Awan Panas Sinabung Makan Korban

Erupsi Gunung Sinabung
Sumber :
  • ANTARA/Irsan Mulyadi
VIVAnews - Awan panas letusan Gunung Sinabung memakan 15 korban jiwa hingga Minggu 2 Februari 2014. Dua korban lainnya yang menderita luka bakar kritis akibat tersapu awan panas masih dirawat intensif di rumah sakit setempat. 
Lebih Rendah dari Vietnam dan Filipina, Ekonomi Indonesia Diramal IMF Tumbuh Cuma 5 Persen

Seluruh korban ditemukan di Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung, Karo, Sumatera Utara, yang berjarak tiga kilometer dari puncak gunung. Namun, dari seluruh korban meninggal, tidak ada satu pun yang merupakan warga asli desa itu.
Begini Penampakan Mengerikan Belut Besar yang Ditemukan Hidup di dalam Perut Seorang Pria

Aktivitas Gunung Sinabung, Karo, Sumatra Utara, , meskipun terus berkurang. Status gunung pun masih termasuk kategori awas. 
Viral Terekam Seorang Wanita Diam-diam dan Santai Merokok di Dalam Pesawat

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan bahwa BNPB masih belum bisa memastikan kapan aktivitas gunung Sinabung akan berhenti.

"Belum bisa dipastikan sampai kapan, tetapi kalau melihat tren dari gunungnya diperkirakan akhir Februari atau awal Maret. Pastinya tanggal berapa, belum bisa kami pastikan," ujar Sutopo dalam konferensi pers di Jakarta.

Meski aktivitas vulkanik Gunung Sinabung berangsur berkurang, penurunan aktivitas ini tidak berbanding lurus dengan. 

"Pengungsi saat ini, tercatat 30.117 jiwa atau sekitar 9.388 kepala keluarga," kata Sutopo. 

Para pengungsi itu berasal dari 34 desa yang terletak di dekat Gunung Sinabung. Berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), penduduk di 16 desa dan dua dusun masih harus mengungsi, karena tempat tinggal mereka berjarak dalam radius 3-5 kilometer dari puncak gunung.

Sementara itu, pengungsi yang berasal dari desa dengan radius lebih dari lima kilometer dari puncak Sinabung sudah diperbolehkan pulang. Ada tiga tahap pemulangan pengungsi.

Tahap pertama, pemulangan 13.828 orang pengungsi yang tinggal di lokasi dengan radius lima kilometer lebih dari puncak. Mereka akan dipulangkan pekan depan.

Tahap kedua, pemulangan 15.982 orang pengungsi yang tinggal di radius 3-5 kilometer dari puncak gunung. Mereka akan dipulangkan jika status awas Sinabung telah diturunkan.

Tahap ketiga, pemulangan 1.109 orang pengungsi yang tinggal di radius tiga kilometer dari puncak gunung. Ada lima desa di radius ini, yakni Simacem, Bekerah, Sigarang-Garang, Sukameriah, dan Sukanalu.

Apabila pengungsi tahap tiga ini tidak memungkinkan untuk dipulangkan karena aktivitas vulkanik Sinabung tak juga stabil, PVMBG merekomendasikan agar mereka direlokasi ke daerah lain yang lebih aman. "Namun, belum ditentukan ke daerah mana direlokasi. Lahan untuk relokasi adalah tanggung jawab pemerintah daerah," ujar Sutopo.

Sutopo menuturkan, Sinabung sudah 1.200 tahun tidak erupsi. Lalu kemudian erupsi pada Agustus 2010 dan erupsi lagi pada Juni dan September 2013 hingga sekarang. Erupsi yang terjadi kemarin setinggi dua km dan ke arah tenggara-selatan.

Menurut dia, tipikal gunung Sinabung mirip dengan Gunung Merapi. Namun, berdasarkan analisa, letusan Sinabung tidak akan sedahsyat Merapi.

Sutopo menambahkan, meski berstatus awas, namun gunung Sinabung tidak termasuk kepada bencana nasional. Hal tersebut, didasarkan karena pemerintah daerah masih bisa menangani. Meski demikian, BNPB terus melakukan pendampingan kepada pemda. "Sejak 2004, bencana nasional baru sekali, yakni tsunami Aceh," katanya.


Pencarian korban awan panas dihentikan
Sejak kemarin, para anggota tim SAR bergerak cepat menuju Desa Suka Meriah Karo. Satu per satu korban diambil cepat oleh petugas dengan penuh risiko akan adanya letusan lagi. Semua korban ditemukan meninggal dan dalam kondisi luka bakar. Petugas langsung membawa jenazah dan korban selamat dengan luka kritis dengan mobil seadanya. 

Setelah tiba di daerah yang kondisinya lebih aman, korban langsung dibawa dengan menggunakan mobil ambulans menuju Rumah Sakit Umum Daerah Kabanjahe. []

Khawatir jumlah korban bertambah lagi, tim SAR menyisir kembali area yang disapu awan panas Sinabung. Pusat penyisiran dilakukan di Desa Suka Meriah dan Desa Guru Kinayan, Karo, Sumatera Utara. 

Kondisi di kedua desa yang berdebu tebal membuat jarak pandang amat minim, sehingga menyulitkan tim SAR. Saat ini, tim SAR gabungan dengan terpaksa karena aktivitas Sinabung.

"Atas rekomendasi PVMBG, sejak pukul 13.00 WIB, penyisiran kami hentikan," kata Letkol Aseo Sukarna, Komandan Satgas Posko Penanggulangan Bencana Gunung Sinabung, kepada VIVAnews.

PVMBG pun merekomendasikan pengosongan area pada radius lima kilometer dari puncak Sinabung dan tujuh kilometer ke sisi tenggara Sinabung, demi menghindari bahaya awan panas dan lontaran material vulkanik.

Hingga kini, Posko Penanggulangan Bencana Gunung Sinabung belum menerima laporan warga yang merasa kehilangan anggota keluarga mereka. Meski demikian, untuk mengantisipasi kemungkinan adanya korban lain, tim SAR akan meneruskan penyisiran esok hari. "Tergantung rekomendasi PVMBG," kata Aseo.

Dalam rangka penyisiran ini, sebanyak 170 personel gabungan dikerahkan ke sejumlah wilayah yang tersapu awan panas Sinabung. 


Presiden SBY sedih
Terkait musibah ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghaturkan duka cita terhadap para korban awan panas erupsi Gunung Sinabung melalui akun Twitternya @SBYudhoyono. Dalam kicauannya, SBY mengaku .

"Mari tundukkan kepala bagi 14 korban tewas awan panas Gn. Sinabung. Dari Tuhan kita berasal, kepada-Nya lah kita kembali." 

"Saya sedih, karena sudah saya ingatkan untuk tetap di penampungan, bersabar dan jangan kembali ke desanya jika belum aman," katanya.

SBY mengatakan, dirinya sudah menghubungan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Ma'arif via telepon untuk mengambil langkah-langkah cepat dan tepat untuk mencegah musibah.

"Bagi rakyat, patuhi petugas, hindari zona bahaya. Erupsi bisa terjadi setiap waktu. Selalu waspada dan antisipasi kemungkinan terburuk," ujarnya.

Presiden SBY mengunjungi para pengungsi korban bencana letusan Gunung Sinabung, Sumatera Utara, Kamis lalu, 23 Januari 2014. Bahkan, ia sempat menggelar rapat tertutup dengan sejumlah menteri dan kepala daerah Sumatera Utara serta Pemkab Karo. Rapat ini membahas penanganan pengungsi Sinabung. 

Salah satu materi pembahasan adalah menentukan apakah erupsi Sinabung dapat dikategorikan sebagai bencana nasional serta langkah-langkah penangangan komprehensif yang harus segera dilakukan. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya