Rakernas PDIP Dan Kehadiran Koalisi Merah Putih

Sumber :
  • ANTARA/R. Rekotomo

VIVAnews – Kehadiran pimpinan partai politik lain saat sebuah partai menyelenggarakan hajatan sebenarnya lumrah saja terjadi. Saling memenuhi undangan merupakan tradisi baik yang telah menjadi budaya bangsa ini sejak dulu kala.

Namun, menjadi sensitif manakala hal itu terjadi di tengah panasnya masa transisi pemerintahan seperti ini. Jangankan kehadiran dalam sebuah forum resmi, pertemuan informal yang dilakukan tertutup pun menjadi isu yang sangat penting dicermati para politikus baik dalam satu kubu maupun lawannya.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang berada dalam barisan Koalisi Merah Putih dikabarkan akan menyeberang ke koalisi pendukung Presiden Terpilih Joko Widodo yang dimotori Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Spekulasi itu berkembang kencang menyusul kehadiran pengurus dua partai itu dalam Rapat Kerja Nasional PDIP pada Jumat sore, 19 September 2014.
 
Koalisi Merah Putih awalnya terdiri atas Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Golkar, PPP, PAN, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Demokrat. Sementara itu, koalisi partai pendukung pemerintahan baru adalah PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura. Belakangan, Partai Demokrat menyatakan netral dari dua kubu yang saling berseberangan itu.

Dinamika partai jelang pelantikan presiden dan penyusunan kabinetnya ini memang sangat tinggi, perubahan demi perubahan sangat mungkin terjadi dalam hitungan hari.

Emron Pangkapi, Pelaksana Tugas Ketua Umum kubu PPP yang kontra Suryadharma Ali, hadir di Rakernas IV PDIP bersama Wasekjen PPP, Ihsa Muchsin. Emron hadir di Marina Convention Center, Semarang, lokasi Rakernas, sesaat setelah rombongan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, serta Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Tak hanya PPP, sejumlah kader PAN juga turut hadir di acara. Tiga tokoh PAN yang hadir antara lain Sekretaris Jenderal PAN Taufik Kurniawan, Wakil Ketua Umum DPP PAN Drajad Wibowo, dan Ketua Bidang Kebijakan Publik PAN, Tjatur Sapto Edi.

Kedatangan petinggi dua partai Koalisi Merah Putih tersebut cukup mendapatkan perhatian kader PDIP. Sambutan tepuk tangan dari ribuan kader turut diteriakkan saat langkah kaki mereka memasuki ruang Rakernas.

Fakta-fakta Anggota TNI Tersambar Petir di Depan Mabes Cilangkap, 1 Meninggal Dunia

Polemik

Kehadiran PPP dan PAN dalam acara itu memunculkan polemik di kancah perpolitikan nasional. Apalagi, saat ini PPP sedang menghadapi kisruh internal di mana terdapat dua kubu yang saling mengklaim tonggak kepemimpinan di partai berlambang kabah tersebut.

Dua kubu itu adalah kubu Suryadharma Ali (SDA) dan kubu Plt Ketua Umum PPP, Emron Pangkapi dan Sekjen, Romakhurmuziy.

Wakil Sekretaris Jenderal PPP Hasan Husaeri Lubis mengatakan bisa saja partainya berubah arah koalisi bergabung ke kubu Joko Widodo.

"Kalau seandainya menawarkan, ya kita lihat ada tidak syarat-syaratnya," kata Hasan saat dihubungi melalui ponselnya.

Bahkan, PPP akan mewakafkan salah satu kader terbaiknya masuk ke kabinet jika dianggap kompeten oleh Jokowi dan Jusuf Kalla.

"Misalnya mereka minta Lukman Hakim jadi Menteri Agama karena dia dianggap kompeten, ya kami wakafkan," kata Hasan.

Hasan juga tidak membantah, jika banyak kader partainya yang ingin bergabung ke kubu Jokowi-JK. Namun sejauh ini, kata Hasan, PPP masih konsisten tergabung dalam Koalisi Merah Putih. Sehingga, aspirasi sebagian kader yang ingin ke Jokowi belum bisa diwujudkan.

"Tidak bisa kan, ditentukan orang perorang. Kami tentukan koalisi dalam musyawarah. Kami komitmen pada Koalisi Merah Putih saat ini. Ke depan, kalau dalam Muktamar berubah kita tidak tahu. Tetapi saat ini untuk Koalisi Merah Putih, kami komitmen," Hasan menuturkan.

Saat ini, DPP PPP masih menunggu keputusan pimpinan daerah dan wilayah mengenai kapan dilaksanakan Muktamar. Meski dalam AD/ART Muktamar harus dilakukan setahun setelah terbentuknya pemerintahan baru, tetapi bisa saja berubah jika DPD dan DPW menghendakinya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo membantah kehadiran mereka dalam Rakernas PDIP sebagai sinyal merapatnya PAN ke koalisi pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Sama sekali tidak (akan pindah koalisi). Ini silaturahmi memenuhi undangan," kata Drajad, melalui pesan singkat.

Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat itu menegaskan PAN masih solid dalam Koalisi Merah Putih (KMP). "Posisi politik tetap di KMP," kata dia.

Kehadiran dua partai itu dalam Rakernas PDIP rupanya disikapi serius para anggota koalisi merah putih lainnya. Menurut Juru Bicara Koalisi Merah Putih, Tantowi Yahya, ihwal itu akan dibicarakan dalam rapat koalisi merah putih yang akan segera digelar.

Posisi tawar

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Desmond J. Mahesa, menilai kedatangan dua partai itu bukan berarti Koalisi Merah Putih pecah. Menurutnya, Koalisi Merah Putih tidak pernah terancam pecah karena Koalisi Merah Putih itu sebenarnya yang membuat koalisi hari ini.

“Yang buat partai-partai itu kompak, gitu loh," kata Desmond, saat dihubungi.

Menurut Desmond, pantas dicermati siapa orangnya dari partai Koalisi Merah Putih yang hadir di Rakernas PDIP itu. Sebab, siapa yang datang belum tentu mempunyai kebijakan mengubah arah partai anggota koalisi.

"Pertanyaannya kalau PPP, ini yang mana ke sana? Gitu kan. Suryadharma Ali bukan? Itu kan perlu dilihat juga. Dalam rangka apa?" ujarnya.

Anggota Komisi III DPR ini menegaskan bahwa koalisi Merah Putih tetap solid. Dia mengakui, kehadiran Golkar, PAN, PPP dan lainnya membuat koalisi itu semakin kuat.

"Pada saat mendukung Prabowo, ya bisa dibilang ini pilihan," jelasnya.

Menurut Desmond, koalisi Merah Putih pada akhirnya menjadi kendaraan untuk meningkatkan posisi tawar dari partai non-Gerindra terhadap kekuasaan politik PDIP dan Jokowi. Dia menilai tanpa adanya koalisi maka mereka tidak akan mereka tidak akan diperhitungkan.

"Kalau enggak, kan enggak dilirik. Enggak ada tawaran kan? Ini bukan hal yang baru dalam dunia politik di Indonesia," lanjut Desmond.

Penjelasan PDIP

Ketua Panitia Rakernas PDIP Heru Sudjatmoko mengatakan, semua partai yang ada memang diberikan undangan pada Rakernas PDIP di Semarang, termasuk partai Koalisi Merah Putih.

Adapun teknis pendistribusian undangan langsung diserahkan panitia pusat. DPP PDIP pun telah melayangkan surat kepada yang bersangkutan sebelum dua hari pelaksanaan Rakernas.

Heru menyebutkan, pembahasan dalam Rakernas antara lain, konsolidasi partai partisipan pendukung pemerintah setelah 10 tahun menjadi partai oposisi. Selain itu, membahas isu strategis UU Otonomi Daerah dan UU Pilkada langsung. Bagaimana pendukung pemerintahan yang dipimpin Jokowi-JK agar sukses ke depan, maka harus disolidkan.

"Kita ini partai yang mengalami transisi selama 10 tahun. Maka harus dikonsolidasikan untuk pendukung penuh pemerintahan ke depan," ujar dia.

Rakernas ini dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Presiden terpilih Joko Widodo. Megawati dijadwalkan mengisi orasi politik di hadapan 1.400 dari pengurus Kabupaten/Kota, Provinsi se-Indonesia. (asp)

Golkar Terbuka Jika Jokowi-Gibran Mau Gabung: Amin, Kami Anggap Doa
Tangkapan layar anggota KPU RI Idham Holik saat rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024.

Ganjar-Mahfud Ngaku Tak Dapat Undangan Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Bilang Begini

KPU mengeklaim bahwa lembaganya sudah menjalin komunikasi secara pribadi kepada liaison officer atau naradamping pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024