Hasil Survei, Posisi Fauzi Bowo Belum Goyah?

Kerjasama KPK-Cagub dan Cawagub
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bersama Cikom LSI, mengeluarkan hasil survei terbaru mengenai kekuatan para pasangan calon gubernur DKI Jakarta menjelang hari pemilihan 11 Juli 2012 mendatang. Jika pilkada digelar hari ini, baik "satu putaran" atau "dua putaran", pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli akan terpilih kembali.

Meski belum menyentuh magic number atau sekitar 50 persen untuk menang satu putaran, tapi tidak adanya kenaikan dukungan yang signifikan kapada para lawannya sejak Maret 2012, membuat posisi Foke tetap aman.

Survei yang dilakukan sejak 22-27 Juni 2012, kepada 450 responden, memperkirakan peroleh suara Foke sekitar 43,7 persen, dengan margin of error survei 4,8 persen, dengan multi stage random sampling, di mana seluruh pemilih Jakarta dipilih secara acak. Selain itu, tidak adanya penurunan popularitas yang signifikan dari calon incumbent, membuat lima pasangan lain tidak dapat menyentuh angka perolehan Foke.

Dari hasil survei yang dilengkapi dengan penelitian kualitatif berupa depth interview , FGD dan analisis media. Pasangan Foke - Nara hanya butuh tambahan 7 %, untuk dapat menang satu putaran  (50 % +1). Sementara pemilih yang belum menentukan pilihan masih sekitar 29,7 %.

"Butuh tambahan 7 persen untuk pasangan ini menang satu putaran," kata Direktur Riset LSI, Arman Salam dalam jumpa pers, Minggu, 1 Juli 2012.

Sementara, pasangan lain belum mampu mengimbangi Foke - Nara. Urutan kedua ditempati pasangan Jokowi - Basuki, dengan dukungan hanya sekitar 14.4 %. Sementara empat pasangan lain hanya memperoleh dukungan di bawah 10 %, bahkan ada yang di bawah 5 %.

Dari segala segmen pemilih, pasangan Foke - Nara menang merata dari berbagai segmen dan teritori. Bahkan bila disimulasikan secara head to head pada putaran kedua, pasangan Foke tetap unggul mutlak.

"Bila simulasikan, pasangan Fauzi Bowo selalu di atas 50 %. Sementara pasangan lawan (siapapun) masih di bawah 20 %," kata Arman.

Mengapa pasangan Foke unggul dibanding pasangan lain? Berdasarkan hasil kualitatif yang dilakukan ternyata keunggulan pasangan Foke - Nara bukan disebabkan karena pasangan ini kuat dan cemerlang di mata publik. Baik dari sisi personal maupun kinerja selama lima tahun.

Kemenangan Foke lebih disebabkan karena kompetitor yang dinilai publik kurang meyakinkan untuk memimpin dan mengatasi masalah-masalah yang ada di DKI Jakarta. Selain itu, kurang massifnya proses sosialisasi dan aneka program populer yang dilakukan dalam rangka menarik simpati dan dukungan publik belum maksimal dilakukan calon lain.

Ada tiga alasan mengapa pasangan lain sulit manandingi pasangan incumbent  ini. Pertama, sampai H-14 , calon gubernur lain hanya dikenal di bawah 70 % kecuali Jokowi 71.8 %. Bahkan ada pula yang dikenal pemilih di bawah 50 %. Pasangan Jokowi - Ahok dan Alex - Nono, memang dikenal luas di daerah masing-masing. Tetapi menjadi orang baru bagi pemilih Jakarta

Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman

Kedua, sampai H -14 hari, tingkat kesukaan terhadap calon lain relatif lebih kecil dibandingkan tingkat kesukaan publik terhadap incumbent.  Dibandingkan dengan semua calon, sampai hari kampanye, Fauzi Bowo tetap paling disukai. Pemilih yang menyukai Fauzi Bowo 81.2 %  dari yang mengenalnya terjadi peningkatan kesukaan yang cukup besar selama dua bulan terakhir. 

Sementara itu, terjadi penurunan terhadap tingkat kesukaan kompetitor terdekat Jokowi dari 75 % dari yang mengenalnya menjadi 66.6 %. Ini menjadi salah satu faktor turunnya dukungan terhadap kompetitor terdekat  (Jokowi), stagnasi tingkat kesukaan bagi Hidayat dan Alex di angka 66.8 % dan 50.5 %,  sementara calon Hendardji dan Faisal mengalami peningkatan kesukaan sekitar 10 %  di angka 56.2 % dan 60.2 % dari yang mengenalnya.

Ketiga, terjadinya sentimen negatif publik pada kompetitor terdekat Foke. Pasangan Jokowi-Basuki dinilai publik kurang representatif  dari mayoritas demografi penduduk DKI Jakarta. Misalnya segmen agama mayoritas Islam agak resisten terhadap pemimpin yang non-islam.

Resistensi itu relatif besar di angka 73.4 %  yang tidak bersedia dipimpin oleh Gubernur dan Wakil Gubernur yang non-Islam. Selain itu, isu domisili juga cukup signifikan. Sebanyak  43.2 % publik DKI Jakarta menolak Gubernur dan Wakil Gubernur yang berdomisili di luar DKI Jakarta.

"Pilkada tinggal 10 hari lagi. Jika tak ada blunder dari pihak Foke-Nara, dan tak ada langkah yang ampuh dan meyakinkan dari kompetitornya, pasangan Foke-Nara berpeluang besar menang baik satu maupun dua  putaran," kata Arman.

Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah

Dari survei yang dilakukan sebelumnya, pasangan Foke-Nara juga diketahui mendapat dukungan paling banyak. Seperti survei yang dilakukan Lembaga Survei Indo Barometer sejak 15 - 20 Mei 2012, dengan menggunakan sistem multi random sampling, dengan jumlah responden 440, dan tingkat margin error sebesar 4,8 persen.

Pasangan Foke-Nara unggul di seluruh kategori pekerjaan/profesi, kecuali PNS non guru yang lebih banyak memilih Joko-Basuki. Kedua pasangan ini bersaing di berbagai lini profesi. Mulai dari PNS, guru, buruh, ibu rumah tangga, sampai pedagang.

Dalam survei itu diketahui Fauzi Bowo memperoleh elektabilitas 39,5 persen, diikuti Joko Widodo 13,6 persen, Alex Noerdin 3,6 persen, Hidayat Nur Wahid 3,0 persen.

Sementara survei awal yang dirilis Pusat Kajian Ilmu Politik (Puskapol) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia mengungkapkan 53,3 persen dari 742 responden menyatakan kinerja Fauzi Bowo berada pada tataran 'biasa saja'. Sebanyak 37 persen yang menyatakan 'tidak puas' dengan kinerja Gubernur DKI Jakarta saat survei digelar Minggu, 22 April 2012.

The Cyrus Network yang menggelar survei pada 8-16 April 2012 terhadap 1.000 responden, dengan metode yang digunakan multistage random sampling memperoleh hasil bahwa hanya dua pasangan ini yang memperoleh dukungan signifikan, yakni dengan angka dua digit. Foke-Nara masih unggul 42,2% dan Jokowi-Ahok 31,8%.


Masih Sebar Janji

Terlepas dari hasil survei, seluruh pasangan calon gubernur masih fokus kampanye untuk mencari dukungan masyarakat Jakarta. Mereka mengklaim paling mampu mengatasi permasalahan yang ada. Setiap calon juga kerap saling serang. Baik secara argumen maupun melalui program kerja dan visi misi mereka.

Dalam kampanye akbar yang digelar pasangan Jokowi-Ahok di Pakir Timur Senayan, Jakarta, Minggu, 1 Juli 2012, sindiran terhadap kinerja cagub incumbent, Fauzi Bowo, disampaikan pasangan ini kepada ribuan simpatisannya.

Jokowi selalu mempertanyakan penggunaan Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) DKI Jakarta yang mencapai Rp140 triliun dan tidak jelas kemana mengalirnya. Pasangan dengan slogan Jakarta Baru itu juga mengkritisi pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) yang sebenarnya tidak didanai APBD dan bus Transjakarta yang sudah dibangun sejak masa pimpinan Sutiyoso.

Kampanye terbuka calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3 ini dengan tema 'Karnaval Kotak-kotak', digelar sejak pagi dengan kegiatan fun bike dan aerobik gratis.

Sejumlah booth menampilkan deretan program kerja dari Jokowi-Ahok. Seperti pendidikan gratis, kesehatan gratis, dan birokrasi yang tidak menyusahkan terpasang di bagian depan.

Kader dan simpatisan Partai Gerindra dan PDIP yang merupakan dua partai utama pengusung Jokowi-Ahok, juga menghadiri karnaval tersebut. Mereka tampak berbondong menuju GOR Senayan dengan mengenakan kemeja kotak-kotak merah-biru.

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang hadir dalam kampaye itu ikut mengajak warga Jakarta memilih Jokowi. "Kita butuh perubahan. Saya memberi dukungan kepada Jokowi dan Basuki (Ahok) karena yakin mereka tidak akan menipu rakyat Indonesia," kata Prabowo.

Prabowo mengingatkan pentingnya Pemilukada DKI ini. Jakarta adalah barometer Indonesia. Ia meminta semua pihak untuk menghindari politik uang dalam Pemilukada DKI ini.

Selain pasangan Joko Widodo - Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, pasangan calon gubernur Hidayat Nur Wahid - Didik J. Rachbini juga menggelar kampanye akbarnya di kawasan GOR Soematri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan.

Dalam orasi politiknya, Hidayat memastikan bahwa Jakarta harus dipimpin dengan orang yang berpengalaman, tetapi harus pengalaman yang sukses.

"Bereskan korupsi, ingin bereskan Jakarta dengan pemimpin yang berpengalaman, Hidayat dan Didik punya pengalaman," kata Hidayat.

Hidayat juga memastikan bahwa pemimpin Jakarta harus merakyat, yang menyapa rakyatnya dengan keramahan dan bukan kemarahan. Koreksi dan perubahan perlu dilakukan untuk membereskan permasalahan Jakarta.

"Warga Jakarta jangan dimarahi, pemimpin Jakarta yang harus merakyat. Coblos batiknya, coblos batiknya, sebelas Juli, coblos batiknya, sebelas Juli," katanya.

Pada hari sebelumnya, Sabtu, 30 Juni 2012, pasangan Foke-Nara yang menggelar kampanye terbuka. Ada 50 ribu pendukung hadir. Mereka berasal dari 14 partai pendukung dan berbagai ormas  dan LSM.

Ketua Umum dan Sekjen Partai Demokrat, Anas Urbanigrum dan Edhi Baskoro Yudhoyono bersama dengan pengurus Partai Demokrat hadir dalam kampanye Foke-Nara.

Beberapa artis dan grup band ibukota juga ikut menghibur massa pendukung. Mulai dari penyanyi dangdut Cici Paramida, grup band D'Massiv, grup band Wali, dan Rhoma Irama serta Soneta band.

Dalam orasinya, Fauzi Bowo menilai program yang diusung kandidat lain sudah tidak cocok untuk Jakarta. Kesehatan dan sekolah gratis misalnya, menurut Foke ini sudah diterapkan pada masa kepemimpinannya pada periode 2007-2012.

"Mereka baru mau janjiin, kalau kite sudah membuktikan," kata Fauzi di Jakarta, Sabtu 30 Juni 2012.

Foke juga menyentil program Jakarta bebas banjir. "Janjiin mau ngusir banjir, kantornye aja kebanjiran, berobat gratis kartunya doang, obatnya enggak," katanya.

Foke mengatakan program yang diusungnya sangat realistis dan terbukti bisa dinikmati warga Jakarta. Senada dengan Foke, Anas Urbaningrum saat menjdi jurkam juga menyampaikan bahwa Jakarta tidak bisa disamakan dengan klub sepakbola yang bebas melakukan transfer pemain. Persija, kata dia, bisa mentransfer pemain dari Sriwijaya FC.

"Untuk pemimpin Jakarta pilihlah yang terbaik dan asli dari Jakarta, apalagi yang sudah berpengalaman memimpin Jakarta," katanya.

Sementara pasangan Hendardji Soepandji dan Ahmad Riza Patria menggelar kampanye terbuka di lapangan parkir Pacuan Kuda Pulo Mas, Jakarta Timur, Sabtu, 30 Juni 2012.

Dalam orasinya Hendardji menyerukan kepada warga Jakarta bahwa hakekat pilkada adalah pergantian kepemimpinan.

Berdarkan data yang dikumpulkan, selama lima tahun terakhir pengangguran tidak turun dari angka 580 ribu, bahkan cenderung bertambah.

Purnawirawan Jenderal TNI bintang dua ini juga bertekad, jika terpilih nanti akan melakukan program peremajaan Jakarta pada semua sektor. Sebagaimana slogan dalam kampanyenya 'Jakarta Jangan Berkumis' (berantakan, kumuh, miskin).

"Saya akan melakukan peremajaan kota meningkatkan kualitas hidup agar 'Jakarta Tidak Berkumis'," ujarnya didampingi pasangannya, A Riza Patria.

Hadir juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault dan mantan Manager Persija Jakarta, IGK Manila. Keduanya hadir sebagai juru kampanye Hendardji-Ahmad Riza Patria.

Sementara pasangan Alex Noerdin - Nono Sampono  dan Faisal Basri - Biem Benjamin, baru akan menggelar kampanye akbar mereka pada akhir pekan depan.

Alex - Nono selalu mengedepankan pengobatan gratis dalam kampanyenya. Alex bahkan mengklaim jika program pengobatan gratis sudah dilakukan sejak dua bulan lalu di lima wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu.

Menurutnya, pengobatan gratis yang dilakukan saat ini adalah pembuktian yang tidak dapat dibantah. Karena hingga hari ini belum ada yang gratis untuk warga Jakarta.

Sementara pasangan Faisal Basri dan Biem Benjamin juga masih mendekati warga dengan melakukan dialog tidak resmi di pinggir jalan. Faisal bahkan memilih mobil odong-odong hias agar mudah menyapa warga yang ada di jalan. Sementara Faisal bercengkrama dengan warga, para tim suksesnya membagikan stiker pasangan calon nomor urut lima ini. (eh)

Jokowi Launches Permanent Housing After Disaster in Central Sulawesi
Pemain Chelsea rayakan gol Raheem Sterling

Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans

Pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino coba memproteksi Raheem Sterling. Pemain asal Inggris itu menjadi sasaran ejekan suporter saat tampil di Piala FA lawan Leicester.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024