Ekskavasi Gunung Padang dan Petisi

Wisatawan Situs Megalitikum Gunung Padang
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Bikin Quattrick Lawan Everton, Cole Palmer Sejajar Erling Haaland dalam Daftar Top Skor
- Sejumlah aktivis melancarkan petisi terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas rencana  ekskavasi massal situs megalitikum Gunung Padang di Desa Campaka, Cianjur, Jawa Barat. Ekskavasi ini  diinisiasi oleh Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam, Andi Arief.

2 Tersangka Penembakan di Rumah Aktor Salman Khan Ditangkap Polisi

Dalam petisi yang dipublikasikan
Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty
Change.org ini, Forum Pelestari Gunung Padang menyatakan Gunung Padang adalah bangunan megalitik terbesar di Asia Tenggara. Situs ini  memiliki nilai penting sebagai bukti peradaban umat manusia. Sebagai situs yang menjadi perhatian internasional, sudah seharusnya situs ini dilindungi dari kemungkinan terjadinya kerusakan permanen.

Namun, Gunung Padang justru terancam dengan rencana ekskavasi besar-besaran menggunakan tenaga yang tidak terlatih. "Ini berpotensi menghilangkan data arkeologi yang tidak dapat dipulihkan kembali," tulis keterangan itu seperti tertuang pada hari Senin, 29 April 2013.


Menurut Forum ini ekskavasi yang dipimpin Tim Riset Terpadu Mandiri Gunung Padang ini dilaksanakan tanpa mengikuti kaidah-kaidah keilmuan, wawasan pelestarian, dan ketentuan administrasi sesuai izin yang dikeluarkan. Tim ini juga berencana melibatkan masyarakat awam sebagai relawan untuk mendukung kegiatan yang mereka sebut “Operasi Kemuliaan Merah Putih di Gunung Padang”.


Sedianya Tim Arkeologi Gunung Padang akan melakukan ekskavasi massal pada 11-12 Mei mendatang. Tim tengah mencari ratusan sukarelawan untuk kegiatan ini.


Ketua Tim Arkeologi yang merupakan bagian dari Tim Terpadu Penelitian Mandiri Dr Ali Akbar menyatakan, sebaiknya mereka tak perlu menyerang. Mereka bisa bergabung dan memajukan penelitian ini. "Tidak membuat tindakan kontraproduktif," kata dia kepada
VIVAnews.

Bila memang ekskavasi ini tidak sesuai dengan kaidah keilmuan, Ali meminta mereka menunjukkan mana yang tidak sesuai kaidah. "Begitu juga kalau ada yang melanggar aturan, juga yang mana?"


Ali menggarisbawahi bahwa para relawan ini nantinya tidak ikut mengekskavasi. Yang mengekskavasi tetap para arkeolog. Mereka akan di data sesuai bidang masing-masing.


"Bila ekonom, kami akan melibatkan bagaimana meningkatkan nilai ekonomi dari kawasan ini," katanya. "Pokoknya sesuai bidang yang mereka dalami. Tidak semuanya melakukan ekskavasi."


Sebelumnya tim ini membuka pendaftaran ratusan sukarelawan untuk melakukan ekskavasi situs megalitikum itu. Tim membuka pendaftaran relawan 23 hingga 28 April 2013.


"Eskavasi yang melibatkan masyarakat ini akan dinamakan Ekskavasi Kemuliaan Merah Putih," kata Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam Andi Arief yang menginisiasi pembentukan tim riset Gunung Padang.


Andi Arief menjelaskan, peneliti tim terpadu ini telah mengidentifikasi kemungkinan adanya peninggalan purbakala yang terpendam di dalam tanah. Selama ini sudah dilakukan ekskavasi lokal yang dilakukan tim yang terdiri dari ketua tim, peneliti, asisten peneliti, tenaga lokal. Tenaga lokal bekerja dengan biaya yang ditanggung oleh tim.


"Karena tim tidak mampu membiayai tenaga lokal dalam jumlah besar --padahal situs yang akan diteliti luas sekali-- maka dibuka sukarelawan yang bekerja secara sukarela. Jika tim punya dana yang besar, maka dapat merekrut tenaga lokal dalam jumlah yang banyak," kata Andi Arief.


Namun karena tim  tidak memiliki dana yang cukup besar, maka tim mengharapkan dukungan masyarakat untuk bersedia bekerja secara sukarela sebagai tenaga lokal/pendamping. "Kami merencanakan ekskavasi yang akan membuka tampakan luar situs ini yang membutuhkan 100 arkeolog," ujar Andi Arief.


Untuk diketahui, hanya empat perguruan  tinggi di Indonesia yang memiliki jurusan arkeologi, yakni Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana dan Universitas Hasanuddin.


Selain arkeolog, tim juga membutuhkan sukarelawan lain sampai 500 orang yang diharapkan dari TNI, Polri, budayawan, masyarakat lokal dan aktivis lingkungan hidup. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya