Olimpiade

Skandal Bulutangkis, Mengapa Bisa Terjadi?

Pasangan ganda putri Indonesia, Gresia Polii (kiri) dan Meliyana Jauhari
Sumber :
  • REUTERS/Bazuki Muhammad

VIVAnews - Bulutangkis Olimpiade 2012 diguncang skandal. Empat pasangan ganda putri harus diskualifikasi karena dinilai Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mencederai fair play dengan tidak bermain serius untuk meraih kemenangan di babak akhir fase Grup. Soal diskualifikasi itu jadi kontroversi dan ramai diberitakan media massa dunia. Kamis 2 Agustus 2012, salah seorang pemain China yang terkena diskualifikasi itu langsung gantung raket alias pensiun dini. (

Lalu Lintas Bundaran HI Padat di Malam Takbiran, Banyak Pemotor Tak Pakai Helm

Yang mengejutkan sekaligus disayangkan adalah bahwa satu dari empat pasangan tersebut wakil Indonesia Meiliana Jauhari/Greysia Polii. Saat berlaga melawan wakil Korea Selatan, Ha Jung Eun/Kim Min Jung, di laga pamungkas Grup C, kedua kubu justru sama-sama mencoba mengalah demi menghindar dari unggulan utama Wang Xiaoli/Yu Yang dari China. (

Sementara Wang Xiaoli/Yu Yang rupanya punya 'agenda' sendiri di Grup A. Turun menghadapi wakil Korsel lainnya, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na di partai terakhir, mereka memilih mengalah demi ambisi mewujudkan All Chinese Final.

Kecurigaan terhadap empat pasangan itu bermula dari banyaknya kesalahan sepela yang terjadi selama pertandingan. Beberapa di antaranya adalah servis menyangkut di jaring berulang kali . Kerap kali pula servis jauh keluar lapangan.

Usai didepak, posisi delapan pebulutangkis itu lalu digantikan oleh Valeria Sorokina/Nina Vislova (Rusia) sebagai juara grup A, ditemani Alexandra Bruce/Michelle Li (Kanada) sebagai runner-up. Dan Leanne Choo/Renuga Veeran (Australia) menjadi juara Grup C serta Michelle Edwards/Annari Viljoen (Afrika Selatan) sebagai runner-up.

China Paling Disorot

China menjadi pihak yang paling disorot dalam skandal bulutangkis Olimpiade 2012 ini. Pasalnya dugaan manipulasi hasil sudah sering kali mereka lakukan di sejumlah turnamen besar sebelumnya.

"China mengontrol semuanya," kata pebulutangkis Bulgaria, Nadya Nedelcheva seperti dilansir guardian.co.uk. "Saya tidak tahu siapa yang sengaja dalam pertandingan ini, namun itu perbuatan China lagi. Tahun lalu mereka melakukannya beberapa kali, mereka tidak bertemu satu sama lain dalam 20 laga. Mereka melakukan apa yang mereka mau."

Desember lalu, majalah online Badzine sempat melaporkan bahwa dari 99 laga yang diikuti Cina pada turnamen besar selama 2011 lalu, 20 di antaranya berakhir dengan WO atau menyerah.

Pelatih Korea Selatan, Sung Han Kook juga ikut menyalahkan China. Menurutnya, ganda putri timnya tidak akan ikut-ikutan. "Kalau mereka bermain dengan benar, ini tidak akan terjadi," katanya.

"Akar permasalahan ini dimulai dari tim China. Mereka itu bermain di Olimpiade, jadi seharusnya jalani pertandingan dengan sungguh-sungguh, tapi ini tidak. Ya, ini pokoknya diawali dari tim China," beber Sung Han Kook.

Format Baru Turnamen Jadi Akar Masalah

Diskualifikasi terhadap empat pasangan ganda putri di Olimpiade 2012 tak bisa dipungkiri punya kaitan erat dengan format turnamen baru yang diusulkan BWF. Pada pagelaran di London ini, mulai diperkenalkan sistem setengah kompetisi, padahal sebelumnya menggunakan sistem gugur.

Tunggal putra China, Lin Dan yang berusaha membela rekan senegaranya menyatakan bahwa kesalahan sebenarnya terletak di pundak BWF. Mereka dinilai membuka celah manipulasi dengan mengubah format turnamen.

"Sudah jelas apa yang terjadi. Karena sudah banyak pemain yang menunjukkan bagaimana aturan tersebut bisa diakali. Jadi saya tidak benar-benar menyalahkan pemain atas apa yang terjadi. Mereka hanya memainkan sistem yang berlaku," tegas Lin Dan.

"Ini adalah format kompetisi yang salah. Pihak BWF sudah diperingatkan. Tapi mereka tetap memutuskan untuk memperkenalkan format seperti ini ketimbang format lain di Olimpiade," lanjutnya.

Pandangan serupa diutarakan pihak Indonesia. Ketua Umum PB PBSI, Djoko Santoso yang telah mencabut banding atas diskualifikasi Meiliana Jauhari/Greysia Polii menguslukan agar BWF segera mengganti format turnamen yang tengah diberlakukan."Kami akan mereview ke dalam serta melakukan langkah-langkah strategis serta mengusulkan ke BWF untuk mengubah sistem pertandingan yang ada,” kata Djoko.

Indonesia dan China Beda Sikap

Chef de Mission Kontingen Olimpiade Indonesia, Erick Thohir menegaskan bahwa ganda putri Indonesia sebenarnya tetap tampil serius tanpa ada instruksi untuk mengalah. Dia juga meminta agar masyarakat Indonesia tetap mendukung penuh perjuangan atlet-atlet Indonesia di Olimpiade.

"Kita justru jangan menghakimi atlet-atlet kita sendiri. Mari kita berikan dukungan moral yang kuat bagi atlet-atlet yang sudah berjuang untuk bangsa," tegasnya.

Greysia Polii yang menjadi pesakitan atas keputusan diskualifikasi dari BWF dan IOC meluapkan isi hatinya melalui akun jejaring sosial, twitter miliknya.

Posko Mudik Perempuan Bisa Cek Kehamilan, Tekanan Darah Hingga Sedia Kondom! Catat Titiknya

"Tidak peduli apa yang telah terjadi. Kami telah melakukan segala yang kami bisa. Kami tidak pernah ingin menjadi pecundang. Kami ingin selalu meraih kemenangan dari setiap pertandingan yang kami jalani," tulis Greysia di akun @GreysPolii.

Pebulutangkis kelahiran Jakarta itu pun meminta maaf kepada publik tanah air yang merasa kecewa atas terjadinya insiden ini. "Kami sangat menyesal dan meminta maaf kepada kalian semua. (Masalah) Ini sangat sulit bagi saya dan rekan saya. Tapi kami harus berjiwa besar," lanjutnya.

Berbeda dengan Indonesia yang mendapat perlindungan serta dukungan dari komite dan delegasi Olimpiade, kubu China justru dihujat habis-habisan. "Sikap Yu Yang dan Wang Xiaoling di lapangan merusak semangat fair play yang dibangun Olimpiade. Delegasi China amat tertekan dengan masalah ini," begitu pernyataan yang dikeluarkan delegasi China usai insiden tersebut.

Pelatih Li Yongbo langsung meminta maaf kepada masyarakat China dan mengakui kalau segala yang terjadi merupakan tanggung jawabnya. Tak lama berselang giliran Wang Yu yang bicara. Dan tidak disangka, pemain berperingkat lima dunia pada nomor ganda putri itu memilih gantung raket.

"Ini adalah pertandingan terakhir saya. Selamat tinggal badmintonku yang tercinta," tulis Yu dalam akunnya di situs mikroblogging, Weibo.

"Kami mengalami cedera dan hanya mengambil keuntungan dari peraturan pertandingan. Ini pertama kali sistem setengah kompetisi di terapkan dalam Olimpiade. Tahukah mereka perubahan sistem ini malah mengorbankan para atlet?" lanjutnya kesal.

Jadi Andalan, Bulutangkis Tanpa Emas

Setelah mencuatnya skandal bulutangkis Olimpiade yang melibatkan Meiliana Jauhari/ Greysia Polii, publik tanah air kembali menerima kabar buruk. Bulutangkis yang menjadi andalan untuk mendulang emas malah dipastikan gagal mencapai terget usai tersingkirnya wakil terakhir Merah-Putih di nomor ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Sempat unggul di set pertama pada laga semifinal di Wembley Arena, Tontowi/Liliyana harus menyerah dari tangan ganda campuran China, Xu Chen/Ma Jin lewat pertandingan rubber set 23-21, 18-21, 13-21. Mereka kini hanya berpeluang meraih perunggu jika diperebutan tempat ketingga mampu mengatasi pasangan Denmark, Joachim Fischer/ Christinna Pedersen.

Di cabang bulutangkis, Indonesia diketahui menurunkan sembilan atlet. Dua di ganda putra yakni Taufik Hidayat dan Simon Santoso, satu tunggal putri yaitu Adriyanti Firdasari, ketiganya tumbang di babak 16 besar.

Harapan dari pasangan ganda putra juga kandas di perempatfinal. Bona Septano/ Mohamad Ahsan tunduk dari ganda terbaik dunia asal Korea Selatan (Korsel), Chung Jae-sung/Lee Yong-dae. Mereka menyerah dua set langsung 12-21, 16-21 dalam waktu 44 menit.

Ilustrasi warga Muslim Amerika sholat di depan Gedung Putih

Umat Islam di Amerika Serikat Bakal Rayakan Idul Fitri Rabu 10 April 2024

Umat Islam di Amerika Serikat (AS) juga telah menetapkan Hari raya Idul Fitri tanggal 1 syawal 1445 H jatuh pada hari rabu besok 10 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024