Topan Monster Mengamuk di Filipina, Vietnam-China Siaga

Warga berdiri di reruntuhan rumah mereka di Filipina.
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro

VIVAnews – Topan Haiyan mencapai daratan tengah Filipina dengan kecepatan 275 kilometer per jam, Jumat subuh 8 November 2013. Topan ini membawa gelombang laut setinggi empat meter yang meratakan rumah-rumah dengan tanah, menghancurkan bandara, memutuskan jaringan listrik dan komunikasi, menenggelamkan kota, serta menewaskan lebih dari 10.000 orang. Kerusakan dan kesedihan yang diakibatkannya sungguh tak terperi.

Yolanda, itulah nama internasional Haiyan. Meski diberi nama cantik, tapi Yolanda atau Haiyan adalah topan terburuk. Haiyan dikenal sebagai salah satu badai paling berbahaya di muka bumi. Angin kencang dan gelombang besar yang dibawanya meninggalkan jejak kematian dan kerusakan besar. Kecepatan dan embusan angin Haiyan bahkan lebih kuat dibanding badai Katrina yang pada tahun 2005 meluluh-lantakkan New Orleans, Amerika Serikat.

Direktur Meteorologi untuk situs Weather Underground, Jeff Masters, dalam jaringan berita sosial rappler.com mengkategorikan Haiyan di antara siklon terkuat di dunia dalam hal kekuatan anginnya. Dengan kecepatan angin maksimum 315 kilometer per jam, Haiyan berada di urutan keempat badai terkuat di dunia. Sejak tahun 1961, tak pernah ada topan sekuat ini. Dengan demikian, Haiyan dinobatkan sebagai topan terbesar dalam empat dekade ini.

Rekor Haiyan bahkan lebih mengerikan ketimbang topan-topan super pendahulunya. Masters mendeskripsikan Haiyan sebagai “siklon tropis terkuat dalam sejarah dunia yang mencapai daratan.” Artinya, kecepatan angin Haiyan ketika tiba di daratan amat hebat. Ini berbeda dengan topan-topan lain yang kecepatan anginnya telah menurun sebelum mencapai tanah.

Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis

Topan monster inilah yang menyapu Filipina sejak Jumat kemarin. Ibu kota Provinsi Leyte, Tacloban, menjadi titik yang paling parah terkena amukan Haiyan. Lebih dari 1.000 mayat mengambang di kota yang tergenang air bah itu. “Kali terakhir saya melihat bencana seperti ini adalah saat gempa bumi dan tsunami melanda Samudera Hindia pada tahun 2004,” kata Ketua Tim Koordinasi Pengkajian Bencana PBB Sebastian Rhodes Stampa seperti dikutip Reuters, 9 November 2013.

Topan Haiyan dipotret oleh satelit NOAA.

KAI Tambah Kereta Relasi Yogyakarta-Gambir, Tiket Sudah Bisa Dipesan

Topan Haiyan dipotret oleh satelit NOAA (REUTERS/NOAA)

Manajer bandara di Tacloban, Efren Nagrama, mengisahkan kengerian yang ia hadapi saat air laut setinggi empat meter menyapu bandara. “Seperti tsunami. Kami melarikan diri lewat jendela. Saya memegang tiang selama satu jam ketika hujan, angin, dan air laut menyapu seisi bandara,” kata dia. Beberapa staf di bandara itu berpegangan pada pohon-pohon. Mereka berdoa keras sepanjang waktu sampai air di bandara surut.

Hampir semua rumah di Tacloban rusak. “Kebanyakan rumah-rumah itu hancur sama sekali. Hanya tersisa beberapa yang masih berdiri,” kata juru bicara badan bencana nasional Filipina, Mayor Rey Balido. Haiyan meluluh-lantakkan 70-80 persen area yang dilewatinya. Kebanyakan korban tewas karena tenggelam disapu gelombang laut dan tertimbun reruntuhan bangunan.

Tayangan televisi memperlihatkan anak-anak berpegangan pada atap rumah-rumah untuk bertahan hidup. “Dari helikopter, Anda dapat melihat sejauh mana kerusakannya. Dari pantai hingga satu kilometer ke dalam pulau, tak ada struktur bangunan yang masih berdiri. Ini seperti tsunami. Mengerikan,” kata Menteri Dalam Negeri Filipina Manuel Roxas. Otoritas kini tengah berjuang mengevakuasi mayat-mayat dan mengirim pasokan makanan kepada mereka yang bertahan hidup.

Bergerak ke Vietnam

Minggu, 10 November 2013, setelah memporak-porandakan Filipina, topan super Haiyan bergerak ke arah barat laut menyeberangi perairan menuju utara Vietnam. Haiyan diperkirakan mencapai daratan Vietnam pada Senin pagi, 11 November 2013. Namun kekuatan Haiyan perlahan-lahan kini terus melemah, dan diprediksi tak akan seberbahaya amukannya di Filipina ketika menyentuh tanah Vietnam.

Mobil SUV Baru Rp200 Jutaan Ini Sudah Tersedia di Diler

Topan super Haiyan menerjang Filipina.

Topan Haiyan ketika tiba di Filipina (REUTERS/Erik De Castro)

Meski menunjukkan kecenderungan melemah, namun weather.com melansir ancaman Haiyan tak sepenuhnya hilang. Angin yang merusak, badai dan banjir di kawasan pesisir, serta hujan lokal yang deras tetap berpotensi terjadi di utara Vietnam dan selatan China – rute yang dilalui Haiyan. Oleh sebab itu Vietnam perlu mewaspadai banjir bandang, sedangkan China bakal dilanda cuaca ekstrem sampai hari Selasa, 12 November 2013.

Harian Vietnam, Tuoi Tre, menyatakan otoritas pemerintahannya telah mulai mengevakuasi lebih dari 500.000 warga dari jalur yang akan dilalui topan Haiyan, yakni di Probinsi Danang dan Quang Ngai. Vietnam memasang kewaspadaan tinggi menjelang kedatangan topan monster itu Senin pagi. Mereka bersiap mengantisipasi terjadinya badai besar.

Sekolah-sekolah yang berada di area terdampak diliburkan, dan penduduk yang tinggal di desa-desa di dataran rendah pesisir pantai diungsikan sementara ke pos-pos pengungsian atau bangunan publik yang berada di dataran tinggi.

Walau Haiyan belum sampai di pantai Vietnam, namun dampaknya sudah terasa. Hujan deras mengguyur. Enam orang dilaporkan tewas pada musiban banjir di provinsi bagian tengah Vietnam.

Sementara itu, China mengeluarkan peringatan tertinggi kedua dalam sistem cuacanya untuk mencegah dampak kerusakan ketika topan Haiyan mencapai pantai China. The Indian Express melansir, Markas Pengendalian Banjir China telah meminta Provinsi Hainan dan Guangdong, serta Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang, untuk terus memantau pergerakan Haiyan dan meningkatkan kesiagaan mereka.

Bagian tengah dan selatan Hainan dan kota Sansha diperkirakan dilanda hujan ketika topan Haiyan mendekat. Pemerintah China pun memerintahkan seluruh perahu nelayan untuk segera kembali ke pelabuhan. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya