Belanja Online Itu Mudah Tapi Kendalikan Jari Anda

Ilustrasi bisnis online atau belanja online
Sumber :
  • iStock

VIVAnews – Tren belanja online semakin marak. Hal itu, dipicu dengan menjamurnya toko virtual di Indonesia. Menurut data Indonesia e-Commerce Association (iDea), ada lebih dari 80 toko online yang tergabung dalam organisasi tersebut. Menyusul beberapa pemain asing lain, yang mulai menjajal pasar Indonesia.

Imigrasi Bali Tahan Paspor Hyoyeon Girls Generation, Bomi Apink hingga I.O.I Im Nayoung

eBay telah masuk dengan menggandeng Telkom. Sedangkan Alibaba, akan masuk dengan AliExpressID.

Setidaknya, ada beberapa hal yang membuat para pengguna internet kerap memanfaatkan toko online sebagai alternatif berbelanja. Selain aktivitasnya yang bisa dilakukan di rumah, pilihan yang tersedia pun cukup beragam. Para calon pembeli dimanjakan dengan banyaknya produk yang dijual dan harga yang kompetitif.

Viral, STY Salami dan Peluk Seluruh Pemain Korsel usai Digilas Timnas Indonesia

Sayangnya, konsumen masih belum aware terhadap aktivitas belanja di dunia maya. Tingkat kepercayaan, keamanan pembayaran, proses pengiriman, dan kualitas barang yang diterima merupakan empat faktor utama yang seharusnya menjadi pertimbangan para pelaku e-commerce di Indonesia untuk memastikan pengalaman berbelanja online yang menyenangkan. Bahkan, rekomendasi orang terdekat menjadi salah satu faktor utama bagi konsumen untuk mencoba berbelanja online.

Sejak 2012 lalu, dimulailah kegiatan tahunan bertajuk Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Diadakan setiap akhir tahun, menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Program ini melibatkan sekitar 78 toko online di Indonesia. Sebelumnya, program serupa juga dilakukan oleh situs diskon Groupon, dengan nama Festival Belanja Online. Bedanya, festival ini dilaksanakan selama seminggu, sedangkan hari belanja dilaksanakan hanya selama satu hari.

Remaja yang Tewas di Hotel Jaksel Ternyata Sempat Kejang usai Dicekoki Narkoba

“Bisa dibilang serupa dengan Black Friday, hanya saja tidak perlu ribet. Kami telah melakukannya selama tiga tahun dan semua mengalami peningkatan, terutama dari sisi skala, dengan dukungan infrastruktur lebih banyak, deals (penawaran) yang lebih beragam, dan tentunya peserta yang lebih ramai,” ujar Senior VP Marketing Lazada Andry Huzain, kepada VIVAnews, Jumat 12 Desember 2014. Lazada sendiri merupakan penggagas dari program ini.

Black Friday merupakan ajang penjualan satu hari, menyusul perayaan Thanksgiving di Amerika. Bisa dibilang, Black Friday juga sebagai pembukaan belanja menjelang hari libur Natal dan Tahun Baru. Hanya saja, platform-nya masih menggunakan pasar ritel, tak hanya dunia maya.

“Tujuan utama Harbolnas adalah untuk terus mengembangkan dan memajukan ekosistem e-commerce di Indonesia dengan memperkenalkan layanan dan beragam penawaran yang dihadirkan oleh para pelaku industri e-commerce dari berbagai kategori, mulai dari lifestyle, fashion, gadget dan elektronik, travel, F&B, hingga properti. Ini menjadi kesempatan besar bagi para pelaku e-commerce di Indonesia untuk mendewasakan ekosistem e-commerce dengan menghadirkan pengalaman terbaik dalam berbelanja online,” jelas Andry.

2016, pasar e-Commerce Indonesia tumbuh besar

Untuk Harbolnas tahun ini pun, masyarakat Indonesia tak kalah antusiasnya dengan masyarakat Amerika yang meghadapi Black Friday. Kata Andry, dalam setengah hari Harbolas 2014, telah mampu memecahkan rekor satu hari dari perhelatan Harbolnas tahun sebelumnya.

“Setengah hari Harbolnas 2014 sama dengan satu hari full di Harbolnas 2013. Tepatnya diadakan di 11 November (11/11) 2013. Ini, artinya pecah rekor lagi. Kami menargetkan ada peningkatan 10 kali tahun ini, baik dari sisi trafik maupun revenue (pendapatan),” ujar Andry.

Sayangnya, dia tidak merinci secara detail berapa tepatnya pendapatan dan trafik di Harbolnas 2013.

Ini merupakan bukti, jika pengguna internet di Indonesia semakin banyak yang kepincut belanja di dunia online. Menurut data yang dipaparkan Andy Zain, pendiri Mobile Monday, Indonesia yang termasuk negara berkembang hanya memiliki sedikit toko ritel yang mengadopsi toko online.

Dia menuturkan, kurang dari satu persen peritel yang mau menggarap ranah dunia maya dalam ekspansi bisnisnya. Padahal, hampir semua peritel internasional tertarik menggarap pasar online di Indonesia.

Data yang dipaparkan TNS Online Shopper Study untuk Indonesia pada Februari 2013 lalu menunjukkan, bahwa industri e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh hingga US$25 miliar pada 2016.

Dalam riset TNS menunjukkan bahwa satu dari dua konsumen di Indonesia yang sudah terekspos dengan informasi melalui internet akan memiliki kecenderungan untuk mencoba berbelanja online.

Ditambahkan Andry, angka aktivitas e-Commerce, baik pelaku bisnis maupun konsumen akan mencapai puncaknya pada 2015 mendatang. Sebab, daya beli masyarakat Indonesia terus meningkat dengan pesat.

Menurut dia, tren belanja online di 2015, diprediksi didominasi oleh mobile. Bahkan, dari keseluruhan jumlah transaksi Lazada Indonesia pada awal tahun ini, 20 persen di antaranya terjadi melalui smartphone. Angka ini, kemudian meningkat pada bulan Desember menjadi 59 persen.

Data yang dipaparkan eMarketer, dari total pengguna internet di Indonesia, yang berjumlah lebih dari 70 jutaan, hanya sekitar 10 persen yang pernah melakukan transaksi atau belanja online. Kebanyakan mereka masih takut dengan keamanan pembayaran, dan masih belum percaya dengan dunia online.

Data APJII menunjukkan, 34,6 persen responden yang disurvei mengaku masih khawatir dengan penipuan online, sedangkan sekitar 21,5 persen masih takut 'membeli kucing dalam karung' karena barang yang dijual tidak bisa dilihat secara fisik.

Tips aman berbelanja online

Maniak belanja online pasti sudah mengetahui caranya, agar terhindar dari jeratan kejahatan bisnis online. Meski mudah berbelanja melalui internet, ada baiknya diperhatikan lebih dulu system keamanan dan kredibilitas merchant yang ada.

Menurut perusahaan jasa keamanan internet Trend Micro, salah satu yang harus dilakukan agar belanja online tetap aman adalah selalu cek dan verifikasi kiriman penawaran yang tidak masuk akal yang ada diakun sosial media, baik itu Facebook, Line, Twitter, dan lain-lain.

Lalu, bookmark situs online yang resmi sebagai informasi penting, saat ingin melakukan belanja online. Cara ini untuk meminimalisir kemungkinan tertipu dengan situs buatan para peretas.

“Hati-hati dengan ajakan klik untuk kiriman penawaran barang dan diskon menarik melalui email. Biasanya penawaran melalui email akan membawa Anda pada link palsu dan attachment yang isinya akan menginfeksi komputer Anda. Periksa kembali halaman pembayaran, jika pembayaran melalui pihak ketiga melalui kartu kredit pastikan Anda berada pada alamat yang benar. Jangan sampai Anda masuk ke dalam jebakan peretas untuk memasukkan data pribadi yang pada akhirnya data tersebut disalahgunakan,” ujar pihak Trend Micro.

Untuk metode pembayaran, COD (Cash on Delivery), atau bayar di tempat merupakan yang paling aman dalam bertransaksi. Sebab, pembayaran dilakukan ketika barang sampai dirumah.

Sedangkan untuk transfer bank dan kartu kredit membutuhkan kewaspadaan dalam bertransaksi. Contohnya di website Zalora memberikan keyakinan bahwa sistem pembayaran Zalora memiliki sertifikasi 128-bit SSL (Secure Socket Layer) Security Encryption Certification yang diberikan oleh GoDaddy.

Website belanja lain, seperti Lazada juga memberikan keamanan dengan teknologi 128-bit SSL saat memproses rincian keuangan. Pihak Lazada mengklaim bahwa penggunaan teknologi ini membutuhkan waktu sekurang-kurangnya satu triliun tahun untuk dipecahkan, dan merupakan standar dalam industri.

Walau sudah memiliki toko online terpercaya, tetap jaga kewaspadaan dalam bertransaksi. Jangan memberikan info kartu kredit ke siapa pun, catat setiap transaksi pembelian barang, dan jangan meng-klik iklan menggiurkan yang muncul tibat-tiba di layar. Biasanya itu adalah link yang disusupi virus berbahaya.

Happy shopping, Sist! (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya