BPOM Belum Periksa Skandal Obat Glaxo

Markas GlaxoSmithKline (GSK) di London
Sumber :
  • Reuters/ Toby Melville

VIVAnews - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum memeriksa apakah GlaxoSmithKline Plc (GSK) melakukan kecurangan dalam mengedarkan obat-obatnya di Indonesia, sebagaimana dilakukan di Amerika Serikat. Padahal, obat produksi perusahaan farmasi raksasa asal Inggris ini banyak beredar di tanah air.

"Saya belum mempelajarinya," kata Direktur Standarisasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen BPOM, Hary Wahyu, di kantornya, Jakarta, Kamis 5 Juli 2012.

Sebelumnya, GSK mengaku bersalah atas tuduhan tindak kriminal yang ditimpakan oleh pemerintah AS. Skandal ini disebut sebagai penipuan kesehatan terbesar sepanjang sejarah negeri Paman Sam itu.

GSK dinyatakan telah memasarkan obat antidepresi Paxil pada pasien di bawah usia 18 tahun. Padahal obat ini hanya dibolehkan untuk orang dewasa. GSK juga memasarkan obat Wellbutrin untuk tujuan yang tidak disetujui otoritas kesehatan, termasuk untuk menurunkan berat badan dan terapi disfungsi seksual. Denda US$3 miliar--yang masih perlu persetujuan pengadilan--harus dibayar oleh GKS untuk menyudahi tuduhan itu.

Menurut Hary, BPOM pasti akan melakukan pemeriksaan jika ada informasi yang menyebut adanya dugaan pelanggaran tersebut. Unit di BPOM,  akan bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. "Jadi mungkin ditangani oleh unit yang bekerja di postmarket ini," tutur dia.

Yang jelas, BPOM selalu memastikan obat dan makanan yang beredar di masyarakat aman untuk dikonsumsi. Perlindungan masyarakat merupakan hal utama bagi BPOM. Sehingga, jika ditemukan pelanggaran, BPOM tak segan menjatuhkan sanksi kepada produsen yang tidak taat aturan. "Nanti misalnya arahnya ke projusticia, kita bisa mengajukan kalau memang kasusnya berat," katanya.

Sebelumnya, Government Affair Director GSK Indonesia Prelia H Munandar, saat dikonfirmasi VIVAnews, belum bisa memberikan keterangannya. Dia mengatakan akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan perusahaan pusat sebelum memberi penjelasan untuk kliennya di Indonesia.

"Kami harus menyamakan jawaban secara global," kata dia. Dia menambahkan, GSK Indonesia untuk sementara juga belum bisa memberikan data-data obat produksinya yang beredar di Indonesia. (umi)

SYL Marah Jika Anak Buahnya Telat Bayar Setoran: Kamu Kurang Loyal!
VIVA Militer: Kendaraan lapis baja militer Israel

Brasil Tunda Kirim Kendaraan Lapis Baja ke Israel Senilai Rp 2,3 Triliun, Ini Alasannya

Menteri Pertahanan Brasil, Jose Mucio Monteiro menunda penandatanganan kontrak dengan perusahaan Israel Elbit Systems untuk 36 kendaraan lapis baja dengan howitzer 155 mm

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024