Inikah yang Bikin Dokter Se-Indonesia Turun ke Jalan?

Aksi Hentikan Kriminalisasi terhadap Dokter
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
Tips Padu Padan Motif Ceria: Saatnya Tampil Playful dan Berani!
- Para dokter melakukan aksi mogok kerja di sejumlah kawasan di Indonesia hari ini, Rabu, 27 November 2013. Tindakan tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap dr Dewa Ayu Sasiary Prawani, dr Hendry Simanjuntak, dan dr Hendy Siagian yang divonis oleh Mahkamah Agung masing-masing 10 bulan penjara.

Duit Ditjen Holtikultura Kementan yang Mengalir ke SYL Bikin Kaget

Ketiga dokter dinilai telah merenggut nyawa Julia Fransiska Makate, yang diduga menjadi korban akibat malapraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D Kandou Manado, Sulawesi Utara.
Jadi Juragan Kontrakan, Haji Bolot Berangkatkan Haji dan Belikan Rumah untuk Saudara-saudaranya


Julia meninggal pada April 2010, dua puluh menit setelah melalui operasi cesar yang dilakukan untuk melahirkan anak keduanya. Menurut Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Cabang Jakarta, Frizar Irmansyah, Rabu, 27 November 2013, kematian tersebut bukanlah kejadian malapraktik, melainkan karena insiden medis yang tak dapat dicegah dan berakibat fatal.


Frizar menjelaskan bagaimana musibah yang dialami Julia terjadi. Dari puskesmas, pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D Kandou Manado untuk ditangani lebih lanjut. Dokter baru mengambil tindakan selang 8 jam kemudian, setelah diketahui terjadi gawat janin pada kandungan pasien.


"Selama 8 jam itu, pasien bukannya ditelantarkan, tapi ditunggu untuk melahirkan secara normal," kata Frizar yang juga dokter spesialis kebidanan dan kandungan ini.


Saat operasi caesar berlangsung, terjadi insiden yang dikenal dengan emboli. Ketuban melebar dan mengakibatkan pembuluh darah pecah. Seketika, aliran darah pun tersumbat karena air ketuban masuk ke dalam pembuluh darah. Pada saat itu, pasien langsung terserang sesak nafas hebat.


Menghadapi hal ini, Dewa Ayu Sasiary Prawani dan tim dokternya pun segera ambil tindakan. Suntikan steroid segera diberikan untuk menanggulangi peradangan. Selain itu, upaya diberikan untuk mempertahankan oksigenasi, mereka memasangkan alat bantu yang disebut ventilator. Namun sayang, nyawa pasien tak juga tertolong, tapi bayi tetap lahir dengan sehat dan kini sudah menginjak usia 3 tahun.


"Hanya 3 persen kemungkinan untuk terjadinya pada ibu melahirkan, namun kesembuhannya hanya 10 persen, itu pun di luar negeri. Di Indonesia, setahu saya belum ada yang bisa selamat," kata Frizar.


Emboli tidak hanya terjadi saat operasi caesar, namun juga menyerang ibu yang melahirkan secara normal.


Dikatakan juga oleh Frizar, saat kejadian berlangsung, Dewa Ayu Sasiary Prawani belum memiliki status sebagai dokter spesialis. Ia hanya seorang residen senior dalam pendidikan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.


"Tapi praktiknya bukan berarti tanpa wewenang, ia sudah melalui ujian-ujian tertentu untuk melakukan praktik," ujar Frizar. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya