Presiden Berburu Kenyamanan Bogor

Rusa di Istana Bogor
Sumber :
  • Antara/ Jafkhairi
VIVA.co.id -
Presiden Jokowi Santai UU Amnesty Digugat
Tak seperti hari-hari biasanya, rombongan mobil kepresidenan terlihat melaju kencang di ruas jalan Tol Jagorawi dari arah Jakarta menuju Kota Bogor, Jawa Barat, Senin pagi, 16 Februari 2015.

Jokowi: Indonesia Bangga Raih Perak Pertama

Ruas jalan perempatan Baranangsiang hingga Tugu Kujang pun ditutup sementara. Upaya ini untuk proses sterilisasi jelang rombongan mobil kepresidenan melintas.
Ahok Ungkap Alasan Jokowi Sindir Keuangan Daerah


Sirene dari mobil pengawal pun mulai mendekati Jalan Raya Padjajaran selepas keluar dari Gerbang Tol Utama Bogor.

Mobil terus melaju menyisiri Jalan Raya Padjajaran dan akhirnya tepat di perempatan Internusa berbelok ke kiri ke arah lapangan Sempur menuju Istana Bogor. Sekitar pukul 08.30 WIB, Presiden Joko Widodo terlihat sudah berada di Istana Bogor.

Pemandangan ini tentu saja cukup membuat terkejut warga Kota Bogor. Karena selama ini sangat jarang mobil kepresidenan sudah membumi di kota hujan itu di pagi hari.

Awal pekan ini, adalah hari pertama Presiden Jokowi mulai berkantor di Istana Bogor. Situasi itu terlihat dari serangkaian tugas negara yang biasanya digelar di Jakarta, kini dialihkan di Istana Bogor.

Pukul 09.00 WIB, Jokowi sudah menerima sejumlah menteri dan Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir untuk membahas tentang pembebasan lahan untuk pembangunan PLTU Batang, Jawa Tengah.

Satu jam berselang, Presiden Jokowi langsung menggelar rapat terbatas pada pukul 10.00 WIB. Dilanjutkan dengan makan siang bersama Duta Besar dan pengusaha dari Tiongkok.


Kemudian, pada pukul 14.00 WIB, rapat dengan dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah, dirut LPDP, dirut PT Taspen, dirut PT Asabri, dirut BPJS Kesehatan, dirut BPJS Ketenagakerjaan, dirut LPDB, ketua Pusat Investasi Pemerintah, direktur PT SMI, dan ketua Pusat Pembangunan Hutan.


Sementara itu, agenda terakhir adalah sidang kabinet paripurna yang dilakukan pada pukul 19.00 WIB. Semua kegiatan dilakukan di istana berhawa sejuk itu.


Kenyamanan Bogor


Istana Bogor selama ini memang dikenal sebagai istana negara terindah dibandingkan lima istana negara lainnya. Sejak didirikan pada 1744 oleh pemerintah Hindia Belanda, tidak semua Presiden Indonesia yang mau tinggal dan berkantor di Istana Bogor.


Tercatat hanya Presiden RI pertama, Soekarno dan Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid alias Gusdur yang pernah tinggal dan berkantor di istana seluas 87 hektare itu.


Jauh sebelum Bung Karno dan Gusdur, pada tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.


Kini, Presiden RI, Joko Widodo, pun memilih istana ini untuk berkantor dan juga direncanakan sebagai tempat tinggalnya. Dipilihnya Istana Bogor untuk berkantor oleh Jokowi dinilai juga memiliki alasan yang sama para penghuni Istana Bogor sebelumnya.


Yakni kenyamanan dan suasana damai serta keasrian lingkungan istana.


"Secara lingkungan, relatif Istana Bogor itu menyediakan lingkungan yang lebih rileks untuk melakukan pertemuan-pertemuan besar," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto beberapa waktu lalu.


Namun, kata dia, tentu saja Presiden tidak akan terus-menerus tinggal di Bogor.


"Tergantung berapa lama yang dibutuhkan Presiden di Bogor. Kami, terutama dari sekretariat kepresidenan, menyiapkan kalau Presiden harus, atau ingin bermalam di Istana Bogor," kata dia.


Selayaknya sebuah tempat bekerja bagi seorang kepala negara, Istana Negara di Jakarta sempat menjadi tidak nyaman. Istana Presiden yang selama ini tidak pernah terdampak bencana alam, kini terlihat tergenang banjir.


Kondisi itu terlihat kala hujan lebat mengguyur Jakarta di awal pekan lalu. Tidak bekerjanya pompa air di Waduk Pluit, Istana Negara pun ikut terendam. Meski tidak separah bencana banjir Jakarta pada 2014, tapi setidaknya bisa disebut kini Istana Negara sudah "tidak nyaman" lagi.


Kondisi itu sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Istana Bogor. Sejak pertama kali didirikan berabad-abad lalu, Istana Bogor tidak pernah sama sekali tersentuh banjir.


Padahal, jika dilihat secara tata letaknya, Istana Bogor berada tepat di tepi Sungai Ciliwung dan tak jauh dari aliran Sungai Cisadane yang berada di sebelah selatan istana itu.


Namun, bukan berarti Istana Bogor tidak pernah tertimpa bencana, Istana Bogor sudah beberapa kali diterjang bencana angin kencang. Meskipun tidak sampai menimbulkan korban jiwa, tapi beberapa pohon koleksi istana sempat tumbang. 


Sementara itu, jika dibandingkan dengan Jakarta, lalu lintas di Kota Bogor cenderung masih lebih baik. Di Kota Bogor jarang sekali terjadi kemacetan lalu lintas tingkat tinggi seperti yang terjadi di ibu kota.


Meskipun di jam-jam kerja dan sekolah, jalanan di Kota Bogor relatif lancar dan masih bisa ditempuh dengan memacu kendaraan pada kecepatan 60 kilometer per jam.


Terutama di sekitar Jalan Raya Padjajaran hingga ke Istana Bogor. Meski Padjajaran adalah jalan utama, tapi kemacetan di ruas jalan ini hanya terjadi di akhir pekan dari hari libur nasional.


Jika terjadi kemacetan di hari kerja, itu pun hanya disebabkan adanya aktivitas jual beli pedagang kaki lima di sekitar Terminal Baranangsiang dan penumpang yang turun dari angkutan kota.


"Kami akan tata pedagang kaki lima agar tidak berjualan di ruas yang dilalui Presiden. Selain itu, kami akan mengatur rute angkot yang melalui Jalan Raya Padjajaran," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto baru-baru ini.


Keamanan Istana


Kepolisian Jawa Barat pun sudah melakukan serangkaian persiapan untuk pengamanan, jika Presiden Joko Widodo pindah berkantor di Istana Bogor, Jawa Barat.


"Kalau beliau di sini, ya saya pindah di sini, kantor saya sudah ada di Polresta Bogor. Situasi lalu lintas, keamanan kami siapkan" kata Kapolda Jabar, Inspektur Jenderal Muhammad Iriawan di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat 13 Februari 2015.


Bahkan, Polda Jawa Barat sudah menambah kekuatan personel, terutama di wilayah Bogor. "Salah satunya (dalam rangka kepindahan Jokowi), satu polsek minimal satu polwan," ujar dia.


Istana Bogor pun relatif aman karena berada di antara beberapa markas TNI dan Polri, seperti Markas Pusdikzi Paspampres, Markas Batalyon Infanteri Siliwangi, Markas Brimob Pelopor Kedunghalang, dan juga Landasan Udara TNI AU Atang Sanjaya.


Lantas, bagaimana warga Kota Bogor menyambut "kedatangan" Presiden di kota hujan itu? "Sok aja kalau Pak Presiden mau tinggal dan kerja di Bogor mah," kata Indah warga Kelurahan Sempur, Bogor Tengah saat berbincang dengan VIVA.co.id, Senin 16 Februari 2015.


Menurut Indah, bagi warga Bogor, kedatangan Jokowi ke Bogor bukan sesuatu yang menambah persoalan baru bagi warga. "Dari dulu Bogor ini kan memang lebih banyak terima tamu, jadi sudah biasa. Apalagi dulu Presiden Soeharto tiap minggu ke Bogor," kata Indah.


Hal yang sama diungkapkan Rian, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Bagi Rian, dengan adanya Jokowi di Bogor, setidaknya Presiden bisa mengetahui langsung apa yang terjadi di Bogor.


"Jangan lihatnya Jakarta terus, kan dulu Jokowi sudah pernah jadi Gubernur Jakarta," kata Rian.


Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menuturkan, kepindahan Jokowi ke Istana Bogor sangat dinanti Pemerintah Kota Bogor. Karena nantinya, Bogor akan dinilai sebagai kota paling nyaman untuk sebuah tempat bekerja.


"Bogor akan menjadi daerah nyaman dan membuat orang senang bekerja di Bogor," ujarnya. (art)


Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya