Ada ISIS di Balik 16 WNI yang Hilang

Pemuda Irak berlatih di padang pasir untuk melawan ISIS
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Enam belas Warga Negara Indonesia dilaporkan menghilang di Turki, pada Rabu 4 Maret 2015. Hingga kini keberadaannya pun belum ada kabar. Laporan kehilangan dari pihak keluarga pun juga tak muncul.

Kabar ini sontak mengejutkan. Sebab bukan apa, data Intelejen menyebutkan sebelumnya telah ada 514 WNI yang terkonfirmasi bergabung dengan kelompok islam radikal di Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

Sejauh ini, pasca dilaporkan, pemerintah Indonesia telah memastikan bahwa kasus hilangnya belasan WNI yang membawa serta bayi dan anak-anaknya di Turki, bukanlah kasus orang hilang.

"Kalau ini kasus orang hilang, pastinya ada keluarga yang melapor, lah ini sampai berapa hari tidak ada," ujar Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Muhammad Iqbal, Senin 9 Maret 2015.

Menguatnya pelarian sejumlah WNI tersebut bergabung ke ISIS, cukup beralasan. Selain tidak ada laporan kehilangan, dari kronologis kejadian yang dilaporkan oleh penyedia jasa tur wisata, Smailing Tour, diketahui komunikasi terakhir mereka memang sengaja ingin berpisah dari rombongan tur.

"Tiba di Istambul, sebanyak 16 orang langsung memisahkan diri. Mereka terdiri dari tiga keluarga dan dua orang tidak bertalian keluarga," ujar pemilik Smailing Tour, Davy Batubara.

Tak cuma itu, tambah Iqbal, saat dikontak sesuai janji mereka akan kembali pada 4 Maret 2015 di Bandara Turki, seluruh yang memisahkan diri tak bisa dihubungi.

"Kalau teman-teman bisa pulang dengan lancar pada tanggal 4 (Maret), we are fine," tulis pesan singkat salah seorang rombongan yang hilang kepada agen perjalanan yang membawa mereka ke Turki.

Bidik ISIS, Jet Tempur AS Lancarkan Serangan di Libya



Jelas pesan ini menyirat beragam makna. Apalagi diperkuat lagi, dengan minimnya respon dari pihak keluarga dari 16 orang yang hilang atas kejadian yang menimpa keluarga mereka.

Sebagai upaya saat ini pemerintah tengah menjalin komunikasi yang intens dengan pemerintah Turki terkait kasus tersebut dan mengirimkan tim kesana untuk mencari keberadaan 16 WNI tersebut.

"Indonesia sudah mengirimkan tim untuk koordinasi dengan pemerintah Turki, KJRI dan KBRI. Kita tetap ke Turki untuk memantau kasus ini," kata Iqbal.

Presiden Joko Widodo, sejauh ini juga mengaku belum mendapat kabar lanjutan dari hilangnya belasan WNI tersebut. Namun ia menduga, bila ke-16 orang yang hilang tersebut telah sengaja berlari ke Syiriah.

"Diduga memang ke Syiria. Tapi belum ada kepastian. Nanti kalau sudah ada kepastian saya sampaikan," ujar Jokowi di Bandara Halim Perdanakusumah, Minggu 8 Maret 2015.

Semuanya Bernama Mirip Arab

Kisah Pahit TKW yang Bekerja di 'Ibukota' ISIS

Pasca dilaporkan hilangnya 16 WNI di Turki, sejauh ini baru ada perwakilan keluarga dari Fauzie Umar, yang telah menyampaikan protesnya atas kabar keterlibatan keluarga mereka dengan ISIS.

Menurut Muhammad Arif, yang mewakili Fauzie Umar yang hilang di Turki. Keberangkatan anggota keluarga mereka murni untuk bisnis dan berwisata. "Kami menolak bila mereka disebut ikut bergabung dengan ISIS. Mereka ke Turki dalam rangka wisata dan urusan bisnis," ujar Arif.

Namun demikian, bantahan itu tetap belum bisa dibuktikan. Apalagi keluarga yang lain sampai saat ini belum sekalipun menyampaikan klarifikasinya atas hilangnya anggota keluarga mereka.

Hanya saja, terdapat satu hal yang menarik dari ke-16 orang yang hilang saat ini. Entah ada kaitannya atau tidak, namun jika dirujuk ke nama-namanya, ternyata terlihat kemiripan, yakni ada kesamaan unsur ala arab dalam nama-nama mereka.

Berikut secara rinci, daftar nama mereka.


1. Utsman Mustofa Mahdamy asal Surakarta

Pentagon Bohong soal Jumlah Pasukan AS di Irak

2. Sakinah Syawie M. Tafsir asal Surakarta

3. Hafid Umar Babher asal Surakarta

4. Fauzi Umar Salim asal Surakarta

5. Atikah Hafid asal Surakarta

6. Utsman Hafid asal Surakarta

7. Salim Muhamad Attamimi asal Surabaya

8. Tsabitah Utsman Mahdamy asal Surabaya

9. Soraiyah Cholid asal Surabaya

10. Hamzah Hafid asal Surabaya

11. Jusman Ary asal Surabaya

12. Ulin Isnuri asal Surabaya

13. Humaira Hafshah asal Surabaya

14. Urayna Afra asal Surabaya

15. Aura Kordova asal Surabaya

16. Dayyan Akhtar asal Surabaya

Tak cuma itu, dari pengakuan sejumlah tetangga, juga cukup mengejutkan. Terutama untuk satu keluarga asal Surabaya, yakni Jusman Ary dan Ulin Isnuri.

Pengakuan tetangga mereka, sudah sejak dua tahun belakang ada perubahan khas terhadap pasangan suami istri itu. Sang istri, Ulin Isnuri diketahui telah menggunakan jilbab beserta cadar, padahal dahulunya hanya mengenakan jilbab biasa.



"Ada perubahan cara berpakaian. Dua tahun terakhir ini Ulin, istri Jusman, yang tadinya hanya mengenakan jilbab biasa lantas menggunakan cadar," ujar salah seorang tetangga mereka.

Sudah Menjadi Pola

Hilangnya sejumlah warga negara yang berangkat dengan menggunakan jasa tur di negara Turki, sejatinya bukanlah hal yang baru bagi pemerintah Turki. Laporan dari otoritas keamanan Turki bahkan menyebut bila kejadian itu sudah berulang kali.

Hanya saja di Indonesia saja yang dalam waktu bersamaan, kehilangan warga negaranya dalam jumlah besar mencapai belasan orang.

Ini disampaikan oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir. Dalam laporannya yang diterimanya dari otoritas Turki, biasanya warga asing yang memisahkan diri dari rombongan umumnya pasti memilih untuk menyeberang ke negara tetangga dan bergabung dengan kelompok radikal ISIS.

"Namun, ini merupakan kali pertama bagi warga Indonesia menghilang dan dalam jumlah besar," kata Tata--sapaan Arrmanatha--menirukan kalimat otoritas berwenang di Turki.

Setidaknya, ini menjadi langkah awal untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya gelombang berikutnya dari para WNI yang hendak bergabung ke ISIS dengan dalih ke luar negeri.

"Ini sudah kami waspadai, data dari BIN dan Polri sudah masuk. Yang akan kami waspadai terutama di Timur Tengah, Siria, dan Turki," ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia Tedjo Edhy Purdijanto.

Hingga kini pemerintah Indonesia mengaku masih terus menelusuri 16 orang WNI yang sudah dilaporkan menghilang tersebut. Upaya koordinasi dan komunikasi dengan badan intelejen maupun kepolisian di Turki pun terus diintensifkan.

"Kami sedang intensifkan komunikasi dan koordinasi dengan kepolisian dan badan intelejen di Turki," ujar Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Marciano Norman.

Upaya serupa pun dilakukan oleh Kementerian Agama. Langkah pelacakan dan pemantauan terhadap informasi lanjutan atas WNI yang hilang tersebut terus dioptimalkan.

"Sudah dilacak dan diproses, kita masih menunggu. Belum bisa menyimpulkan sama sekali dugaan-dugaan yang ada, apalagi hasilnya," kata Menteri Agama  Lukman Hakim Saifudin.

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya