Wamenhan Ungkap Alasan Irak Pilih Senjata RI

Kandidat Cagub DKI, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin
Sumber :
  • Antara/ Benny S Butarbutar

VIVAnews - Negara-negara Timur Tengah dan Afrika mulai melirik senjata-senjata produksi Indonesia. Irak dan Uganda misalnya, sudah diundang ke Indonesia untuk melakukan observasi.

"Itu hebatnya, karena dunia melihat kita mempunyai background historis yang cukup memberi mereka empati," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam perbincangan dengan VIVAnews di gedung DPR.

Menurut Sjafrie, alasan mengapa Irak tertarik dengan senjata buatan Indonesia karena Indonesia dinilai banyak memberikan dukungan kepada Irak. Saat ini Irak sedang membangun angkatan bersenjatanya.

"Banyak peralatan-peralatan militer yang semula dipersiapkan, pada saat perang kondisinya sudah tidak lagi bagus karena sering dipakai," kata Jenderal Bintang Tiga TNI Angkatan Darat ini.

Dengan kondisi persenjataan yang tidak laik lagi, Irak pun melakukan revitalisasi peralatan. Untuk armada militernya, Irak tertarik pada peralatan yang ringan dan menengah.

"Apalagi kita mempunyai suatu acuan, contoh, yang dianggap sesuai. Sehingga perdana menteri memutuskan untuk mengirim pejabat tinggi militernya datang ke Indonesia. Saya undang saat hari ulang tahun TNI supaya kami minta observasi ke industri pertahanan, baik yang alutsista maupun nonalutsista," kata Sjafrie.

Sjafrie mengakui, harga senjata buatan Indonesia cukup bersaing dengan negara produsen lain. Dengan kualitas yang unggul dibanding negara-negara lain. "Itu terbukti pada pertandingan menembak militer Angkatan Darat Asia Pasifik, kita sudah beberapa kali menang," kata Sjafrie. (umi)

Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman
Pemain Chelsea rayakan gol Raheem Sterling

Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans

Pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino coba memproteksi Raheem Sterling. Pemain asal Inggris itu menjadi sasaran ejekan suporter saat tampil di Piala FA lawan Leicester.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024