Proses Penggabungan Benua Asia-Amerika

Pangea, supercontinent yang menjadi asal muasal benua yang ada di Bumi.
Sumber :
  • geology.rutgers.edu

VIVAnews - Di masa lalu, sekitar 250 juta tahun lalu, hanya ada satu benua, yang disebut "Benua Super", Pangaea. Ia lalu terpecah menjadi beberapa benua atau lempeng yang menyebar ke seluruh permukaan Bumi.

Laiknya puzzle, benua-benua yang menyebar itu akan kembali menggaungkan diri, 50 sampai 200 juta tahun mendatang. Salah satunya, Amerika dan Asia, menjadi benua baru bernama Amasia.

Adalah tim ilmuwan Universitas Yale, Amerika Serikat yang meneliti potensi reuni benua-benua itu dalam jurnal sains, Nature.

Yang jadi pertanyaan, bagaimana proses pembentukan benua super itu? Soal cara penggabungan sudah jadi perdebatan para ilmuwan selama bertahun-tahun.

Sebelumnya ada dua teori yang saling bersaing. Pertama disebut ekstroversion, yang menyatakan Pangaea terpecah menjadi sejumlah benua, seperti Amerika Utara), saling terpisah, dan suatu saat nanti akan membentuki Amasia, di sisi lain dunia. Model lain, yang disebut introversi, memprediksi bahwa akan memperlambat pergeseran, dan akhirnya luruh menjadi benua besar di lokasi yang sama, di mana Pangaea pernah ada.

Baru-baru ini tim ilmuwan dari Universitas Yale, Amerika Serikat menawarkan model baru, tentang bagaimana benua super terbentuk. Dengan mengukur daya magnetis sampel geologi kuno, para ilmuwan berspekulasi bahwa benua super baru "Amasia" tidak terbentuk di katulistiwa, melainkan di sekitar Kutub Utara.

Ahli geologi dari Yale, Ross Mitchell dan koleganya mengumpulkan berbagai sampel geologis dan mengukur orientasi magnetisnya. Untuk mengetahui, bagaimana bebatuan menyelaraskan diri dengan kutub magnet Bumi.

Mineral akan kehilangan kemampuan mereka untuk menyelaraskan dengan magnet Bumi pada suhu tertentu, yang disebut suhu Curie --  sekitar 1.400 derajat Fahrenheit. Namun, ada sejumlah batuan yang terbentuk dalam suhu ekstrem, hingga suhunya turun ke bawah Suhu Curie.  Sehingga keberpihakan magnetik menjadi terkunci di tempatnya.

Tim Yale juga meneliti sampel batuan kuno, dari berbagai usia. Karena semua batuan akan terorientasi pada kutub bumi, mereka bisa mengaitkan perubahan sejalan  dengan gerakan benua. Mereka kemudian menggunakan  informasi ini untuk membangun sebuah model baru  tentang bagaimana superkontinen terbentuk.

Puncak Arus Balik Lebaran 2024 di Bandara Soetta Mulai Menurun

Teori baru, orthoversi menyatakan bahwa benua akan bergerak menuju Kutub Utara, bukan ke arah ekuator atau kembali ke titik awal mereka. Posisi Amasia akan miring 90 derajat dari tempat Pangea dulu berada. Lihat videonya di tautan ini.  (Christian Science Monitor, umi)

Seorang pekerja sedang mengawasi pembangunan proyek perumahan pekerja konstruksi yang nanti digunakan untuk pekerja membangun infrastruktur di IKN, Penajam Paser Utara.

Kejar Target Pembangunan, Pekerja Proyek IKN Mudik Diantar Pakai Hercules

Jtah libur mudik bagi lebih dari 13.000 pekerja konstruksi IKN itu pun telah berakhir, dan para pekerja pun mulai balik lagi ke IKN guna kembali bekerja.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024