Natal, Pengamanan Hingga Kontroversi Ucapan Selamat

Pengamanan Natal
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Puncak perayaan Natal berlangsung Senin malam, 24 Desember 2012. Ribuan umat Katolik merayakan misa Natal di Katedral, dan ribuan umat kristiani lainnya merayakan di berbagai gereja yang tersebar di Jakarta maupun daerah lain.

Mau Lebaran, Dua Kepala Sekolah Malah Jadi Tersangka Korupsi PPPK di Langkat

Menjelang puncak perayaan, berbagai persiapan mengamankan malam Natal telah dilakukan. Mabes Polri menggelar Operasi Lilin dengan menerjunkan 101.540 personel gabungan. Mereka terdiri dari Polri, TNI, instansi terkait dan elemen masyarakat.

Kepala Badan Pertahanan dan Keamanan Polri, Komisaris Jenderal Imam Sujarwo, menjelaskan personel gabungan disebar ke 14 Polda yang masuk wilayah prioritas satu. Seperti Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Papua, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, dan Kalimantan Tengah.

Sebanyak 1.887 pos pengamanan dan 750 pos pelayanan disiapkan. Selain tempat ibadah, pos-pos tersebut ditempatkan di pusat belanja, tempat wisata, dan jalur transportasi. "Pelaksanaan operasi lilin fokus pada mencegah peningkatan kemacetan, kriminalitas, kecelakaan lalu lintas serta ancaman terorisme," kata Imam Sujarwo.

Petugas penjinak bahan peledak disebar di gereja besar Ibukota Jakarta. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan pengamanan gereja besar ditingkatkan guna mengantisipasi adanya ancaman teror dari orang yang tidak bertanggungjawab dan mengganggu jalannya ibadah. Tapi, polisi tidak melibatkan sniper dalam operasi ini.

Dia menyebut saat ini ada 1.680 gereja di Jakarta. Jamaah yang akan masuk ke dalam gereja akan diperiksa secara acak di beberapa pintu masuk oleh personel Jihandak. Menurut dia, gereja kecil akan dijaga petugas polsek dan polres setempat. Rangkaian pengamanan dimulai dari 24 Desember hingga 27 Desember 2012.

Khusus untuk mengamankan perayaan Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, dikerahkan 300 personel untuk mengamankan Misa Natal malam hingga misa pagi. Menurut Koordinator Hubungan Masyarakat Gereja Katedral, Hardi Rusli, pengamanan di gereja itu dibagi dalam tiga bagian. Yang pertama di dalam gereja. Di sana ada 60 petugas.

Di sekitar tempat duduk, pengamanan dilakukan oleh 50 orang dari umat di paroki Katedral. "Terakhir, di luar kami pasrahkan kepada aparat keamanan," kata Hardi Rusli. Pengamanan luar, kata Hardi, dilakukan oleh 250 aparat keamanan gabungan Polsek Sawah Besar, Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, Densus 88, dan TNI.

Pengamanan efektif dilakukan mulai malam ini. Namun, sejak 21 Desember, sudah ada polisi berjaga di gereja. Akan ada screening metal detector yang dilakukan di tiga pintu, yaitu satu di pintu masuk dan dua di pintu keluar. Screening dilakukan terhadap jemaat yang membawa tas punggung dan tas jinjing besar.

Hardi mengaku tidak ada masalah pada Misa Natal tahun lalu. Semuanya aman terkendali. Pada Misa Natal tahun ini, Gereja Katedral menampung sekitar tiga ribu lebih jemaat. Bagian dalam gereja, 700-800 umat. Pihak gereja juga menyediakan tambahan sekitar 2.700 bangku yang tersebar di tiga lokasi, yaitu depan pintu masuk utama, depan ruang pastoral, dan di depan Gua Maria.

Cara Ruqyah Diri Sendiri Sesuai Syariat Islam, Agar Terbebas dari Gangguan Jin

Kontroversi ucapan Natal

Adalah pernyataan Ketua Majelis Ulama Indonesia bidang Fatwa, Ma'ruf Amin yang menyarankan kepada umat Islam agar tidak usah memberikan ucapan Natal kepada umat Nasrani. Larangan ini, menurut Ma'ruf Amin sesuai dengan fatwa MUI tahun 1981 sewaktu MUI dipimpin Buya Hamka. Isi fatwa, haram hukumnya mengikuti perayaan dan kegiatan Natal.

Pelaku Jambret Tinggalkan Mobil Patroli Polisi yang Dia Bawa Kabur di Pinggir Jalan Lalu Kabur

Tak disebutkan jelas apakah memberikan ucapan selamat merayakan Natal termasuk yang dilarang dalam fatwa tersebut. Namun, Ma'ruf Amin menegaskan, karena itu perdebatan, sebaiknnya tidak usah dilakukan.

Kontan, seruan MUI tersebut mendapat reaksi beragam. Banyak pihakĀ  mempertanyakan fatwa tersebut. Penolakan keras justru dari umat muslim, yang disampaikan melalui jejaring sosial hingga forum-forum resmi. Sebagian lagi mendukung seruan MUI tersebut.

Saat Tanah Air masih silang pendapat mengenai halal dan haram bagi umat muslim memberikan ucapan Natal, pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir, Mohamed Habib mengucapkan selamat Hari Natal kepada umat Kristiani. Ucapan tersebut disertai harapan agar Natal memberikan membawa kegembiraan dan kedamaian di muka bumi.

Sejumlah ulama Indonesia menilai ucapan selamat Natal tidak haram dilakukan umat Islam. Seperti disampaikan ulama Quraish Shihab, memberikan ucapan selamat Natal sudah diajarkan dalam Al Quran, seperti tertuang dalam surah Maryam ayat 34.

Menanggapi kontroversi tersebut, Ketua MUI Amidhan menjelaskan, fatwa larangan mengucapkan selamat Natal tersebut mengacu pada Ibnu Qayyim dan Ibnu Taimiyah. Pada pokoknya, kata dia, tidak perlu atau tidak boleh mengucapkan selamat Natal. "Nah alasan pada umumnya, tasabuh atau menyerupai, misalnya berpakaian seperti orang Nasrani atau pun ikut memperingati," Amidan menambahkan.

Meski demikian, dia melanjutkan, sejumlah ulama Indonesia ada yang berpendapat berbeda dengan MUI. Mereka yang berbeda pada umumnya adalah ulama kontemporer. "Mereka berdasarkan fatwa Yusuf Qardhawi. Dia ulama internasional, juga sering datang ke Indonesia," kata dia.

Amidan menjelaskan, menurut fatwa Qardhawi, boleh mengucapkan selamat Natal, tapi ada kondisional. Artinya, ucapan selamat Natal diperbolehkan dengan syarat tertentu, misalnya saat berada di kalangan yang kebanyakan umat Nasrani seperti di NTT, karena ada hubungan kekerabatan, atau memiliki hubungan pertemanan atau sosial. "Jadi, kalau di Indonesia yang menonjol atau yang menyetujui seperti Quraish Shihab. Yang lain juga banyak membolehkan saja," tutur Amidan.

Jadi, tambah dia, terserah Umat Muslim Indonesia menafsirkan. Mau ikut yang mana. "Kalau mengacu pada fatwa tahun 1981 kan tidak diubah-ubah. Artinya, saya tafsirkan tidak perlu," kata Amidan. Tak hanya mengucapkan selamat Natal, MUI mengatakan umat Muslim Indonesia tidak boleh menghadiri acara ritual Natal.

GKI Yasmin dijaga ketat

Terkait perayaan Natal dan ancaman gangguan intoleransi, Kepolisian Bogor melakukan sterilisasi gereja di wilayah Kota Bogor, terutama di Gereja Katedral. Kapolda Jawa Barat, Brigadir Tubagus Anis Angka Wijaya, menyebut saat ini jumlah gereja di Jawa Barat mencapai 570 gereja, sedangkan di Bogor 65 gereja.

Polisi juga menjaga ketat GKI Yasmin. Sebab hingga kini sengketa Gereja Yasmin belum juga tuntas. "Di sana akan dikerahkan ratusan anggota formal dan non formal," ucap dia.

Di Solo, Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton Solo (GBIS Kepunton) dijaga ketat arapat polisi dan TNI bersenjata lengkap. Pasukan Gegana dari Polri juga melakukan penyisiran di bangunan gereja yang pernah menjadi lokasi serangan bom bunuh diri pada September tahun lalu.

Personel TNI berpatroli keliling gereja mengenakan rompi anti peluru, helm dan senjata laras panjang. Pengamanan di gereja itu dimulai sejak hari Minggu kemarin.

Humas Polresta Surakarta, Ajun Komisaris Sisraniwati, mengungkapkan bahwa Gereja Kepunton merupakan salah satu gereja yang masuk dalam tingkat rawan 1. Di Solo ada 16 gereja yang masuk tingkat rawan 1. Sedangkan jumlah total gereja di Solo ada 142 bangunan. "Klasifikasi kerawanan dibagi dalam tiga tingkat: rawan 1, rawan 2 dan rawan 3," kata Sisraniwati. Petugas melakukan sterilisasi dengan menggunakan metal detector, mirror dan alat penjinak bom.

Tak hanya di Solo, pengamanan ketat juga dilakukan aparat polisi di Bandung, Jawa Barat. Satu Unit Penjinak Bom yang terdiri dari lima personel Satbrimob Polda Jawa Barat serta lima personel dari Polrestabes Bandung, menyisir 14 gereja besar di Kota Bandung, pengamanan dini menjelang natal.

Kepala Sub Bagian Humas Polda Jawa Barat, Komisaris Rosdiana, menjelaskan 14 gereja yang distrerilisasi merupakan gereja besar dengan kapasitas jemaat yang banyak di atas 1.000 jemaat.

"Berkaca kepada kejadian tahun 2000 dimana ada aksi teror bom di beberapa daerah, kami melakukan antisipasi dini agar tidak terjadi," katanya saat melakukan penyisiran di gereja HKBP, Jalan Martadinata.

Tak hanya di jalur darat, tetapi juga di laut. Khusus untuk pengamanan di laut atau perairan Bali, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya menjelaskan akan lebih menggencarkan patroli, menyiagakan dua kapal perang dan menyiagakan lebih dari 100 personel TNI AL.

Kapal perang yang disiagakan di antaranya KRI Untung Surapati dan KRI Ahmad Yani. TNI AL juga melakukan peningkatan pengamanan di sejumlah titik yang dianggap rawan seperti di Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Padangbai.

Ormas

Polda Metro Jaya mempersilakan ormas ikut mengamankan perayaan Natal. "Selama itikadnya baik kami apresiasi, hanya dalam pelaksanaannya dikendalikan oleh polres atau polsek, tidak dengan caranya sendiri," ucap Rikwanto.

Di Solo, GP Ansor mengerahkan anggota Banser untuk ikut mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru. Anggota Banser patroli di sejumlah gereja yang tersebar di Kota Solo.

Ketua GP Ansor Solo, Muhammad Ansor, menuturkan, antinya masing-masing pengurus anak cabang akan mengirim sebanyak 25 personel.

Anggota Banser ini akan melaksanakan tugas pengamanannya dengan melakukan patroli di masing-masing lingkup daerah kecamatan. Mereka akan berkeliling patroli di sejumlah gereja.

Muhammad Ansor mengatakan hingga saat ini belum ada pihak gereja yang meminta bantuan untuk pengamanan. "Kalau ada permintaan dari pihak gereja, kita siap. Tahun kemarin kami diminta untuk membantu pengamanan di Gereja Kepunton yang pernah terkena teror bom bunuh diri," kata dia.

Meski begitu, pengamanan akan tetap dilakukan hingga pergantian Tahun Baru. "Kita siap membantu pengamanan sampai tahu depan," ujar dia. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya