Sudah Lima Hari Pesawat Belum Ditemukan, Malaysia Bingung

Seorang petugas mencari pesawat Malaysia Airlines yang hilang
Sumber :
  • REUTERS/Thong Kah Hoong Dennis/Lianhe Zaobao/Singapore Press Holdings Ltd

VIVAnews - Lima hari sejak dinyatakan hilang, pesawat Malaysia Airlines rute Kuala Lumpur-Beijing masih belum ditemukan. Semakin lama belum ketemu, makin bertambah pula spekulasi yang muncul soal hilangnya pesawat bernomor penerbangan MH370 itu.

Belakangan, Pemerintah Malaysia - sebagai pemilik maskapai - terlihat bingung dengan bertambahnya spekulasi maupun petunjuk yang belum dipastikan kebenarannya. Di sisi lain, sebagian kerabat maupun anggota keluarga dari 239 penumpang dan awak pesawat yang hilang itu kian resah dan mulai tidak sabar menunggu kepastian. 

Sembilan negara, termasuk Indonesia, terlibat dalam pencarian dengan mengerahkan sedikitnya 39 unit pesawat pemantau dan 42 kapal. Namun, belum ada tanda-tanda yang jelas. Bahkan sudah ada negara yang mengurangi bantuan pencarian lantaran kecewa atas ketidakpastian yang diperlihatkan Malaysia.

Kebingungan pihak berwenang Malaysia soal nasib MH370 itu terlihat dalam beberapa hari terakhir saat pejabat yang satu melontarkan pernyataan yang berlainan dengan pejabat sebelumnya, dan ada pula pejabat yang meralat pernah melontarkan petunjuk soal hilangnya MH370.

Sampai hari Rabu, Malaysia mengaku belum melihat satu pun titik terang soal MH370, yang kemungkinan besar jatuh di suatu tempat dengan menimbulkan kemungkinan terburuk bagi semua penumpang dan awaknya. Namun, tidak ada yang tahu di mana jatuhnya, bahkan belum satu pun yang yakin apakah pesawat canggih buatan Boeing 777-200 itu jatuh ke laut atau menghempas bumi.

Panglima Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF), Jenderal Rodzali Daud, hari ini mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah kabar media bahwa radar militer kesatuannya berhasil menangkap sinyal pesawat, yang diberitakan keluar dari jalur reguler. Bukan terus mengarah ke China di sebelah utara Malaysia, melainkan berputar menuju arah barat mengarah Selat Malaka, sebelum posisinya tidak lagi terlihat radar sekitar dua jam setelah lepas landas pada Sabtu dini hari waktu setempat.

Menurut laporan sejumlah media lokal, yang dikutip media internasional, Rodzali pada 9 Maret 2014 pernah mengatakan bahwa Angkatan Udara "tidak menutup kemungkinan pesawat berputar arah." Itulah sebabnya Malaysia perluas pencarian dari sebelah selatan Teluk Thailand ke sebelah utara Selat Malaka, terutama ke laut di sekitar Pulau Penang. Sebagai negara tetangga, Indonesia pun mengerahkan pesawat pemantau milik TNI Angkatan Udara dari Medan ke Selat Malaka untuk bantu cari keberadaan MH370.

Namun, saat belum ada tanda-tanda dari pesawat itu di sekitar Selat Malaka, Rodzali membantah pernah berkata demikian dan minta media mengkoreksi. "Saya meminta semua yang salah melaporkan untuk membetulkannya dan mengoreksinya demi mencegah interpretasi terlalu jauh atas laporan tidak akuran dan salah ini," kata Rodzali seperti diberitakan dari The Star, Rabu 12 Maret 2014.
 
Rodzali mengatakan bahwa RMAF menganalisa dan menyelidiki setiap kemungkinan yang berhubungan dengan jalur penerbangan sebelum hilang. Saat ini, kata dia, pencarian dilakukan dilakukan hampir di semua tempat pesawat tersebut kemungkinan jatuh untuk memastikan tidak ada yang terlewat.

"Untuk saat ini, tidak layak bagi RMAF untuk mengeluarkan kesimpulan resmi soal jalur penerbangan pesawat sampai diperolehnya kepastian dan verifikasi yang kuat," lanjut Rodzali.

Kepala Badan Penerbangan Sipil Malaysia, Azharuddin Abdul Rahman, hingga Rabu siang masih melontarkan pernyataan yang sama seperti yang pernah dia lontarkan, yaitu masih menyelidiki dan memeriksa pantauan radar. Dia pun tidak bersedia membantah maupun membenarkan soal klaim pergerakan terakhir MH370 ke arah barat.

Baru Tahu Pengguna Mobil yang Cipratkan Air ke Orang Bisa Kena Denda

"Ada beberapa hal yang bisa saya sampaikan dan ada pula yang tidak bisa saya sampaikan ke kalian," kata Azharuddin kepada para jurnalis. Bahkan dia secara tersirat mengaku bingung atas hilangnya MH370. "Ini merupakan misteri yang belum pernah terjadi," kata Azharuddin seperti dikutip Guardian saat memberi keterangan pers Senin kemarin.  

Juru bicara kantor Perdana Menteri Malaysia, Tengku Sariffuddin, mengaku telah berbicara dengan para pejabat militer. Hasilnya, mereka pun mengaku tidak ada bukti yang menguatkan kabar bahwa MH370 melenceng ke arah barat, walau ada dugaan bahwa pesawat mungkin berupaya balik arah.

"Menurut sepengetahuan mereka tidak ada perkembangan baru, kecuali mengenai putar arah," kata Sarifuddin seperti dikutip The Washington Post. Dia pun menyatakan bahwa kabar bahwa pesawat bergerak ke arah Selat Malaka tidaklah benar.

Tetangga Kecewa

Indonesia and China to Deepen Cooperation in Investment and Manpower

Ketidakpastian yang melanda Malaysia, yang mengkoordinir pencarian, akhirnya mempengaruhi sikap tetangganya. Vietnam, yang selama berhari-hari membantu pencarian, memutuskan kurangi operasi. 

"Kami tetap mengerahkan sejumlah penerbangan untuk memantau, namun sebagian aktivitas dihentikan sementara waktu," kata Deputi Menteri Transportasi Vietnam, Pham Quy Tieu, hari Rabu kepada para jurnalis seperti dikutip kantor berita Reuters. Efeknya, Vietnam menghentikan operasi pencarian lewat kapal.

Langkah Vietnam mengurangi operasi pencarian ini tak lepas dari kegusaran mereka atas sikap Malaysia. Hanoi telah meminta Kuala Lumpur verifikasi soal kabar bahwa MH370 mengubah rute sebelum hilang kontak. Namun belum ada tanggapan yang memuaskan dari Malaysia.

Pemerintah China pun, seperti dikutip stasiun berita BBC, mengritik ketidakjelasan yang diperlihatkan Malaysia dalam menyelidiki benar tidaknya MH370 melenceng dari jalur reguler. Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa informasi yang berlainan itu terlihat "cukup kacau."

Ace Hardware Indonesia Cetak Laba Rp 204,82 Miliar pada Kuartal I-2024

Sementara itu, TNI Angkatan Udara juga masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan MH370. Dengan pesawat Boeing 737-200 versi militer, yang dilengkapi radar dan kamera, TNI AU selama tiga jam menelusuri perairan Indonesia di Selat Malaka.

"Tim pencari belum menemukan tanda-tanda keberadaan pesawat MH 370" kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Soewondo, Kolonel (Pnb) SM Handoko, seperti dikutip stasiun televisi ANTV. Pemantauan berlangsung di kawasan utara pulau Sumatera hingga melewati Laut Andaman.

Menurut Handoko, kalau benar-benar jatuh di Selat Malaka, pesawat itu mungkin sudah ditemukan. Di perairan itu, lanjut dia, banyak kapal kargo dan nelayan.

"Banyak kapal di kawasan itu. Jika jatuhnya di kawasan itu, maka kemungkinan akan ditemukan oleh nelayan," kata Handoko.

Namun TNI Angkatan Udara tetap terus berkordinasi dengan Malaysia untuk mencari data terbaru. Pencarian dilanjutkan Kamis.

Reaksi Keluarga

Sementara itu, kerabat para penumpang MH370 mengaku masih mendapat informasi yang tidak jelas dari pihak berwenang soal hilangnya pesawat. Masman Suria Tanurisman mengaku sudah dua kali dihubungi Malaysia Airlines dan Kepolisian Malaysia. Masman mengatakan, kali pertama ditelepon, mereka mengatakan pesawat jatuh.

"Sementara saat dihubungi kedua kalinya, katanya dibajak. Jadi belum jelas," ungkap Masman di kediamannya di daerah Jatinegara, Jakarta Timur, Senin 10 Maret 2014. Masman merupakan Indra Suria Tanurisman, seorang penumpang MH370.

Seorang pejabat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Dino Nurwahyudin, mengatakan saat ini ada tiga keluarga penumpang Malaysia Airlines dari Indonesia yang masih bertahan di Negeri Jiran untuk menunggu informasi yang jelas. Mereka masih terus berdoa dan memiliki secercah harapan bahwa anggota keluarga mereka akan ditemukan selamat.

Keluarga penumpang, ujar Dino, memang mengeluhkan lambatnya proses pencarian."Tetapi pihak KBRI membantu menjelaskan situasi yang saat ini tengah berlangsung. Pihak Malaysia Airlines pun selalu memberikan perkembangan soal proses pencarian," kata Dino, yang menjabat Kepala Satuan Tugas Perlindungan WNI di KBRI Kuala Lumpur.

Sikap perwakilan keluarga asal Indonesia di Kuala Lumpur, menurut Dino, tidak seekstrem yang ditunjukkan oleh keluarga penumpang di Beijing, yang mengamuk saat menanti di Bandara Internasional Beijing. Sebanyak 153 penumpang merupakan warga negara China.

Dalam pertemuan dengan perwakilan maskapai di suatu hotel tempat keluarga para penumpang diinapkan selama beberapa hari di Beijing, mereka pada Selasa kemarin sepakat menuntut Malaysia Airlines segera beri penjelasan yang memuaskan soal hilangnya pesawat, termasuk kompensasi atau uang duka yang harus diterima keluarga bila mereka menghadapi kemungkinan terburuk soal nasib para penumpang MH370, ungkap kantor berita Reuters. 

"Kalau di China kan karena ada beberapa perwakilan keluarga yang mengaku masih bisa menghubungi nomor ponsel anggota keluarganya di dalam pesawat. Dari situ, mereka beranggapan bahwa maskapai seharusnya bisa mengetahui lokasi pesawat tersebut lebih cepat dan mudah," kata Dino. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya