Menunggu Mega Setujui Jokowi

Joko Widodo
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq

VIVAnews - Rapat Kerja Daerah Khusus Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DKI Jakarta memutuskan mengusung Joko Widodo sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Sekarang keputusan berada di Dewan Pimpinan Pusat PDIP, menyetujui atau tidak pencalonan Walikota Solo itu.

Wakil Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Boy Bernardi Sadikin, menyatakan kepada VIVAnews.com, nama Jokowi disepakati pimpinan cabang sampai ranting di DKI Jakarta. Jokowi sebelumnya bersaing dengan Nono Sampono dan incumbent Fauzi Bowo.

"Kalau Pak Nono kan sekarang sudah dengan Golkar, lalu tinggal dua nama yakni Fauzi Bowo yang diusulkan oleh sebagian anggota DPP PDIP dan Jokowi, namun kami menolak Fauzi Bowo," kata Boy.

Boy sendiri mengaku sempat dicalonkan dari dalam internal DPD PDIP, namun saat ini dirinya menolak dan mendukung Jokowi. "Saya dicalonkan tetapi tidak bersedia," ujar anak mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.

Saat ini menurut Boy, pihaknya tinggal menunggu keputusan Megawati sebagai Ketua Umum untuk menentukan apakah PDIP benar- benar menerima suara DPD Jakarta atau justru mempunyai suara lain. "Kami tinggal menunggu keputusan dari Ibu Mega," kata Boy.

Chemistry

Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon menyatakan, Megawati juga mendukung Jokowi. "Itu chemistry yang terbuka, di akar rumput sampai dengan pimpinan tertinggi telah menyatu antara keinginan batin dan logika," kata Effendi menyampaikan usai Rapat Kerja Daerah Khusus PDIP Jakarta di Tebet.

Effendi menyatakan, pencalonan Jokowi ini fenomena baru. "Seorang anak desa dari Solo, mungkin saja ini bisa beri arti, seorang Gubernur tidak harus dari orang pendidikan tinggi, yang penting integritas, jati diri, karakter," kata Effendi. Di mata Effendi, Jokowi adalah seorang yang memiliki karakter dan mempunyai visi dan misi yang jelas dan telah terbukti.

"Model pemerintahan di Solo akan ia bawa, tidak kedepankan kekuatan pamong praja dengan senjata seperti militer. Semoga saja sosok ini memberikan harapan baru bagi masyarakat Jakarta," kata Effendi.

Itu pula yang mungkin dilihat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani menyatakan Prabowo menginginkan Jokowi berdampingan dengan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta.

Tak hanya melakukan pembicaraan internal, menurut Muzani, Prabowo juga sudah menyampaikan rencana ini kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pertemuan Prabowo dengan Megawati dilakukan Kamis 15 Maret 2012 sore di DPP PDIP.

Megawati, lanjut dia, mempersilakan Gerindra mengusung Joko Widodo yang juga kader PDIP itu. "Kita berharap pada PDIP segera memutuskan. Sampai sekarang kan belum diputuskan secara resmi," kata Muzani.

Mengenai Ahok ini, Effendi Simbolon belum bisa memberi jawaban. Effendi mengatakan peluang itu masih terbuka. "Tidak disebutkan nama Ahok tadi ketika Rakerda, namun kami terbuka saja. Bagi kami ini sangat dinamis  cepat sekali dinamikanya kadang melebih kecepatan waktu," katanya.

Sementara Joko Widodo sendiri yang pada pagi hari sempat mengikuti Rapat Kerja Khusus (Rakerdasus) DPD PDIP DKI Jakarta menyatakan siap menjadi Gubernur Jakarta. "Kalau saya sih menunggu rekomendasi tugas. Kalau Ibu Mega tunjuk, sudah dari dulu saya katakan saya siap," kata Joko yang masa jabatannya sebagai Walikota Solo masih tersisa sampai 2015 itu.

Taufiq Kiemas Tak Setuju


Di elite PDIP, ada yang tak setuju pencalonan Jokowi. "Saya tidak setuju kalau orang di satu tempat belum selesai jabatannya," kata Taufiq pada Senin 12 Maret 2012 lalu. Bagi Taufiq, masih banyak kader Banteng Moncong Putih yang bisa digadang maju bersaing dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

Taufiq lebih memilih Joko Widodo alias Jokowi untuk menuntaskan tugas-tugas di Solo sampai tuntas, sampai masa jabatannya habis. Taufiq tidak sepakat bila Jokowi maju ke pilkada DKI. "Kami banyak stok wakil gubernur lainnya," kata Taufiq.

Alih-alih, Taufiq Kiemas mendukung PDIP kembali mencalonkan Fauzi Bowo. Dan Taufiq menyodorkan nama Adang Ruchiatna, Wakil Ketua Fraksi PDIP yang pernah jadi Ketua PDIP Jakarta, sebagai calon Wakil Gubernur. "Mestinya sih (Adang) sama Foke. Mudah-mudahan saja lancar," katanya.

Menurut Taufiq, Adang dinilai sebagai tokoh yang cocok untuk Jakarta. "Kalau aku sih sebagai manusia kan Pak Adang lama di Jakarta, pernah jadi Irjen pernah segala macam. Orangnya baik menurut saya, ya cocok lah," ujarnya.

Partai Demokrat pun sempat berbesar hati terkait pernyataan Taufiq Kiemas ini. Ketua Departemen Komunikasi Demokrat Ruhut Sitompul mengaku, Demokrat hampir menyiapkan duet Foke-Adang ini. "Itu karena pernyataan Pak Taufiq Kiemas itu," kata Ruhut kepada VIVAnews.

Namun arus bawah PDIP yang tergambar dari hasil Rakerdasus PDIP Jakarta memperlihatkan resistensi. "Secara ideologis, apakah kita layak, pantas, rasional kalau koalisi dengan Demokrat. Sekarang, partai itu menjadi motor penggerak kenaikan harga BBM," ujar Ketua DPD PDIP Djarot Sjaiful di Jakarta, Minggu 18 Maret 2012.

"Susah untuk menjelaskan pada kader, kalau kita koalisi dengan Demokrat yang sekarang menggebu-gebu naikkan harga BBM," kata Djarot.

Mengenai klaim Partai Demokrat yang sebelumnya telah menyatakan dukungan terhadap Fauzi Bowo yang dipasangkan dengan salah satu kader PDIP, Adang Ruchiyatna, Djarot tidak terlalu memperdulikan hal tersebut.

"Pak Adang sebelum rapat bilang, tidak akan maju sebelum ada rekomendasi dari partai. Kalau dari orang perseorangan silakan saja, tetapi dari partai belum," kata Djarot.

Dan Adang Ruchiatna yang hadir di Rakerdasus menyatakan namanya telah dicatut Demokrat. Adang menyatakan, belum pernah diberitahu partai untuk mendampingi Fauzi Bowo.

Apakah PDIP akan berkoalisi dengan Gerindra mencalonkan Jokowi atau berkoalisi dengan Demokrat yang mengusung Fauzi Bowo? Batas waktunya sampai pukul 24.00, Senin 19 Maret 2012 ini untuk mendaftar di Komisi Pemilihan Umum Jakarta.

Kubu Ganjar-Mahfud Ingin Suara Prabowo-Gibran Nol, Begini Kata KPU
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku belum kepikiran untuk maju dalam Pilkada 2024, dia justru menilai Kasatpol PP DKI Arifin berpotensi maju di Pilkada DKI.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024