AS Tunda Uji Coba Rudal, Hindari Perang dengan Korut?

korea utara uji kemampuan perang
Sumber :
  • REUTERS/KCNA
VIVAnews -
Cekcok Hebat dan Bergumul di Kamar, Suami Sadis Ini Tega Bunuh Istri Pakai Obeng
Amerika Serikat tidak terpancing dengan berbagai provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara, walaupun negara yang dipimpin oleh anak muda bernama Kim Jong-Un tersebut telah mengeluarkan ancaman serius dan menyatakan perang terbuka.

9 Menu Buka Puasa Unik dari Berbagai Negara, Bikin Ngiler dan Penasaran!

Dilansir
KPK: Sahroni Sudah Kembalikan Aliran Dana Rp 40 Juta dari SYL yang Mengalir ke Nasdem
CNN , Minggu 7 April 2013, pejabat Pentagon menyatakan pemerintah AS telah memutuskan untuk menunda uji coba rudal balistik antar benua bernama The Minuteman 3 yang rencananya berlangsung pekan ini.

Kementerian Pertahanan AS beralasan penundaan uji coba rudal ini untuk menghindari kesalahan persepsi oleh Korea Utara di tengah meningkatnya ketegangan Korut dengan AS dan Korea Selatan. "Alasannya adalah bijaksana," kata Pejabat Pentagon tersebut.


Walaupun uji coba rudal yang dijadwalkan pada Selasa 9 April 2013 mendatang dari pangkalan udara Vandenberg, California dan tidak ada hubungan dengan Korea Utara, AS tetap memutuskan untuk menundanya. AS lebih memilih untuk menghindari "perang urat syaraf" dengan Korea Utara.


Hal berbeda ditunjukkan oleh Korea Utara yang terus menunjukkan sikap permusuhan dan ancaman yang dramatis dari hari ke hari. Setelah menyatakan perang terbuka pada Maret lalu, kini Korut mengeluarkan pernyataan baru. Pemerintah Korea Utara tidak menjamin keselamatan diplomat asing di negaranya.


Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Kementerian Luar Negeri Korut seperti dilansir oleh kantor berita China, Xinhua. Pemerintah Korut meminta seluruh kedutaan besar asing yang ada di Korut untuk segera keluar dari negara komunis tersebut.


"Pertanyaannya saat ini bukan apabila terjadi perang, tetapi kapan perang itu akan terjadi di semenanjung Korea akibat peningkatan ancaman dari Amerika Serikat," ujar Kemlu Korut di Xinhua seperti dikutip
Reuters
.


Pemerintahan Kim Jong-un menambahkan, apabila pihak kedutaan mempertimbangkan tindakan evakuasi, maka pemerintah Korut akan menyediakan lokasi pengungsian yang aman sesuai dengan standar yang ditetapkan di dalam konvensi internasional.


Ditanggapi dingin oleh sejumlah negara

Menteri Luar Negeri Inggris, William Hogue, tetap tenang menanggapi ancaman dari Korea Utara. "Saya tidak melihat adanya kebutuhan mendesak dengan mengeluarkan diplomat kita dari sana," katanya seperti dilansir
BBC
, Minggu 7 April 2013.


Keputusan serupa juga diambil oleh Pemerintah Polandia. Melalui juru bicara Kemlunya, Polandia menilai pernyataan yang baru saja dikeluarkan oleh Korut tidak tepat dan mereka berpikir tidak ada ancaman risiko dari luar kepada Korut.


"Anjuran untuk mengungsikan ini sudah diterima oleh semua kedutaan besar yang ada di Pyongyang dan kami masih belum merasa perlu untuk mengungsikan staf kedutaan kami," ujar pejabat berwenang Polandia.


Sementara AS yang tidak memiliki hubungan diplomatik langsung dengan Korut menilai imbauan Korut itu hanya pernyataan retoris semata. "Pertanyaannya kemudian adalah kapan mereka berhenti membual?" ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland.


Sedangkan pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan rencana evakuasi para diplomat dari Pyongyang, Korea Utara, mengingat situasi yang semakin mencekam di kawasan tersebut. Sebelumnya juga, pemerintah Korea memperingatkan para kedutaan untuk mulai mengevakuasi para diplomatnya.


"Kemlu Korea Utara pada tanggal 5 April 2013 telah memberikan briefing kepada perwakilan-perwakilan asing di Pyongyang, termasuk KBRI Pyongyang, untuk mempertimbangkan rencana evakuasi personel-personel perwakilan asing dari Pyongyang, Korea Utara,"  demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI kepada
VIVAnews
, Sabtu 6 April 2013.


Saat ini terdapat 30 WNI di Korut yang terdiri dari para diplomat dan keluarganya. Kemlu RI mengatakan, mereka telah menyiapkan langkah-langkah darurat untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.


"Tentunya pelaksanaan dan penerapan rencana darurat tersebut disesuaikan dengan perkembangan di Korea Utara. Menlu RI terus berkomunikasi dengan KBRI Pyongyang untuk memantau situasi negara tersebut," tulis pernyataan Kemlu. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya