Kejatuhan Bursa RI Terburuk di Asia Pasifik

Bursa saham di Seoul
Sumber :
  • REUTERS/ Lee Jae-Won

VIVAnews - Catatan buruk kembali ditorehkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Pada transaksi awal pekan ini, Senin 4 Juni 2012, tekanan jual kembali melanda mayoritas saham di bursa Tanah Air itu.

Pada akhir perdagangan kemarin, indeks saham rontok 145,18 poin (3,82 persen) ke posisi 3.654,58. Indeks sempat menyentuh level tertinggi di posisi 3.730,04 (naik 1,83 persen) dan terendah 3.635,28 (melemah 4,33 persen).

Jika dibandingkan dengan rekor tertinggi IHSG sepanjang sejarah di posisi 4.224 yang tercatat pada 3 Mei 2012, indeks saham RI sudah terjungkal 569,42 poin (15,5 persen).

Sebelumnya, penurunan lebih dalam pernah terjadi pada 3 Oktober 2011, setelah indeks saham terjungkal hingga 200,32 poin atau 5,64 persen menjadi 3.348,70. Bahkan, pada 22 September 2011, IHSG pernah terpangkas 328,35 poin atau 8,88 persen ke level 3.369,14.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada perdagangan kemarin, volume transaksi mencapai 3,2 miliar saham senilai Rp3,94 triliun dengan frekuensi 106.326 kali. Sebanyak 280 saham terpangkas, dengan perincian 244 saham melemah lebih dari dua persen, sedangkan 36 saham turun antara 0-2 persen.

Sementara itu, harga 155 saham tidak berubah dan hanya 12 saham menguat. Rinciannya, sembilan saham naik lebih dari dua persen, dan tiga saham menguat 0-2 persen.

Seluruh indeks sektoral terpuruk, dengan penurunan terbesar dialami saham-saham pertambangan yang melemah 7,68 persen. Disusul indeks saham sektor industri dasar yang tergerus 5,81 persen dan agribisnis 5,31 persen.

Pembelian saham oleh investor asing hanya senilai Rp1,51 triliun, sedangkan penjualan tercatat Rp1,74 triliun. Data tersebut menunjukkan investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp231,4 miliar.

Terendah di Asia Pasifik
Selama transaksi kemarin, penurunan IHSG sebesar 3,82 persen itu merupakan yang terendah di Asia Pasifik. Hampir seluruh indeks saham di bursa Asia ambruk, kecuali indeks BSE30 di bursa India yang menguat 0,15 persen.

Indeks Kospi di bursa Korea melemah 2,8 persen, Straits Times di Singapura turun 1,7 persen, dan Nikkei 225 di bursa Tokyo juga tergerus 1,71 persen. Selanjutnya, Hang Seng di bursa Hong Kong terpangkas 2,01 persen.

Menurut analis PT Phillip Securities Indonesia, Armand Dharmasana, pelemahan indeks dalam sesi perdagangan hari ini karena terpicu krisis utang zona euro dan melambatnya pertumbuhan ekonomi AS.

"Jadi, sentimen negatif global tetap menjadi faktor penggerak negatif pada pasar saham dan komoditas," kata dia dalam risetnya kepada VIVAnews.

Menurut dia, indeks bursa saham AS berakhir dengan penurunan tajam lebih dari dua persen pada Jumat lalu dan membawa indeks Dow Jones Industrial Average ke zona negatif tahun ini. Kondisi itu seiring laporan ketenagakerjaan AS yang menunjukkan pertumbuhan kecil pada Mei 2012.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 274,88 poin atau 2,2 persen ke level 12.118,57, atau terendah sejak November tahun lalu. Indeks S&P 500 turun 32,29 poin atau 2,5 persen menjadi 1.278,04. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite jatuh 79,86 poin atau 2,8 persen di posisi 2.747,48.

"Tingkat pengangguran di AS naik menjadi 8,2 persen dari sebelumnya 8,1 persen," tutur Armand.

Pendapat senada diungkapkan analis PT Panin Sekuritas Tbk, Purwoko Sartono, IHSG kembali anjlok mengikuti gerak bursa regional yang melemah akibat tekanan krisis Eropa. Aliran dana asing dan gejolak nilai tukar rupiah juga ditengarai menjadi penyebab anjloknya indeks hingga 3,8 persen.

"Namun, kami melihat, ruang penurunan indeks akan relatif terbatas besok (hari ini)," ujar Purwoko dalam ulasannya yang diterima VIVAnews.

Dia menambahkan, pergerakan indeks juga masih dibayangi isu dari Eropa serta kekhawatiran atas dampak dari pembatasan uang muka kredit properti dan otomotif. Purwoko pun memberikan kisaran support dan resistance indeks saham di BEI pada level 3.550-3.710 pada perdagangan hari ini.

Sejak Awal Mei
Penurunan tajam IHSG sebenarnya sudah mulai terlihat sejak awal Mei 2012, meski kemudian bergerak fluktuatif. Saat itu, dua hari setelah mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 3 Mei di posisi 4.224, IHSG sudah mulai tergerus 57,8 poin (1,37 persen). Selanjutnya, indeks kembali melemah 52 poin (1,24 persen) dua hari kemudian.

IHSG akhirnya terkoreksi di bawah level 4.000 pada pertengahan Mei 2012, setelah terpangkas 65,1 poin (1,61 persen) ke posisi 3.980,49. Selanjutnya, indeks bergerak variatif dan sempat berbalik menguat 80,99 poin untuk
kembali ke level 4.000-an.

Namun, hanya sehari bertahan di posisi 4.021, IHSG kembali terhantam tekanan jual dan tergerus 82,3 poin (2 persen) tiga hari kemudian ke posisi 3.902. Penurunan IHSG pun makin terlihat tajam pada akhir Mei 2012, setelah terkoreksi 85 poin (2,17 persen) menjadi 3.832.

Level ini merupakan posisi terendah pertama sejak IHSG bertengger di rekor tertinggi sepanjang sejarah. Indeks saham bursa pun akhirnya kembali terhempas di awal Juni setelah turun 33 poin ke bawah level 3.800.

Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menilai, tertekannya indeks harga saham gabungan lebih karena imbas gejolak pasar dunia yang tengah terjadi. Yang terpenting dalam kondisi gejolak saat ini adalah menjaga ketahanan ekonomi di tengah krisis dunia.

"Ini sepenuhnya gejolak pasar dunia bahwa Jumat lalu pasar di negara-negara barat jatuh dan hari ini kita jatuh agak dalam," ujar Agus di Gedung DPR.

Agus optimistis fenomena ini hanya sementara. Yang penting, pasar modal tetap dijaga agar transparan dan memiliki disiplin tinggi. Optimisme itu didasari oleh persepsi pasar yang baik di Indonesia. Terlebih setelah diperolehnya peringkat investment grade.

Rupiah Terimbas
Tidak hanya saham yang terpuruk, nilai tukar rupiah juga kembali melemah di atas level Rp9.400 per dolar AS, seiring pengaruh global.

Namun, Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, menjamin BI terus melakukan upaya untuk meredam fluktuasi nilai tukar itu. Salah satu caranya dengan intervensi rupiah dengan cadangan devisa yang dikelola BI.

Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

"Tujuannya agar menahan pelemahan rupiah tak terlalu jauh. Kami mengikuti irama perekonomian," ujar Darmin di gedung DPR, Senin, 4 Juni 2012.

Berdasarkan kurs tengah BI, pada Senin, 4 Juni 2012 rupiah ditutup melemah di level Rp9.463 per dolar AS. Dibanding penutupan Jumat lalu di posisi Rp9.333 per dolar AS, rupiah melemah 130 poin.

Sementara itu, berdasarkan data Reuters, rupiah dibuka pada level Rp9.465, dan sempat menyentuh Rp9.530 sebelum ditutup di posisi Rp9.495 per dolar AS.

Darmin menjelaskan, saat ini, cadangan devisa Indonesia cukup besar, bahkan melebihi standardisasi internasional. Jumlah cadangan devisa saat ini sama dengan 6,1-7,7 bulan impor. "Menurut standar dunia, setara 3-4 bulan impor itu sudah aman," ujarnya.

Hingga akhir Mei 2012, cadangan devisa mencapai US$113 miliar. Namun, cadangan devisa ini turun dibanding bulan sebelumnya sebesar US$116 miliar.

Toyota Land Cruiser 250

Terpopuler: Harga Toyota Fortuner Hybrid, Land Cruiser Tangguh Versi Murah

Berita yang membahas mengenai harga Toyota Fortuner Hybrid dan Land Cruiser tangguh versi murah, banyak sekali pembacanya sehingga jadi terpopuler di kanal VIVA Otomotif.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024