Rapor Merah Ahok-Djarot untuk Transportasi Jakarta

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Gagal. Itu ungkapan yang pertama kali dikeluarkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama untuk warga Jakarta. Pernyataan itu disampaikan, lantaran orang nomor satu di Jakarta itu tak bisa memuaskan warganya dalam hal menyediakan transportasi massal.

Dalam sebuah survei yang dilakukan litbang salah satu lembaga, menunjukkan, nilai kepuasan warga Jakarta terhadap duet Ahok-- sapaan akrabnya-- dan Djarot adalah 6,54 dari 10, di bawah standar nilai "baik" di angka 7. Angka ini diberikan dalam bidang transportasi.

Nilai tersebut, dianggap paling rendah jika disandingkan dengan bidang lainnya. Beda halnya dengan perombakan birokrasi yang menyatukan ratusan jenis pelayanan dalam Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, guna menjadikan proses perizinan lebih ramping dan efisien.

Kendaraan yang Lintasi Medan Merdeka Mulai Dialihkan

Tak hanya itu, lelang jabatan dan transaksi non tunai juga bisa diacungkan jempol. Selain perbaikan di bidang relasi, pendidikan, dan birokrasi, air bersih, dan layanan kesehatan di Ibu Kota juga dianggap cukup baik. Warga Jakarta menilai suplai air bersih dan jasa kesehatan di bawah tanggung jawab Pemprov mendapat nilai di atas 7.

Selama hampir enam bulan menjabat di Jakarta, Ahok mengatakan, Pemprov DKI tak bisa memenuhi tingkat kepuasan warga, karena adanya penundaan terhadap pembelian bus-bus TransJakarta. "Kami memang gagal beli," ujar Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur ini mengakui, dalam memimpin Jakarta, dia bukan tipikal pemimpin yang suka melakukan promosi. "Masyarakat pasti enggak akan bisa dengan cepat dipuaskan," kata Ahok.

Padahal, demi popularitasnya, kata dia, Pemprov DKI bisa saja membeli bus-bus dengan kualitas seadanya seperti yang dilakukan selama ini. Ahok mengaku lebih memilih menunda, karena ingin pengadaan bus-bus dengan kualitas standar internasional.

Ahok tidak ingin memaksakan diri membeli bus dengan kualitas seadanya, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Pemprov DKI, kata dia, selama ini membeli bus-bus TransJakarta dengan kualitas yang tak terjamin. Hasilnya, bus-bus itu tidak berumur lama. Baru saja beroperasi satu, atau dua tahun, banyak bus TransJakarta yang terbakar, atau tiba-tiba mengalami kerusakan di tengah jalan.

"Saya pilih dimaki orang, daripada harus terpaksa beli lagi bus-bus dari Tiongkok yang enggak jelas mereknya," jelas Ahok.

Massa Demo dari Bekasi dan Tangerang Mulai Berdatangan

Suka membeli tak mau merawat

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan Pemprov DKI Jakarta, segera menindaklanjuti permasalahan yang membahayakan, yang sering terjadi di bus TransJakarta. Belakangan ini, sering kali terjadi kebakaran pada transportasi andalan warga Jakarta.

"Saya tegaskan untuk rutin melakukan perawatan, jangan hanya pandai beli saja dong," ungkap Djarot.

Rekanan Ahok ini mengakui, mendapat beberapa laporan kerusakan yang menyebabkan beberapa bus mengalami kebakaran. Pemicunya diduga, karena kebocoran oli. Karena itu, ia segera memberikan pengarahan kepada Dinas Perhubungan dan PT TransJakarta.

"Dishub maupun TransJakarta harus betul-betul teliti dalam perbaikan dan perawatan armada busnya," kata Djarot.

Namun, pria berkumis ini belum memiliki rencana apa pun perihal kemungkinan penggantian Dirut TransJakarta, Antonius NS Kosasih.

Bangun transportasi massal

Pemerintah berencana melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta, bertepatan dengan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Kemerdekaan RI, pada 17 Agustus 2015 mendatang.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, mengatakan, pembangunan jalur LRT itu tidak memerlukan pembebasan lahan. Sebab, akan memakai jalur tol, dari Bogor – Cawang, Cawang – Dukuh Atas, kemudian Bekasi – Cawang, Cawang – Dukuh Atas.

Basuki menegaskan, pembangunan LRT ini tidak menggunakan konsorsium, tetapi dengan skema penugasan langsung Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Adhi Karya Tbk. 

BUMN itu bertanggung jawab mengerjakan proyek itu sampai tuntas dan dapat dioperasikan pada 2018 mendatang. Mengenai nilai investasi yang ditanamkan untuk pembangunan LRT itu, diperkirakan sebesar Rp24 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan, mengatakan Presiden Joko Widodo berharap, rute LRT itu nantinya akan melalui seluruh Jabodetabek, yaitu Bogor menuju Jakarta dalam hal ini lewat Cawang, dan menggunakan jalur tepi tol.

"Alhamdulillah beliau (Jokowi) sudah memberikan izin untuk menggunakan tepinya tol. Bekasi lewat tepinya tol menuju tol kota, diharapkan sampai Bandara Soekarno – Hatta," kata Kiswodarmawan.

Dia mengaku belum menghitung secara detail, kalau pembangunannya diputuskan sampai ke Bandara Soekarno Hatta. Rencana awal, panjang jalur LRT yang akan dibangun kurang lebih 72 kilometer. Namun, investasi yang dibutuhkan dapat dihitung berdasarkan jarak, yaitu antara Rp200 miliar – 300 miliar per kilo meter, sudah termasuk investasi pengadaan kereta.

Mengenai kereta yang akan digunakan untuk LRT itu, menurut Kiswo, saat ini masih dalam tahap beauty contest mulai Korea, Jepang, dan China. PT Industri Kereta Api (INKA) dilibatkan dalam proses pembuatan kereta yang digunakan. (asp)

Posko logistik demo 4 November

Ini Lokasi Posko Makanan, Minuman dan Medis untuk Pendemo

Ada empat posko yang disiapkan.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016