Jayapura Membara, Ulah Siapa?

Wakapolda Papua, Paulus Waterpauw (tengah), pantau Jayapura
Sumber :
  • Antara/ Anang Budiono

VIVAnews – Kamis 14 Juni 2012 sekitar pukul 09.30 Waktu Indonesia Timur, polisi membuntuti  Ketua I Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Mako Tabuni. Ia jadi target karena diduga terlibat dalam serangkaian penembakan misterius di Papua.

Health Minister Ensures Hospitals Ready to Handle Dengue Patients

Saat hendak ditangkap di pertigaan pangkalan ojek dekat Kampus Universitas Cenderawasih Waena Jayapura, Mako ditembak karena dianggap melawan.  Ia kemudian tewas akibat peluru yang bersarang di tubuhnya.

Mendengar pimpinannya tewas ditembak aparat, ratusan pendukung KNPB mengamuk. Dengan membawa senjata tajam seperti parang, sabit, dan panah mereka turun ke jalan. Rusuh akhirnya pecah di Kompleks Perumnas III, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, Kota Jayapura.

Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan

Massa yang emosi berteriak-teriak mengancam warga. “Kita bakar rumah pendatang ini,” seru mereka kali-kali. Kendaraan yang ada di sekitar lokasi pun jadi sasaran, empat mobil, belasan motor dibakar hingga gosong tinggal rangka. Api juga disulut membakar lima ruko di sekitar lokasi penangkapan Mako Tabuni.

Massa juga menganiaya empat warga sipil dengan parang.  Salah satunya Indra Karangi, siswa kelas tiga yang baru lulus, yang saat itu sedang melintas di lokasi kejadian untuk mengambil ijazah di sekolahnya.

Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban

Namun, Kapolda Papua Irjen Bigman Lumban Tobing, membantah Indra tewas pada insiden itu. Ia meralat pernyataan sebelumnya, bahwa ada warga sipil yang tewas. “Saya tegaskan lagi, tidak ada warga yang tewas. Indra Karangi sebelumnya dikabarkan tewas, saya klarifikasi lagi itu salah,” kata dia dalam konferensi pers, Kamis petang.

Kapolda menjelaskan, Indra mengalami luka parah. “Ia memang diparang dan dibacok di leher dan pipi kiri serta tangan kiri hampir putus. Kondisinya saat ini kritis dan sedang dioperasi di Rumah Sakit Dian Harapan Waena,” jelas dia.

Kapolda menambahkan, warga dianiaya di lokasi penembakan Mako Tabuni dan sekitar Expo Waena. “Sasaran amuk massa juga bukan hanya di tempat penangkapan Mako tapi juga di Waena Expo, ruas jalan utama menuju Bandara Sentani,” paparnya.

Dia juga membantah pihaknya serta merta mengeluarkan tembakan. Polisi sempat melakukan pendekatan kepada Mako Tabuni untuk menyerah. “Tapi Mako Tabuni tidak bersedia menyerah, ia malah melawan dan sempat terjadi duel, bahkan nyaris merampas senjata anggota. Ia kemudian ditembak di bagian kaki untuk melumpuhkan,” ujarnya.

Setelah ditembak, ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit terdekat yakni Dian Harapan, namun tepat pukul 10.00 WIT Mako Tabuni tewas. “Setengah jam setelah ditembak, Mako Tabuni tewas,”ucapnya.

Kapolda mengakui, kabar tewasnya Mako Tabuni  inilah yang memicu amuk massa. Amuk massa ini membuat warga takut dan meninggalkan kendaraannya untuk menyelamatkan diri ke dalam rumah. "Saat itulah massa melakukan pembakaran,” kata dia.

Polisi baru tiba di TKP setelah setengah jam aksi anarkis massa berlangsung. Setelah mengamankan lokasi, polisi merazia sebuah asrama mahasiswa di belakang kampus Universitas Cenderawasih, yang diduga menjadi markas KNPB.

Sejumlah barang bukti disita, antara lain, dokumen perjuangan tokoh merdeka, dokumen KNPB, senjata api laras panjang, panah, parang, pisau, bendera Bintang KNKB, bendera Australia, dan 1 buah pakaian Loreng TNI-AD pangkat Prada atas nama  Anton, Siswa Secata

Sementara, 100 orang yang diamankan di Rusunawa akan dibawa ke Mapolresta Jayapura  guna dimintai keterangan. Pantauan VIVAnews, warga yang ada di sekitar lokasi kejadian saat ini memilih mengungsi karena takut ada serangan balik dari massa KNPB.

Reaksi Jakarta

Kabar rusuh di Jakarta sampai ke para petinggi di Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Hukum Politik dan Keamanan, Djoko Suyanto, mengatakan, rusuh di Papua dilakukan kelompok yang protes atas penangkapan Mako Tabuni, tersangka penembakan.

Sebelumnya, kata Djoko, kepolisian telah menangkap tiga tersangka. Dari pengembangan dan keterangan saksi mengarah pada keterlibatan Mako Tabuni. "Nah tadi pagi dilakukan upaya penangkapan salah satu tersangka pelaku. Penangkapan itu hasil penyelidikan dari pelaku lain yang sudah ditangkap," kata Djoko saat memberikan keterangan pers di Istana Negara, Kamis 14 Juni 2012.

Dalam proses penangkapan itu terjadi perlawanan sehingga aparat melumpuhkan tersangka dengan timah panas. Mako Tambuni mencoba mencabut senjata yang dibawanya. "Satu revolver dengan 18 peluru, dan akhirnya harus dilumpuhkan dan dibawa aparat," kata Djoko.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo menambahkan, aparat cepat menguasai kondisi rusuh menyusul penembakan itu. Kondisi, kini terkendali.  “Saya minta masyarakat tetap tenang. Jayapura khususnya, dan sekitarnya sudah dikuasai aparat Polda dibantu Kodam dan intelijen,” ujar Timur.

Timur mengungkapkan, penangkapan Mako Tabuni ini merupakan buntut rentetan penembakan yang terjadi mulai 29 Mei hingga 10 Juni yang lalu. Hasil penyelidikan polisi menemukan adanya kaitan Mako Tabuni dengan peristiwa itu. "Itu yang intensif kami lakukan sehingga hari ini kita dapatkan satu inisial MT," katanya.

Menurut Timur, aparat masih terus menyelidiki dan mengembangkan lebih lanjut siapa sebenarnya pelaku penembakan yang telah memakan korban anggota TNI, polisi, maupun warga sipil itu. Hingga saat ini, polisi telah menetapkan tiga tersangka terkait penembakan Papua.

Aksi penembakan itu dilakukan secara acak, tidak ditujukan pada kelompok tertentu.  Pada 10 Juni 2012, sekitar pukul 21.00 WIT, seorang tukang ojek asal Ngawi, Jawa Timur ditembak pelaku yang menyaru sebagai penumpangnya.

Sebelumnya, Rabu 6 Juni 2012, sekitar pukul 21.00 WIT, Arwan Kusdini, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Komando Daerah Militer (KODAM) XVII/Cenderawasih tewas ditembak saat pulang kerja. Ada juga seorang warga Jerman yang ditembus timah panas saat liburan di pantai. 

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencatat penembakan misterius yang terjadi pada tahun 2012 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.  Sudah ada 17 insiden.

Siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas penembakan itu belum dipastikan. Badan Intelijen Negara menunjuk Organisasi Papua Merdeka, meski polisi mengaku belum menemukan menemukan benang merahnya.

Merasa dituding, OPM pimpinan Lambert Pekikir yang bermarkas di Victoria, perbatasan Papua Nugini dan Indonesia, menyatakan tak bertanggung jawab. "Kami sama sekali tidak mengetahui akan aksi-aksi itu, bahkan kami juga bingung siapa pelakunya," ujar dia saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa 12 Juni.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya