KBS Dikelola Pemkot Surabaya, Akankah Maut Berakhir?

Seniman Surabaya menggelar aksi simpati di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Eric Ireng
VIVAnews - Singa jantan Afrika ditemukan mati tergantung di dalam kandangnya, di Kebun Binatang Surabaya, Selasa 7 Januari 2014. Michael, nama singa malang itu baru berusia 1,5 tahun. Pagi itu petugas menemukannya sudah tak berdaya dengan leher terjerat kawat baja.
Siap-siap, 92.493 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Pekan Depan

Sejumlah kalangan menilai kematian Michael tidak wajar karena posisi leher tergantung kawat baja, yang biasa dipakai membuka dan menutup pintu kandang. Hasil autopsi menyatakan Michael kehabisan oksigen, hingga membuat jantungnya membesar, akibat terlilit kawat.
Ada yang Janggal dalam Surat Sakit Gus Muhdlor, KPK: Ini Agak Lain Suratnya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak tinggal diam. Risma --begitu dia biasa disapa-- sepakat kematian Michael tidak wajar. Ia segera meminta pihak kepolisian untuk mengungkap kasus itu.
Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

"Ada tangan-tangan tidak bertanggungjawab yang sengaja melakukan itu," ujar Risma.

Reaksi keras tak hanya datang dari pemkot setempat. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhutanan langsung menurunkan tim investigasi ke KBS untuk menyelidiki kematian Michael.

Sejumlah pegawai KBS diperiksa. Tim investigasi bersama polisi, serta pemerhati satwa, juga mendatangi kandang Michael, dan mendalami alat bukti lain yang ditemukan di lokasi. Mereka turut mendalami dugaan matinya Michael karena birahi. ()

Di saat malang itu, Risma melangkahkan kakinya ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi pada Senin 20 Januari 2014. Ia melaporkan korupsi dalam pengelolaan KBS.

Pemerintah Kota Surabaya . Risma membawa masukan dari Universitas Airlangga yang melakukan sejumlah analisis soal KBS, termasuk  tidak diperbolehkan menukar atau mengganti satwa dengan uang, mobil, dan bangunan.

“Ini soal aturan pertukaran dengan binatang dari sisi sosial, fisik, maupun administrasi hukum. Itu yang akan saya sampaikan ke KPK. Kalau benar secara hukum ya silakan,” kata Risma di Gedung KPK.

Risma menuturkan, dari data yang dimilikinya, saat dikelola Perhimpunan Kebun Binatang, KBS sudah kehilangan 420 satwa langka. Beberapa di antaranya ditukar dengan mobil dan bangunan. Hewan yang ditukar antara lain Jalak Bali, Komodo dan Kuda Nil. Menurutnya, dalam Perppu memang tidak dibenarkan menukar hewan dengan mobil atau bangunan.

"Kalau pertukaran binatang bisa. Tapi harus ada izin presiden untuk binatang yang dilindungi," ujarnya.

Keesokan harinya, . Risma menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengadukan sejumlah penyimpangan yang terjadi di KBS. 

Risma kecewa karena terdapat ketidakjelasan surat dari Kementerian Kehutanan terkait rekomendasi pengelolaan KBS. Menurutnya, surat Kemenhut memang menyebutkan tahapan untuk mendapatkan izin rekomendasi, tapi tidak cukup menjelaskan detil tahapan yang harus dilalui Pemerintah Kota Surabaya.

"Kalau pengelolaan izin konservasi kami dapat, kami bisa full menangani. Kalau ada pegawai nakal, langsung kami tangani. Kalau sekarang ini kan masih abu-abu," ujar Risma.

KBS diserahkan ke Pemkot Surabaya

Gayung bersambut. Dalam rapat terbatas yang membahas pengelolaan KBS, Selasa 21 Januari 2014, Presiden SBY menyatakan Pemerintah memutuskan menyerahkan pengelolaan KBS ke Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur. Artinya, Risma selaku walikota mendapat mandat menyelamatkan hewan-hewan malang yang masih tersisa di KBS.

Alasan pengalihan, pengelola asli kebun binatang terbesar se-Asia Tenggara ini masih terlibat sengketa hingga kini. 

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan lalu menjelaskan kronologi pengambilalihan KBS dari tangan swasta. Dia mengungkapkan, KBS adalah kebun binatang tertua di Tanah Air dengan usia hampir 100 tahun. Sekitar 1980-an, pengelola bersengketa hingga saat ini. Untuk menyelamatkan KBS dan koleksinya, Kemenhut mencabut izin pengelolaan KBS pada 2010. Namun pengelola tak tinggal diam dan menggugat balik.

"Sehingga (kala itu), kami tidak bisa memberikan pengelolaan definitif kepada pihak manapun," kata Zulkifli di Kantor Presiden. Kemenhut kemudian memberikan pengelolaan sementara KBS kepada orang-orang yang dinilai berkompeten, memiliki pengalaman, dan memahami kaidah konservasi.

Meski kasus kepemilikan KBS ini masih di tingkat kasasi, Pemerintah tidak ingin berlama-lama menunjuk pengelola definitif KBS. "Dalam minggu ini, akan kami serahkan kepada walikota. Sehingga walikota memiliki kewenangan penuh untuk pengelolaan KBS," kata dia.

Tak hanya itu, kata Zulkifli, pihaknya akan merotasi pengelola KBS sehingga konflik kelompok tidak terjadi lagi. Kemenhut akan menempatkan orang-orang baru di pengelola KBS, sehingga bisa fokus menjaga kesehatan satwa dan tidak terlibat konflik apapun.

Risma pun mengaku lega karena KBS telah diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah kota. Menurut Risma, kedepannya biaya perawatan KBS selama satu tahun akan dianggarkan sebesar Rp60 miliar. Sehingga mulai saat ini,  pemeliharaan kebun binatang itu akan sesuai standar internasional. ()

"Karena animal welfarenya sudah internasional. Dulu harimau bisa dikandang yang ada jerujinya, sekarang enggak bisa. Nah, itu yang akan kita bangun secepatnya di KBS," paparnya.

Selain itu, Risma menjelaskan, yang akan menjadi fokus perhatian adalah cara melakukan pengamanan binatang dari pengunjung yang kerap memberi makan dari luar kandang. Sehingga, tak jarang banyak plastik sampah yang mengotori kandang, hingga dimakan oleh satwa. Hal ini tentu membahayakan kesehatan satwa di KBS.

Tak hanya itu, perbaikan kebun binatang ini juga dilakukan dengan memperluas area hingga 2 hektar. Penambahan area itu, disediakan dana sebesar Rp15 miliar. Sementara dananya, bersumber dari APBD.

Catatan kelam KBS

Michael bukanlah 'korban' KBS yang pertama. Masih ingat Melani? di kandangnya itu sempat menjadi perbincangan dunia. Foto Melani dengan kondisi yang menyedihkan tersebar kemana-mana, beritanya bahkan tersebar hingga ke penjuru negeri.

Melani mengalami masalah pencernaan yang berat sehingga menurunkan fungsi sejumlah organ tubuhnya. Ia diketahui sakit selama lima tahun di kandang KBS. Penyebab sakitnya baru diketahui tahun lalu, yaitu gara-gara diberi pakan berformalin atau bahan pengawet.

Sebelumnya, sejumlah satwa langka KBS juga mati mengenaskan karena berbagai sebab, mulai sakit hingga tak terurus dengan baik. Itulah sebabnya tempat konservasi hewan langka ini oleh media asing. Cap ini tak lain karena seringnya satwa koleksi KBS mati.

Richard Shears, koresponden Daily Mail, situs berita Inggris, pernah mengungkapkan keadaan Kebun Binatang Surabaya membuatnya berduka. "Aku tinggal di dekat Pelabuhan Sydney, tempat melihat burung pelikan bersuka-cita meluncur rendah di perairan Blackwattle Bay. Namun di Kebun Binatang Surabaya, aku hanya bisa menggelengkan kepala putus asa saat melihat lebih dari 150 pelikan berada dalam satu kandang dengan kolam kecil yang membuat mereka tidak bisa mengembangkan sayapnya, terlebih untuk terbang," tulisnya.

Menurut Shears, tak hanya sekumpulan pelikan yang terlihat menyedihkan. Nasib binatang lainnya pun terlihat sangat mengerikan. "Aku melihat unta kurus hingga memperlihatkan bentuk tulang rusuknya. Seekor monyet Capuchin yang aku jumpai juga terlihat memohon untuk dibebaskan dari kandangnya. Di kandang lain, rangkong badak sedih melihat ke langit biru, mencoba untuk lepas landas dari tempatnya bertengger, tetapi tidak ada ruang untuk mengepakkan sayapnya," tuturnya.

Berdasarkan analisa ProFauna, organisasi perlindungan satwa liar, lahan KBS seluas 15 hektar di tengah Kota Surabaya ini dihuni oleh 4.025 satwa sehingga melebihi kapasitas. KBS tak didukung kandang dan lahan konservasi yang memadai. Bandingkan dengan Taman Safari Bogor yang memiliki lahan 178 hektar untuk menampung 1.500 satwa.

Berikut ini sebagian hewan langka koleksi Kebun Binatang Surabaya yang mati dalam dua tahun terakhir:

1. Seekor jerapah bernama Kliwon mati pada 2012
2. Seekor komodo, mati pada 26 November 2013 karena gangguan ginjal
3. Seekor jaguar dan seekor rusa mati pada 24 November 2013 karena gangguan usus
4. Harimau Sumatera mati pada 24 April 2013 karena gangguan pencernaan
5. Seekor unta mati pada 25 Oktober 2013 karena infeksi saluran kencing
6. Orang utan mati pada 10 Oktober 2013 karena radang paru-paru
7. Seekor gnu, sejenis kambing, mati pada 6 Januari 2014 karena gangguan pencernaan
8. Seekor singa Afrika mati pada 6 Januari 2014, diduga dibunuh. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya