- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Markas Besar Polri menyatakan kelompok teroris Solo bermaksud merampok di salah satu pedagang emas di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah, sebelum melaksanakan teror. Niat itu urung dilakukan karena pemimpin kelompok itu, Farhan, sudah tak sabar untuk menjalankan aksi teror.
"Saudara Farhan lebih senang segera menyerang aparat kepolisian," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, di Jakarta, Rabu 5 September 2012.
Kelompok teroris tersebut dalam menjalankan aksinya memang kerap melakukan kejahatan-kejahatan yang lain. Salah satunya adalah dengan merampok. Begitu juga dengan kelompok Solo. "Mereka ingin mencari dan mendapatkan dana dengan cara merampok toko emas. Itu pernah dinyatakan (Bayu)," kata Boy.
Anggota dari kelompok baru itu tidak banyak. Mereka hanya terdiri dari beberapa orang saja. "Mereka hanya sekitar sepuluh orang."
Di Solo terjadi tiga aksi teror. Aksi pertama terjadi di Gemblegan, mereka menyerang pos polisi. Kemudian penembakan di Pos Polisi Singosaren yang menewaskan Bripka Dwi Data Subekti. Terakhir pada Jumat malam 31 Agustus 2012, terjadi baku tembak di Jalan Veteran, Solo, yang menewaskan dua terduga teroris dan satu anggota Brimob.
Dua terduga teroris yang tewas adalah Muchsin dan Farhan. Anggota Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Mabes Polri, Briptu Suherman, tewas dalam baku tembak itu. Terduga teroris Bayu dibekuk hidup-hidup.
Hasil pengembangan tiga kali teror di Solo, Mabes Polri pagi tadi mengepung sebuah rumah di Depok, Jawa Barat. Terduga teroris atas nama Firman dibekuk tanpa ada aksi baku tembak.
Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua
Semua guru dan murid yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyimak materi dari para narasumber.
