Kongres PAN, Adu Kuat Hatta dan Zulkifli

PAN Peringati Nuzulul Quran
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id -  Partai Amanat Nasional akan menggelar kongres yang ke-4 pada 28 Februari 2015 hingga 3 Maret 2015 di Nusa Dua, Bali. Agenda itu berdasarkan hasil rapat harian PAN yang dipimpin oleh Ketua Umum Hatta Rajasa, dan dihadiri para petinggi mereka seperti Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Amien Rais, Sekretaris Jenderal Taufik Kurniawan, Ketua Fraksi Tjatur Sapto Edi dan lain-lain pada Selasa, 16 Desember 2014 lalu.

Terpilih sebagai Ketua Steering Committee (SC) atau panitia pengarah adalah Taufik Kurniawan. Sedangkan Organizing Committee (OC) atau ketua panitia penyelenggara adalah Joncik Muhammad yang juga Ketua DPP PAN.

Menurut Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN sekaligus Wakil Ketua Panitia Pengarah Kongres, Viva Yoga Mauladi, ada empat agenda utama yang akan dibahas dalam forum tertinggi partai berlambang matahari tersebut.

Pertama adalah membahas AD/ART partai. Kedua, menetapkan platform dan garis-garis besar perjuangan partai. Ketiga, menetapkan program kerja pemenangan pemilu dan keempat memilih ketua umum dan ketua penasehat partai untuk periode 2015-2020.

"Jadi, para peserta datang ke kongres itu tidak hanya untuk memilih ketua umum. Tapi juga berpikir soal kepentingan dan masa depan partai ke depan," kata Yoga saat berbincang dengan VIVA.co.id, Kamis 26 Februari 2015.

Tak hanya itu, di mana posisi PAN pasca kongres juga menjadi salah satu topik yang hangat untuk diperbincangkan. Kondisi politik nasional memang masih terbelah antara koalisi partai pro pemerintah yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat dan koalisi partai penyeimbang pemerintah, Koalisi Merah Putih.

Sebagai kekuatan politik tengah, PAN saat ini masih berada di KMP. Namun tak ada yang menjamin posisi itu tidak berubah karena sifat politik yang dinamis.

Calon Ketum

Meskipun bukan satu-satunya agenda, namun pemilihan ketua umum tentu menjadi agenda paling sentral dalam Kongres PAN. Sejumlah kandidat ketua umum sudah muncul. Mereka adalah calon incumbent, Hatta Rajasa yang saat ini menjabat ketua umum PAN, Zulkifli Hasan, kader PAN yang dipercaya menjadi Ketua Majelis Permusyarawatan Rakyat.

Ketiga adalah Drajad Wibowo yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PAN, serta Azwar Abubakar, mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Namun, dua nama terakhir ini cenderung tenggelam. Hatta dan Zulkiflilah yang kemudian muncul sebagai kandidat paling kuat.

Saat menemui Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, dalam rangka persiapan penyelenggaraan kongres pada Sabtu 21 Februari 2015, Hatta menyatakan kesiapannya untuk memimpin kembali PAN. Mengalirnya dukungan politik baik di tingkatan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di Indonesia kepadanya untuk menakhodai partai itu menjadi salah satu alasan.

"Saya sangat siap untuk memimpin PAN. Kesiapan saya untuk memimpin PAN tidak terlepas dari dukungan DPW dan DPD PAN se-Indonesia," kata Hatta.

Bahkan, jauh hari sebelumnya, mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu membeberkan kesuksesannya selama menahkodai PAN di depan Amien Rais dan para pengurus partai. Kesuksesan yang dia beberkan itu, misalnya, bahwa PAN telah melewati ageda besar yaitu Pileg dan Pilpres 2014. Hasilnya, dianggap memuaskan.

"Pileg selesai, alhamdulilah kita dapat rangking lima dan suara meningkat 53 persen," kata Hatta di rakernas di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu 6 Desember 2014.

Dia juga mengatakan telah berhasil mendapatkan kursi wakil ketua DPR dan menghantarkan Zulkifli Hasan menjadi Ketua MPR. Zulkifli sekarang justru menjadi rivalnya dalam bursa calon ketua umum.

Kemudian, dalam pilpres, Hatta juga mengaku cukup bangga menjadi calon wakil presiden, meskipun belum berhasil memenangkan kompetisi itu.

"Alhamdulilah walaupun kita belum mendapatkan apa yang kita harapkan tetapi kita paling tidak ada 67 juta pemilih yang ini jadi modal besar untuk besarkan partai," kata dia.

Zulkifli Hasan pun tak mau kalah. Zul, sapaan akrab pria asal Lampung ini terlihat terus memanaskan mesin politiknya. Dia mengonsolidasikan pendukungnya di Surabaya, Jawa Timur pada Senin malam, 19 Januari 2015.

Zul mengumpulkan 20 Dewan Pimpinan Wilayah pada acara silaturahmi dan dialog bertema "Makna dan Optimalisasi Kongres IV PAN untuk Reunifikasi, Revitalisasi, dan Regenerasi" itu digelar di Hotel Shangri La, Surabaya. Pendiri partai, Amien Rais, juga tampak hadir memberikan dukungan kepada besannya itu.

"Yang hadir di acara ini lebih dari 20 DPW. Tadinya hanya DPW se-Jawa saja. Tapi, ternyata DPW-DPW dari luar Jawa minta untuk ikut hadir, jadi ya kita persilakan saja," kata Ketua DPW PAN Jawa Timur, Suyoto.

Menurutnya, kekuatan itu akan diusung di Kongres PAN di Bali mendatang. Dan, dukungan terhadap Zulkifli sebagai calon ketua umum DPP PAN kian menguat.

Zulkifli pun mengklaim dukungan terhadapnya terus mengalir. Namun demikian, dia tak jumawa untuk terlalu dini mengklaim sebagai pemenang. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada pemilik suara di kongres.

"Saya tak punya tim khusus. Saya datang ke sini juga karena diundang teman-teman Jatim dan kebetulan dari luar Jatim juga ikut hadir," kata Zulkifli di Hotel Shangri-la, Surabaya, Senin malam, 19 Januari 2015.

Mengenai visi dan misi, Zulkifli menyatakan bahwa akan mengutamakan politik kebangsaan dalam menakhodai PAN lima tahun ke depan. Alasannya, politik jangka pendek yang hanya ingin merebut kekuasaan baik di legislatif maupun eksekutif, justru menjauhkan pada cita-cita kebangsaan.

"Karena itu orientasi partai ke depan adalah kepentingan rakyat dan musuh utama yang harus diperangi adalah masalah kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan," katanya.

Dia juga akan menerapkan sistem otonomisasi partai, termasuk dalam menentukan calon kepala daerah yang mau diusung maupun didukung. Dan untuk rekrutmen kepemimpinan nasional ke depan,  PAN akan menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat.

"Jadi tidak otomatis ketua umum DPP PAN adalah kandidat capres atau cawapres," ujar mantan Menteri Kehutanan era Presiden SBY ini.

Tak hanya di Jawa Timur, Zul juga melakukan konsolidasi dengan pengurus PAN Indonesia Timur di Hotel Lombok Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu 8 Februari 2015. Pada kesempatan itu, Zul menawarkan gagasan transformasi politisi menjadi negarawan sebagai visinya untuk menakhodai PAN.

Menurutnya, PAN semenjak kelahirannya telah memperjuangkan nilai-nilai kebajikan yang penting dalam berbangsa dan bernegara, mengedepankan kepentingan rakyat. PAN mengacu pada moral agama, kemanusiaan dan kemajuan.

"Nilai-nilai kebajikan adalah fondasi yang mengubah seseorang dari politisi yang sekadar membela kelompok dan golongan menjadi seorang negarawan yang mendahulukan kepentingan bangsa dan rakyat. Dan PAN di masa depan adalah partai yang mendukung transformasi para politisi menjadi negarawan," ujarnya.

Zul menyoroti kondisi politik termutakhir tanah air yang dinamis dan selalu berubah. Menurutnya, hal itu merupakan suatu keniscayaan. Sebab itu, dibutuhkan karakter pemimpin yang kuat untuk mengatasinya.

"Kondisi politik yang dinamis dan selalu berubah merupakan tantangan sekaligus peluang untuk politisi dan partai politik," kata Zul.

Menghitung Peta

Viva Yoga Mauladi mengungkapkan bahwa total suara yang akan diperebutkan pada kongres mendatang adalah sekitar 593 suara yang terdiri dari DPD tingkat kabupaten/kota masing-masing satu suara, DPW provinsi masing-masing dua suara, DPP tiga suara, organsiasi sayap masing-masing satu suara, perwakilan luar negeri dua suara. Bagaimana peluang Hatta dan Zulkifli?

Seluruh pemilik suara pada kongres PAN dari Provinsi Papua menyatakan dukungan terhadap Hatta setelah mengadakan konsolidasi di Bali, Minggu 11 Januari 2015. Sebanyak 31 pemilik suara PAN Papua, membuat pernyataan dukungan tertulis kepada Hatta Rajasa untuk kembali memimpin PAN lima tahun ke depan.

"Kami buat pernyataan dukungan 29 DPD kabupaten/kota ditambah 2 DPW Provinsi Papua. Totalnya 31 suara. Kami serahkan pernyataan dukungan itu kepada Pak Hatta," ujar Ketua DPW PAN Papua Abock Busup, di Denpasar, Bali.

Menurut Abock, dukungan kepada Hatta bukan hanya pada kongres kali ini. Saat kongres tahun 2010 lalu, PAN Papua juga pasang badan untuk mendukung mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu menjadi Ketua DPP PAN periode 2010-2015. Ia menambahkan, aturan partai tidak melarang kader untuk menjadi ketua umum dua periode.

Sebanyak 24 DPW PAN se-Indonesia juga diklaim mendukung Hatta untuk kembali menduduki posisi Ketua Umum PAN. Menurut Ketua DPW PAN Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Eurico Guiteres, pernyataan sikap dukungan tersebut resmi disampaikan para ketua 24 DPW Partai PAN.

"Dukungan kepada Pak Hatta untuk menjadi Ketua Umum PAN juga datang dari empat Ortom (Organisasi Otonom), pengurus DPP Pusat, dan Fraksi PAN dari DPD RI," ujar Eurico kepada wartawan di Puri Denpasar, Jakarta Selatan, Kamis 8 Januari 2015

Eurico mengatakan, alasan ke-24 DPW PAN untuk kembali mencalonkan Hatta sebagai Ketua Umum PAN, karena bagian dari misi profetik yang dibawa PAN sebagai partai berazas rahmatan lil alamin telah banyak mendatangkan manfaat untuk rakyat.

"Selain capaian dalam bidang politik kekuasaan, PAN juga telah membuktikan kepeloporan dan partisipasi aktifnya dalam mengawal dan mengendalikan setiap proses perubahan dalam tatanan kehidupan kebangsaan," katanya

Atas dasar itu, lanjut Eurico, menyatakan sosok Hattalah yang pantas memimpin PAN periode 2015-2020.

"Kami menilai Hatta Rajasa kader terbaik PAN yang ada saat ini, kiprah politik beliau, baik dari internal partai maupun di pentas percaturan politik nasional, sangat membanggakan seluruh kader yang ada di Indonesia," ujarnya.

Anggota Tim Sukses Hatta, Joncik Muhammad, yakin, akan mengungguli kubu Zulkifli. Menurutnya, kemenangan Hatta sudah sesuai rencana dan hitungan awal.

"Sesuai rencana kita, on track. Bang Hatta akan menang," kata Joncik, Rabu 11 Februari 2015.

Joncik menjelaskan, sudah tiga kali melaksanakan deklarasi dukungan per wilayah. Untuk wilayah Sumatera, Hatta mayoritas memenangkan suara. Faktor Hatta dari Sumatera, turut menjadi pertimbangan pemilik suara sah.

"Di Sumatera dari 174 voters, 137 hadir fisik," katanya.

Sementara untuk Indonesia Timur, yang mencakup Papua, Papua Barat, Maluku, Ternate, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB dan Bali, Joncik mengklaim bahwa dari 277 voters mereka mampu mengumpulkan 181 voters.

"Delapan berhalangan, karena suatu hal," ujar Joncik.

Di wilayah Jawa, Joncik juga memastikan bahwa suara untuk Hatta juga banyak. "Jawa Barat dapat 23 voters dari 29. Banten 6 voters dari 10," katanya.

Dia memastikan, bahwa yang hadir adalah Ketua DPD masing-masing wilayah yang sah. Sehingga, klaim dukungan itu benar-benar, tidak asal-asalan.

"Itu kita verifikasi dengan SK mereka, kita nggak mau ngaku-ngaku ketua DPD," sesumbarnya.

Bahkan, salah seorang pendukung Hatta, Ketua Umum DPP Pandu Indonesia, ormas sayap PAN, M. Rodli Kaelani, di Rumah Matara, Jalan Ciasem 1 No. 29, Jakarta Selatan, Sabtu 14 Februari 2015, mengatakan bahwa Hatta telah mengantongi 65 persen suara pemilih pada kongres mendatang.

Menurut dia, suara dukungan berasal dari kader partai, baik DPD, DPW, dan organisasi sayap partai PAN. Suara dukungan itu, sebut dia, dibuktikan dengan wujud secara verbal tertulis.

Sementara itu, dukungan pada Zulkifli juga terlihat pada sikap DPW dan DPD kabupaten/kota di Yogyakarta. Mereka sepakat bulat mendukungnya sebagai Ketua Umum DPP PAB menggantikan Hatta.

"Sudah ada kesepakatan bulat pengurus tingkat provinsi dan kabupaten/kota mendukung Zulkifli sebagai Ketua Umum DPP PAN yang baru menggantikan Hatta Rajasa," kata Mahmud Ardi Widanto, Ketua DPD PAN Kabupaten Bantul, DIY, Selasa 13 Januari 2015.

Menurutnya, di DIY terdapat 7 suara yang berhak nantinya dalam pemilihan suara dan perwakilan yang memiliki hak suara sudah bertemu dengan Zukifli dan akan memberikan suaranya.

"Ada tradisi di PAN bahwa Ketua Umum DPP PAN hanya satu periode dan harus diganti yang baru," bebernya.

Untuk memastikan dukungan terhadapnya menjadi ketua umum, Zulkifli juga mengkarantina DPD dan DPW PAN. Tim Pemenangan Jawa Timur, A Basuki Babussalam membenarkan jika mulai Selasa, 24 Februari kemarin hingga hari ini, Rabu, 25 Februari 2015 ada proses validasi bagi para pendukung Zulkifli di Yogyakarta.

"Dari 597 DPD dan DPW pemilik suara sah, sebanyak 348 sudah menyatakan dukungan ke Pak Zulkifli Hasan," ujar Basuki saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu, 25 Februari 2015.

Wakil Bendahara DPW PAN Jawa Timur ini menambahkan, jika 348 DPD dan DPW itu sudah dikarantina oleh tim pemenangan guna divalidasi. Caranya, memvalidasi pendukung by name by addres, SK, Surat Mandat, foto, identitas dan surat dukungan resmi dari DPD maupun DPW.

"Gerakan ini kami beri sebutan konsolidasi Yogya untuk Zulkifli Hasan," katanya.

Dalam konsolidasi validasi pendukung yang digelar di dua Hotel di Yogyakarta yakni Sheraton dan Royal Ambarukmo itu ternyata menyedot perhatian basis pendukung Hatta. Menurut Basuki, basis pendukung yang selama ini menjadi benteng kuat Hatta justru sekarang banyak yang berpindah ke Zulkifli.

"Pendukung Pak Hatta yang hijrah ke sini adalah 9 DPD dari Sulawesi Utara dan dari Kalimantan Barat full ke kita semua," katanya.

Selain validasi dukungan, para pendukung juga diberi pengarahan dengan berbagai materi kebangsaan. Turut hadir guna mengisi materi di antaranya Amien Rais dan Soetrisno Bachir. "Selain tokoh internal, juga diundang tokoh eksternal. Seperti Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar juga memberi materi," ujarnya.

Alasan mayoritas DPD/DPW menginginkan Zulkifli jadi Ketua Umum, karena sosoknya yang egaliter. Sering turun ke bawah dan hampir semua akrab. "Pak Zulkifli komunikasi bagus ke DPD dan DPW. Orangnya egaliter," imbuh dia.

Sebelumnya, konsolidasi pemenangan Zulkifli juga sempat digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu 7 Februari 2015. DPW PAN NTB, Muazim Fikri, mengklaim, seluruh kader PAN NTB memberikan dukungan kepada Zulkifli Hasan.

"Sudah jelas, DPW dan seluruh ketua DPD memilih Zulkifli Hasan," tuturnya.

PAN NTB mendapatkan hak pilih sebanyak 13 suara dalam kongres nanti, melalui 11 DPD, dari 592 hak pilih nasional. Baik Zulkifli Hasan maupun Muazim Fikri selaku DPW PAN NTB mengaku optimis, caketum yang berangkat dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PAN ini, akan memenangkan pemilihan pada kongres 28 Februari 2015 nanti.

"Kami dukung 100 persen. Kami optimis, Zulkifli akan memenangkan posisi Ketua Umum PAN," tegas Muazim kepada wartawan.

Kendati demikian, Muazim tidak menyalahkan apabila kadernya berniat ingin mundur dari dukungan terhadap Zulkifli. Ia memprediksikan, dari 13 hak pilih, kemenangan Zulkifli Hasan akan didapatkan dari 12 DPD PAN di NTB.

Selain mencari dukungan pada pemilik suara, Zulkifli juga mencoba mencarii dukungan moril kepada sejumlah tokoh Muhammadiyah, ormas Islam yang turut menjadi basis suara dan ideologi PAN. Tercatat, dia menemui Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.

Zulkifli Hasan Bantah Kadernya Mundur

Meskipun kedua tokoh itu tak membeinya dukungan secara politik, namun mereka berharap kongres PAN berjalan denganbaik dan siapapun yang terpilih sebagai ketua umum mampu membawa kemajuan bagi PAN.



Persaingan keduanya juga tampak di tingkat elit partai. Misalnya Amien Rais yang merupakan pendiri partai dan juga Ketua MPP PAN, terang-terangan tak ingin Hatta kembali terpilih.

"Kalau tanya saya, cenderung 5 tahun cukup, tapi terpulang pada kongres nanti, pengarahan saya nanti, yang lebih senior (Hatta) melambung ke MPP, yang junior (Zulkifli Hasan) Ketum," kata Amien di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu 7 Desember 2014.

Menurut dia, jika Hatta kembali menjadi ketua umum, maka tidak akan ada perubahan di tubuh partai. Sementara jika Zulkifli yang menjadi ketua umum maka akan ada pembaruan.

Amien mengatakan bahwa dia ingin pemilihan ketua umum itu dapat dilakukan dengan aklamasi. "Plotingan saya akan aklamasi, juga nanti sistem voting yang demokrasi," kata dia.

Bahkan, kata Amien, pada periode mendatang dia tak ingin lagi menjadi Ketua MPP. "Jadi ada rotasi, begitu cukup umur saya turun," kata dia.

Putera Amien Rais, Hanafi Rais, yang berada di kubu Zulkiefli, memanaskan suasana. Dia menyebut kepemimpinan Hatta selama lima tahun sangat sentralistik.

"DPP yang kurang responsif, sentralistik, sehingga kadang-kadang teman-teman daerah banyak merasa dipingpong, dipersulit," kata Hanafi, Jakarta, Rabu 18 Februari 2015.

Hanafi menilai, selama kepengurusan Hatta, ada beberapa oknum pimpinan pusat yang tidak memperhatikan nasib partai. Hanya untuk kepentingan sendiri.

"Sehingga PAN perlu reformasi," katanya lagi.

Hanafi mengklaim mantan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir mendukung Zulikfili menjadi Ketua Umum partai itu periode 2015-2020.

"Iya, insya Allah beliau (Soetrisno Bachir, mantan Ketua Umum PAN) mendukung Pak Zulkifli Hasan," kata Hanafi kepada VIVA.co.id, Rabu, 11 Februari 2015.

Menurut Hanafi, Soetrisno Bachir menilai Zulkifli lebih egaliter dalam memimpin partai. "Karena, menurut beliau, PAN butuh sosok dan watak pemimpin yang egaliter, kalau ditelepon, di-SMS atau BBM, ya, merespons, dan segar," kata Wakil Ketua Komisi I DPR itu.

Dukungan sejumlah petinggi partai kepada Hatta juga cukup kuat. Mereka antara lain Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edi, Wakil Ketua DPP PAN, Drajat Wibowo, dan Joncik Muhammad. Joncik bahkan menyarankan Zulkifli untuk maju pada periode depan saja.

Meskipun persaingan makin keras, partai yang lahir dimasa awal reformasi 1998 itu sepakat untuk bersaing secara sehat. Tidak ada kampanye hitam atau perpecahan pasca kongres.

"Keran demokrasi akan dibuka pada kongres mendatang. Suhu politik tentunya kian meningkat, tetapi dengan rasa persatuan dan persaudaraan yang melekat kuat di segenap kader partai, kami yakin tidak akan terjadi belahan politik pasca kongres nanti," tegas Hatta.

"Saya siap saling mengadu gagasan dengan tetangga, saya cetuskan tradisi baru dalam PAN yakni politik kebangsaan. Posisi saya saat ini sebagai MPR memberikan keunggulan," kata Zulkifli di tempat lain.

Terkait posisi PAN pasca kongres, Wakil Ketua Fraksi PAN, Viva Yoga Mauladi, KMP dan KIH tidak mempengaruhi. Siapapun ketua umum PAN ke depan, partai berlambang matahari ini akan tetap dengan komitmen di luar pemerintahan.

"KMP atau KIH Itu bukan faktor determinan lagi. Seluruh kandidat nantinya, siapapun yang menjadi ketumnya akan tetap komitmen di luar pemerintahan," katanya

Yoga menegaskan, bagi PAN, berada dimanapun sama-sama mulianya. Sebab, yang terpenting adalah bagaimana PAN dapat berkontribusi untuk kemajuan bangsa.

Lantas apakah kongres nantinya hanya akan menjadi arena pertarungan Hatta dan Zulkifli? Bagaimana dengan peluang kader yang lain?

"Dalamnya lautan kita bisa tahu, tapi dalamnya politik siapa yang tahu?" jawab Yoga. (ren)

Ketua Fraksi PAN: Saya Belum Dengar Taufik Kurniawan Mundur

Baca juga:


Ketua Umum PAN: Taufik Kurniawan Mundur Itu Hoax
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, beberapa waktu lalu.

Akhirnya, Jokowi Beri Jatah PAN di Pemerintahan

Pejabat baru itu akan dilantik besok di Istana Negara.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2016