- REUTERS/Alex Domanski
VIVAnews - Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) memangkas suku bunga acuannya 25 basis poin, sehingga menjadi 0,75 persen dari sebelumnya 1 persen pada Kamis, 5 Juli, 2012.
Pemotongan suku bunga hingga mencapai level terendah dalam sejarah ini diharapkan dapat membuka arus kredit yang terhalang dan mencegah kerusakan lebih lanjut akibat krisis ynag sedang melandazona euro.
Ekonom dan politisi menyambut baik pemotongan ini yang telah banyak telah diperkirakan sebelumnya. Hal tersebut juga meningkatkan spekulasi ECB akan melakukan pembelian besar-besaran obligasi perbankan di Spanyol dan Italia sebagai upaya injeksi modal. Selain itu, ECB juga diperkirakan akan melakukan quantitative easing (pelonggaran moneter) seperti yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat. "Pemotongan suku bunga oleh ECB ini memungkinkan bagi langkah quantitative easing," ujar analis Nomura, Jens Sondergaard.
Pelonggaran itu dilakukan sesaat setelah China dan Inggris melakukan kebijakan serupa. Selain memotong tingkat bunga acuan, ECB juga menurunkan suku bunga deposito dari 0,25 persen menjadi 0 persen.
Selain itu, injeksi modal oleh ECB ke perbankan dalam pembelian obligasi ke perbankan diperkirakan bisa membantu mengendalikan biaya pinjaman di Spanyol dan Italia dan mencegah negara-negara Eropa menjadi bangkrut. Namun, injeksi itu akan mengancam kemarahan masyarakat Jerman dan mengancam kesatuan dari zona euro.
Banyak orang Jerman takut mereka akan ikut menanggung sebagian besar dari beban jika ECB menderita kerugian akibat program rekapitalisasi perbankan di Spayol dan Italia tersebut dan perlu meminta lebih banyak modal dari negara zona euro.
Tekanan agar ECB menginjeksi modal perbankan juga dilakukan oleh IMF. Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mendesak perbankan untuk melanjutkan penjualan obligasi tersebut.
Apa Dampaknya?
Keputusan penurunan suku bunga ini disambut pasar bursa. Pada pra opening bursa Amerika, Indeks Standar & Poor naik 0,2 persen atau 3,7 poin di level 1371,70. Indeks Dow Jones naik 0,23 persen atau 30 poin di level 12897, Nasdaq Composite Index naik 0,12 persen atau level 3,25 poin di level 2644,75.
Bagaimana dampaknya ke Indonesia? Kepala Ekonom Standard Chartered, Fauzi Ichsan, menilai penurunan suku bunga acuan dari Bank Sentral Eropa ini akan meningkatkan likuiditas pasar antar bank.
Sebelumnya, beberapa hal juga telah membuat pasr modal bullish, antara lain, pertemuan Uni Eropa yang menghasilkan paket kebijakan penyelamatan perbankan Spanyol secara langsung, tanpa melalui pemerintah Spanyol. Selain itu, sentimen negatif terkait penyelesaian krisis Yunani juga mulai mereda.
"Sekarang Bank Sentral Eropa menurunkan suku bunga membuat pasar antar bank lebih likuid, berdampak ke sentimen positif saja untuk kita," ujarnya ketika dihubungi VIVAnews, Kamis, 5 Juli 2012.
Keputusan ini akan memberikan sentimen positif bagi pasar saham di Indonesia. Hal itu juga akan mendorong efek penguatan rupiah.
Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan dampak penurunan suku bunga bank Eropa itu akan mendorong kegiatan ekonomi di Eropa. Namun, secara jangka pendek, hal itu tak berpengaruh kepada negara lain. "Itu tak terlalu banyak efeknya, tapi lebih kepada ekonomi di dalam negeri," ujarnya di DPR, Kamis, 5 Juli 2012.
Darmin mengatakan penurunan suku bunga acuan itu akan mendongkrak pertumbuhan kredit dan perekonomian Eropa. Dibandingkan dengan Indonesia, pasar surat utang negara di Eropa kini lebih bergejolak dibanding Indonesia.
Profil Rio Reifan, Artis Sinetron yang Hobi Keluar Masuk Penjara Gegara Narkoba
Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat berhasil ringkus artis Rio Reifan atas kasus narkoba. Dia ditangkap di rumahnya Jumat 26 April 2024 malam.
