Harapan Atas Sinyal Pemulihan Ekonomi China

Pabrik Foxconn di Provinsi Guangdong China
Sumber :
  • REUTERS/Bobby Yip

VIVAnews - Data pertumbuhan sektor manufaktur di China ditengarai merupakan sinyal pemulihan ekonomi di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Produksi industri China tumbuh di laju tercepat dalam kurun 17 bulan terakhir pada bualan Agustus dan perluasan kredit mencapai hampir dua kali lipat sejak Juli.

Seperti diberitakan businessweek.com, Rabu 11 September 2013, Biro Statistik Nasional di Beijing melaporkan bahwa produksi pabrik naik 10,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Bank sentral juga melaporkan pembiayaan agregat sebesar 1,57 triliun yuan atau setara US$257 miliar, melebihi estimasi rata-rata 950 miliar yuan.

Kalangan perbankan, seperti UBS AG, menilai tekanan atas likuiditas dan kredit China tampaknya telah berakhir. Meskipun, menurut Generale SA, utang perusahaan dan pemerintah daerah China meningkat dari batas level yang dikhawatirkan.

Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan pada Selasa kemarin bahwa data Agustus menunjukkan tren pemulihan, setelah pemerintah memberlakukan pemotongan pajak terukur untuk pembiayaan ekstra pada kereta api dalam rangka mempertahankan pencapaian target ekspansi 7,5 persen. (baca: )

Mencermati perkembangan ekonomi terbaru ini, Menteri Keuangan Chatib Basri, Rabu 11 September 2013, menyatakan bahwa dari sisi pasar keuangan, penguatan ekonomi China tidak terlalu berdampak pada ekonomi domestik Indonesia.

Viral Video Transformasi Makeup Pengantin Jadi Sorotan Netizen

Namun, pengaruh positif mungkin akan terasa dengan kenaikan harga komoditas internasional yang dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke depan. Dengan demikian, dapat memperkecil defisit neraca perdagangan Indonesia.

"Jadi saya lihat angka non migas dari sektor industri. Saya kira, ekspor non migas sampai akhir tahun pertumbuhannya bisa positif. Apalagi kalau ekonomi China agak tumbuh," ujar Chatib di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta.

Selain itu, geliat perbaikan ekonomi China diharapkan dapat mendorong peningkatan investasi ke Indonesia. Sehingga target capaian investasi sampai dengan akhir tahun dapat tercapai.

Dampak ke Rupiah

Lolos Jadi Anggota DPR, Denny Cagur Ungkap Kenangan Haru dengan Almarhumah Ibu

Menurut Pejabat Bagian Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Pribadi Santosa, Rabu 11 September 2013, mengatakan membaiknya ekonomi China bisa membawa dampak positif. Karena nilai tukar rupiah akan menguat apabila defisit neraca perdagangan bisa dikurangi.

Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam kurun hampir sebulan ini lebih diakibatkan oleh sentimen negatif defisit neraca perdagangan dan rencana Federal Reserve yang merupakan bank sentral AS untuk melakukan pengetatan pada program stimulus moneter.  "Diharapkan dengan stabilnya ekonomi China maka akan memperbaiki ekspor Indonesia sehingga memperkuat nilai tukar rupiah," kata Pribadi kepada VIVAnews.

Bule Jerman Serang Penjaga Vila di Bali Usai Ditagih Nunggak Sewa 4 Bulan

Direktur Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat, menilai bahwa pertumbuhan industri di China ini akan menjadi kabar yang menggemberikan bagi pasar keuangan di Indonesia dan kawasan.

"Sejak Mei berita selalu jelek. Mulai dari isu tappering The Fed, penurunan Jepang, pelambatan China. Sekarang China kelihatannya mulai berbalik," kata Budi kepada VIVAnews.

Budi menambahkan, Baltic Dry Index (BDI) yang merupakan indikator ekonomi untuk memprediksi kegiatan ekonomi masa depan menunjukkan adanya harapan untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan Indonesia.

BDI merupakan indeks yang mengukur pasokan global dan permintaan komoditas yang dikirim dengan kapal curah kering, seperti bahan bangunan, batu bara, bijih logam, dan biji-bijian. Indeks ini juga dilihat sebagai indikator ekonomi yang efisien dari pertumbuhan ke depan dan produksi. "BDI Indonesia positif, biaya perkapalan kita positif," kata Budi.

Perbaikan ekonomi China, Budi melanjutkan, dapat menaikkan arus ekspor non migas seperti bahan baku dan komoditas. "Kalau kondisi China bagus, ekspor bahan baku ke sana juga bisa bagus. Dengan perkembangan China ini saya harap ekspor non migas kita positif, jadi kita punya suplai dolar," kata Budi.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, mengatakan bahwa hal apapun yang terjadi di China akan mempengaruhi ekonomi Indonesia, khususnya di sektor industri dan perdagangan. "Kalau China turun Indonesia sakit. Jadi China tidak boleh sakit. Kalau China sehat, kita sehat," ujarnya.

Meskipun impor Indonesia akan meningkat akibat pemulihan di China, lanjutnya, Indonesia dari sisi ekspor juga akan mengalami peningkatan.
Dalam skala pasar, kata Ade, posisi Indonesia masih jauh dibawah China. Namun karena hubungan baik yang dibangun selama ini, kerjasama antar dua negara dapat terus mengalami kemajuan.

"Mereka raksasa, karena kapasitas mereka hampir 20 kali kita. Kita kan berdagang 1,8 persen market share, China 36 persen," kata Ade.

Anies hadiri acara penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wakil Presiden Terpilih di KPU.

Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024