Menantang SBY di Kongres Demokrat

Rapat Umum Partai Demokrat
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Partai Demokrat akan menggelar kongres yang dijadwalkan berlangsung pada 11-13 Mei 2015, di Surabaya, Jawa Timur. Pemilihan ketua umum bakal menjadi agenda yang paling dinantikan dalam perhelatan itu.

Susilo Bambang Yudhoyono digadang-gadang untuk melanjutkan kepemimpinannya sebagai ketua umum partai yang dia dirikan satu dekade silam tersebut. Mantan Presiden RI keenam itu sudah menyatakan kesediaan dengan syarat—d iantaranya—didukung mayoritas anggota partai.

Klaim Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan, syarat itu telah terpenuhi dengan bukti mengalirnya pernyataan dukungan dari pimpinan pengurus daerah dan cabang serta organisasi sayap partai. Sejumlah pengurus daerah baik di tingkat pusat maupun daerah memang telah menggaungkan agar SBY dipilih sebagai ketum secara aklamasi.

Di tengah penggalangan dukungan aklamasi terhadap SBY itu muncul mantan Ketua DPP Demokrat I Gede Pasek Suardika yang siap bertarung untuk memperebutkan posisi ketua umum di kongres. Pasek terus menggaungkan perlawanan terhadap upaya aklamasi dengan mewacanakan perlunya tarung bebas secara demokratis.

Setelah Pasek muncul Marzuki Alie. Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu menyatakan siap maju sebagai kandidat ketua umum partai itu. Bagi Marzuki, akan lebih terhormat bila SBY duduk sebagai ketua dewan pembina, bukan ketum.

Demokrat Beberkan Alasan Pilih Koalisi Prabowo Ketimbang Jokowi


Mendorong tembok

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Hermanto, menganggap upaya mendukung calon ketua umum partai di luar Susilo Bambang Yudhoyono, bakal sia-sia. Melawan SBY sama saja dengan mendorong tembok.

"Jadi kalau ada yang mencalonkan, kalau dari bakal calon menjadi calon nol, percuma," kata Agus di gedung DPR, Jakarta, Rabu 6 Mei 2015.

Meski begitu, Agus menuturkan, seluruh kader punya hak maju sebagai bakal calon ketua umum Partai Demokrat. Nantinya, nama-nama bakal calon itu akan diverifikasi. Sehingga, kalau tidak memenuhi syarat atau ambang batas dukungan, maka tidak bisa menjadi calon.

Agus mengatakan, karena mayoritas mendukung SBY, ia menduga calon lainnya tidak akan bisa mendapat dukungan hingga ambang batas syarat dukungan menjadi calon.

"Siapa saja yang diusung dengan jumlah tertentu bisa menjadi calon ketua umum. Namun sepanjang yang saya keliling ke seluruh Indonesia, mayoritas menginginkan Pak SBY," kata Wakil Ketua DPR ini.

Dia menjelaskan, dalam doktrinasi di Demokrat, ada tiga tingkatan. Pertama, mementingkan kepentingan bangsa dan negara. Kedua, kepentingan partai. Ketiga, kepentingan individu.

Untuk kepentingan bangsa dan negara, lanjut Agus, SBY sudah tuntas melaksanakannya selama 10 tahun menjadi Presiden RI. "Pak SBY sudah khatam, husnul khatimah," katanya.

Agus menyentil keinginan Gede Pasek Suardika maju sebagai calon ketua umum DPP Demokrat. Menurutnya, DPP akan meninjau ulang keanggotaan Pasek. Apalagi, Pasek kini mempersoalkan belum mendapatkan undangan mengikuti kongres.
 
"Kalau Pak Pasek kan sekarang di DPD. Barangkali kita lihat ke belakang, apakah beliau masih sebagai warga Partai Demokrat atau tidak," katanya.
Sementara Marzuki Alie, Agus mengatakan kalau wakil ketua majelis tinggi itu pasti diundang. Hanya saja, dia menduga undangannya belum sampai ke tangan Marzuki.

"Kalau Pak Marzuki Alie kami yakin dapat undangan," kata Wakil Ketua DPR ini.

DPP Demokrat Lolos Verifikasi Faktual KPU

Ada gesekan

SBY Singgung Benny K Harman Sudah Tiga Kali Nyalon

Kabar dipecatnya sejumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) cepat melebar menjadi isu bahwa para pengurus DPP yang menjadi pendukung SBY main tangan besi. Mereka yang dipecat melalui mekanisme pelaksana tugas (plt), memprotes kebijakan pengurus pusat.

Mereka yang berhentikan, Basuki (Nganjuk), Dendy Kukuh Santosa (Pasuruan) dan Dadik Risdaryanto (Surabaya) kemudian melayangkan somasi terhadap DPP. Mereka keberatan atas keluarnya Surat Keputusan (SK) pemberhentian ditandatangani Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan dan Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.

"Tujuan dari somasi ini supaya mereka paham dan beri penjelasannya apa," kata kuasa hukum tiga Ketua DPC Demokrat Jawa Timur, Rio Ramabaskara, ketika konferensi pers di Senayan, Jakarta, Senin 20 April 2015.

Marzuki dan Pasek lantas merespons kabar itu dengan mengkritik keras Ketua Harian Partai Demokrat, Syarif Hasan. Mereka menilai cara yang dilakukan Syarif dengan memecat sejumlah ketua DPC itu tidak layak.

Pasek menilai, langkah itu justru membuat kisruh di internal partai karena menggunakan kewenangan secara sewenang-wenang. "Ini karena ulah Ketua Harian. Dia memecat dan mencopot DPC-DPC tanpa alasan yang jelas. SBY pusing dan harus memperbaiki ulah Syarif Hasan," ujarnya, 24 April 2015.

Dikonfirmasi ihwal itu, Wakil Sekretaris Organizing Committee (OC) Kongres, Herman Khaeron kepada VIVA.co.id, Rabu 6 Mei 2015, menilai sebagai hal wajar dalam dunia politik. "Dinamika itu ada karena ini dunia politik," ujarnya.

Kans penantang

Kandidat calon ketua umum tampaknya akan kesulitan menghadapi Susilo Bambang Yudhoyono. Ini lantaran untuk menjadi calon, panitia menetapkan ambang batas dukungan dukungan minimal pemilik suara sah (DPC dan DPD) yang tinggi.

Ketua Umum Harian DPP Partai Demokrat, Syarif Hasan, belum mau membeberkan berapa angka pastinya ambang batas itu. Namun, ambang batas dukungan pemilik suara itu, akan diberlakukan pada Kongres yang akan digelar di Surabaya pada 11-13 Mei 2015 ini.

Ambang batas calon ini, diusulkan oleh Ruhut Sitompul naik hingga 40 persen. Sebelumnya, adalah 30 persen. Walau belum menyebut angka pasti, namun Syarief menegaskan bahwa akan ada kenaikan ambang batas dukungan ini.

"Sementara prinsipnya kualitasnya harus kita jaga. Kemudian prinsip kedua asas demokrasi harus kita buka. Jadi tidak boleh terlalu tinggi, tidak rendah," kata Syarief saat dihubungi, Selasa kemarin.

Alasannya, ambang batas tetap harus disesuaikan karena pemilu saja ambang batas partai yang bisa masuk parlemen dan mengusulkan calon presiden, juga selalu berubah. Perubahan itu, mengalami kenaikan. Sehingga, lanjut dia, Demokrat juga menyesuaikan dengan itu.

Ambang batas ini, adalah syarat bagi kader untuk menjadi calon ketua umum. Tetapi untuk mendaftar menjadi bakal calon, kader itu hanya menyampaikan identitas dan dukungan dari pemilik sah suara.

Setelah dibahas di tatib kongres, berapa kisaran angka ambang batas yang pas, maka bakal calon itu akan diseleksi apakah memenuhi syarat ambang batas atau tidak.

"(Daftarnya) ke SC, dengan surat dukungan pemilih hak suara," katanya.

Walau begitu, kandidat lainnya seperti Gede Pasek Suardika, mengaku tetap akan maju sebagai kandidat. Terkait dukungan, dia mengaku sudah mengantongi dukungan itu. "Ya lanjut terus dan makin membaik," kata Pasek.

Politisi yang kini masuk ke parlemen melalui pintu Dewan Perwakilan Daerah ini mengatakan, dukungan ke dirinya juga justru bertambah.

Sebagai sahabat Anas Urbaningrum, yang menang di Kongres 2010 di Bandung, diperkirakan suara dari loyalis Anas akan masuk ke Pasek. Pasek sendiri mengaku ada tambahan suara bagi dirinya.

"Maju, kita sangat optimis karena punya tambahan angka dari bola mati yaitu ingkar janjinya SBY," kata Pasek. Ingkar janji itu, karena pada Kongres Luar Biasa 2012 di Bali, SBY hanya ingin menjadi ketua umum hingga 2015 atau selesai pemilu.

Sementara Marzuki, saat menggelar jumpa pers di kantornya di Plaza Sentris, Kuningan, Jakarta, Rabu 22 April 2015, menilai bahwa proses pencalonan dan siapa yang akan maju menjadi kandidat ketua umum, ditentukan saat Kongres. Marzuki menilai, upaya-upaya aklamasi yang digalang elite partai tertentu untuk mengukuhkan SBY adalah tidak tepat.

"Tidak ada aklamasi, itu namanya pemaksaan. Partai Demokrat habis, nilai demokrasinya nggak berjalan," kata Sekjen DPP Demokrat 2004-2009 ini.

Marzuki mengaku, tidak ada masalah kalau kader memberi dukungan ke SBY untuk jadi ketua umum.

"Kalau memang Pak SBY dapat dukungan luar biasa, saya akan dukung 1.000 persen. Nggak ada masalah. Saya ini kader beliau, beliau guru saya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya