. AA alias A (31) beralamat di Koja, Jakarta Utara, dan yang terakhir S tinggal di Rajek, Tangerang. Tersangka A ditembak kakinya karena berusaha melawan dan memegang senjata M16.

Kemudian, pada Minggu ditangkap tiga orang. Pertama tersangka berinisial D alias M (50), pekerjaan penjual sayur, alamat di Duren Sawit, Jaktim. Kedua, inisial S pekerjaan penjual nasi goreng, alamat di Jatirahayu, Bekasi. "Satu lagi kemungkinan akan dilepas karena tidak cukup bukti," kata Boy.

Dari para tersangka yang ditangkap ini, Densus berhasil menyita empat pucuk senjata. "Dari tersangka kita bisa mengamankan 2 pucuk senjata api M16, 1 pucuk Jungle, dan 1 pucuk FN serta 888 butir peluru serta 6 magazen. Lalu dikembangkan untuk pelacakan di daerah Depok bahwa diinformasikan ada senjata api disembunyikan di Depok," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution.

Jaringan Omar

Kelompok Abu Omar memang masih kalah populer dengan pentolan teroris semacam Nurdin M Top, Dr. Azahari, Dulmatin, maupun Umar Patek. Namun, Kelompok Abu Omar ini tak bisa dianggap remeh. Merka bukan kumpulan teroris lokal. Abu Omar membangun jaringannya hingga ke luar negeri. "Kelompok ini adalah yang memasok senjata api dari Filipina," kata Boy.

Jaringan Abu Omar diduga telah merencanakan beberapa aksi teror. Sejumlah kantor polisi diduga menjadi sasaran mereka. "Sudah ada dokumen-dokumen perencanaannya. Di beberapa kantor polisi, itu didapat dari dokumen yang diperoleh dari petugas juga beberapa kelompok masyarakat lainnya yang masih kami dalami," ujar Boy.

Tak hanya itu, jaringan ini dikabarkan juga berencana melakukan pemboman terhadap kantor kedutaan besar Singapura di Jakarta. Namun, polisi hingga kini belum bisa memastikan kebenaran informasi itu. "Ini masih dalam pengembangan penyelidik. Itu teknis tidak perlu saya sampaikan, anggota kami sedang bertugas di lapangan," kata Saud Usman.

Dia menambahkan, jaringan teroris ini terlibat dalam berbagai kegiatan teror beberapa waktu lalu, mulai dari pelatihan militer di Aceh, bom bunuh diri di Mapolresta Cirebon 15 April yang lalu, dan bom di Gereja Bethel Injil Spenuh Kepunton, Solo, Jawa Tengah. "Ya namanya jaringan pasti ada hubungannya, makanya kami tidak perlu menyampaikan jaringan mana. Jelas mereka dalam bentuk jaringan, ada kaitan dengan yang lain dan mereka sebagai pelaku teror."

Hingga saat ini, masih ada anggota teroris yang bebas berkeliaran dan dianggap berbahaya. "Kami sekarang masih membuntuti dan mencari para pelaku ini, sehingga diharapkan dalam waktu dekat bisa melakukan penangkapan," kata dia.

Jaringan mahasiswa?

Kedekatan penyimpanan senjata dengan universitas menimbulkan pertanyaan: apakah ada keterkaitan oknum UI dalam jaringan ini?

Usai ke Rumah Jusuf Kalla, Pendeta Gilbert Datangi MUI untuk Minta Maaf

Menanggapi soal itu, Kriminolog UI, Adrianus Meliala mengatakan, informasi dari aparat, lokasi ini tak hanya untuk menyembunyikan senjata, melainkan juga digunakan untuk berlatih. "Bagi mereka yang dikatakan sebagai kelompok radikal," kata dia di Mabes Polri.

Kelompok radikal, dia menambahkan, bisa menyimpan senjata di manapun, termasuk di hutan UI. "Saya kira menjadi hal yang wajar. Permasalahannya dari mana mereka tahu bahwa tempat UI itu aman," kata dia.

Dia menambahkan, selain senjata polisi juga harus menelusuri dugaan keterlibatan oknum UI dalam jaringan ini. "Jangan-jangan ada kaitannya dengan informasiĀ  yang diberikan oleh mahasiwa UI sendiri yang mungkin memiliki paham radikal juga, bahwa di sana aman. Di sana bisa dipakai dan seterusnya."

Adrianus menambahkan, tidak semua mahasiswa di UI itu pluralis, moderat, dan demokratis. "Tapi ada saja kalangan-kalangan yang kami katakan sebagaiĀ  lebih fundamental dari segi pemahamanan, Jangan-jangan merekalah yang memiliki link dengan kelompok itu, kemudian memberikan semacam petunjuk dan mengawasi kalauĀ  misalnya ada aparat yang datang," kata dia.

Pemberi informasi, kata Adrianus, juga perlu diproses. Tak hanya mereka yang memiliki senjata dan berlatih di sana.

Bagaimana bisa hutan UI dijadikan tempat menyembunyikan senjata? "Kan banyak orang yang menggunakan hutan UI, ada kelompok bersepeda, ada yang makan-makan di sana. Itu biasa. Ada pula kemungkinan dalam hal ini mereka menyamar atau kemping dan sebagainya, kemudian menyalahgunakannya," katanya

Humas UI, Devie Rahmawati, saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui informasi keterlibatan mahasiswanya dalam jaringan ini. "Kalau itu kami belum memperoleh info, sejauh ini tidak ada," kata dia.

UI, kata dia, telah memiliki sistem untuk menangkal masuknya jaringan teroris ke kampus. "Di tingkat fakultas sudah memiliki pengawasan formal dan informal," kata dia.

Selain itu, mahasiswa UI juga membentuk mentor-mentor untuk mahasiswa yang baru masuk. "Yang jadi mentori mahasiswa tingkat tiga dan fakultas," kata Devie. "Nanti kalau ada hal-hal yang mencurigakan akan segara dilaporkan ke otoritas pihak kampus."

Aura Kasih

Aura Kasih Vakum dari Instagram, Netizen Spekulasi Ingin Nikah sampai Terlibat Korupsi Timah

Reaksi dari para pengguna media sosial pun beragam. Ada yang khawatir dengan pengumuman tersebut, sementara ada yang berspekulasi tentang rencana pernikahan Aura Kasih.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024