- Puspita Dewi | Semarang
VIVAnews - Pembubaran Sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dianggap merepotkan Kementerian Pendidikan dan ikut membuat pelajar yang bersekolah di RSBI Jawa Tengah resah.
Erlangga (17) siswa SMA Negeri 1 Semarang mengaku kecewa dan sedih dengan pembatalan RSBI. Padahal RSBI maju dengan dukungan dana serta infrastruktur pendidikan yang besar.
"Bagaimana lagi. Sedih juga karena saya bersekolah di RSBI," kata Erlangga di Semarang 9 Januari 2013.
Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Semarang, Bambang Nianto Mulyo sudah memperkirakan hal itu. Pembubaran RSBI tentu akan membuat siswa resah. Citra RSBI sebagai sekolah unggulan secara tidak langsung membuat bangga siswa.
"Kebanggaan itu berdampak positif pada psikologis siswa untuk bersemangat dalam belajar dan berprestasi," kata Bambang.
Karena itu,SMK 3 Semarang meminta kepada guru untuk memberikan penjelasan kepada seluruh siswa perihal keputusan MK atas pembubaran RSBI .
Dia khawatir, jika siswa kemudian menginterpretasikan keputusan pembatalan RSBI itu secara kurang pas dan berdampak pada penurunan semangat belajar dan kebanggaannya bersekolah di RSBI yang justru merugikan.
"Setidaknya, jangan sampai timbul keresahan di kalangan siswa atas pembatalan RSBI. Prestasi harus dipertahankan, bahkan terus ditingkatkan. Meski label RSBI dihapus, sekolah ini tetap unggulan," katanya.
Dampak yang lain dari pembubaran RSBI ini adalah pengalihan anggaran di APBD Jateng 2013 yang sudah terlanjur dianggarkan untuk RSBI se-Jateng.
Kepala Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, Nurhadi Amiyanto, mengaku bingung. Dirinya akan menunggu kebijakan dari Kementerian Pendidikan Nasional.
"Karena RSBI ditetapkan oleh SK Menteri, maka kami selaku pelaksana masih menunggu petunjuk teknisnya seperti apa. Kami tidak berani melangkah mendahului kementrian," kata Nurhadi Amiyanto.
Disinggung bahwa anggaran untuk RSBI di Jawa Tengah merupakan rancangan dari Kementrian Pendidikan di Jawa Tengah sendiri, Nurhadi tetap bersikukuh bahwa semua akan menunggu keputusan menteri. (eh)