Satu Detik Pengubah Sistem Dunia

Ilustrasi waktu.
Sumber :

VIVA.co.id - Penghujung bulan Juni terasa berbeda. Pada 30 Juni, waktu melambat. Dalam sehari pada 30 Juni, waktu bukan berjalan 24 jam, tapi sehari pada penghujung Juni ini adalah 24 jam ditambah satu detik.

Bisa Kacaukan Dunia, Detik Kabisat Diusulkan Dihapus

Sehari pada penghujung Juni akan memiliki total 86.401 detik, sedangkan pada hari biasa memiliki total waktu 86.400 detik. 

Jadi, jika pada hari biasa jam bergerak dari 23:59:59 ke 00:00:00, pada 30 Juni, dengan penambahan satu detik, waktu bergerak dari 23:59:59 menjadi 23:59:60 sebelum menuju 00:00:00 pada 1 Juli 2015.

Fenomena pelambatan waktu ini dinamakan detik kabisat, penyisipan satu detik ke dalam kalender.

Mengenai penambahkan waktu satu detik ini, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menjelaskan hal ini terjadi lantaran ada perubahan dalam rotasi Bumi.

"Rotasi Bumi secara bertahap sedikit melambat, sehingga detik kabisat adalah cara untuk menjelaskan hal itu," ujar Daniel MacMillan, peneliti pada Goddard Space Flight Center NASA di Maryland, AS dalam sebuah pernyataannya dikutip Live Science, Senin 29 Juni 2015.

Disebutkan dalam rumusan umum waktu sehari adalah 24 jam. Namun, Bumi berputar pada porosnya relatif lebih melambat terhadap Matahari. Kondisi ini disebut hari Matahari rata-rata, yang mana jumlahnya yaitu 86.400,002 detik.

Karena rotasi Bumi melambat, maka ilmuwan harus menambahkan detik kabisat agar waktu tetap bisa sesuai dengan jam atom dunia yang super akurat.

Soal pelambatan rotasi ini, kata peneliti NASA, dipengaruhi semacam gaya pengereman yang diakibatkan perang tarikan gravitasi antara Bumi, Matahari, dan Bulan.

NASA menjelaskan, karena perang gravitasi itu, maka hari Matahari rata-rata tak menjadi 86.400 detik dalam sehari sejak 1820.

Peneliti mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan pelambatan waktu rotasi Bumi yang berdampak pada pelambatan waktu dalam setahun.

Hal itu bisa disebabkan oleh perubahan cuaca musiman dan harian. Sebab, kondisi itu berdampak pada variasi pasang atmosfer, lautan, tanah, dan penyimpanan es. Peneliti NASA juga mengatakan, El Nino juga bisa memperlambat rotasi Bumi, sehingga memaksa penambahan milidetik setiap hari.

Selain itu, peristiwa geologi misalnya gempa bumi, letusan gunung berapi juga berkontribusi membuat rotasi Bumi melambat.

Meski terlihat remeh, hanya melambatkan waktu sekejap saja, tapi detik kabisat ini berdampak secara signifikan pada aktivitas di dunia. Bagi aktivitas tertentu, detik kabisat menjadi ancaman, menyebabkan masalah sistem komputer, dan internet.

Penambahan waktu satu detik mengganggu dan mengacaukan aktivitas pedagang saham, programmer komputer, dan perusahaan penerbangan.

Kekacauan dilatari oleh penambahan waktu pernah terjadi pada 30 Juni 2012. Saat itu adalah detik kabisat terakhir. Dikutip CBC News, 30 Juni 2015, pelambatan waktu satu detik itu membuat sistem pemesanan penerbangan maskapai Australia, Qantas pada tiga tahun lalu mengalami kegagalan. Ujungnya banyak penerbangan yang terlambat.

"Korban" detik kabisat yang lain pada 2012 yaitu situs forum online populer, Reddit, mengalami offline. Situs ini mati kutu karena servernya yang berbasis Linux gagal mengatasi pelambatan tersebut. Situs korban detik kabisat lainnya yaitu LinkedIn, Foursquare, Yelp, dan Gizmodo.

Selain perusahaan dan aktivitas, perangkat komputer juga terancam kacau, jika tak mengantisipasi pelambatan waktu tersebut. Sebab, ratusan juta perangkat komputer di seluruh dunia harus menggunakan standar waktu yang sinkron, bila tidak akan kacau seperti yang melanda para situs tersebut.

Belum lagi banyak perangkat lunak yang juga akan terpengaruh dari perubahan waktu tersebut.

"Komputer dan perangkat lunak tidak dapat diperbaiki di dalam, melainkan secara manual. Penambahan detik menyebabkan hilangnya sinkronisasi dalam jaringan komunikasi, sistem keuangan, dan banyak aplikasi lainnya yang mengandalkan waktu yang tepat," tutur Ilmuwan Peneliti Senior di National Physical Laboratory Inggris, Peter Whibberly dikutip BBC.

Ahli geofisika yang juga direktur Dewan International Earth Rotation and Reference Systems Service, Chopo Ma mengakui detik kabisat akan membuat dunia kacau, membuat sistem komputer dan internet terganggu.

"Penambahan detik kabisat serentak di seluruh dunia mengganggu aliran waktu," ujar dia merujuk kasus 2012.

Ini Penyebab 30 Juni Ditambah Satu Detik



Antisipasi

Untuk mengantisipasi detik kabisat, ilmuwan dunia mengandalkan metode Very Long Baseline Interferometry (VLBI). Metode VLBI digunakan peneliti untuk mencatat berapa lama Bumi membutuhkan waktu untuk sepenuhnya memutar setiap hari. Tercatat, peneliti telah mengembangkan VLBI pada 1960.

Aturan waktu selama ini merujuk pada VLBI tersebut. Misalnya penentuan waktu Universal Time (UT1) didasarkan pada pengukuran rotasi Bumi. Mengingat UT1 tak konstan, teralienasi dari Coordinated Universal Time (UTC) yang didasarkan pada penghitungan jam atom.

Karena ada potensi perbedaan waktu tersebut, peneliti ingin menjaga UT1 dan UTC dengan 0,9 detik satu sama lain. Skema ini memungkinkan peneliti bisa menambahkan detik kabisat saat diperlukan. Biasanya penyisipan tambahan waktu ini dilakukan pada 30 Juni atau 31 Desember.

Untuk menyisipkan satu detik agar menjaga sinkron waktu dengan jam atom bukanlah hal yang mudah.

Pada 1981, peneliti komputer David L. Mills menyiasati kondisi tersebut. Dikutip CBC News, ia menciptakan standar waktu yang nantinya akan dikenal sebagai protokol waktu jaringan. Protokol ini lahir berbarengan dengan era internet.

Pada masa kini, protokol tersebut dikelola oleh Harlan Stenn, programer yang menjadi presiden Network Time Foundation.

Stenn mengatakan, protokol ini digunakan oleh ratusan juta atau lebih perangkat komputer seluruh dunia.

"Algoritma yang dipakai dalam algoritma ini memungkinkan komputer yang berjejaring menemukan konsensus waktu utama, dan dengan demikian bisa mengatur jam mereka," kata dia.

Protokol ini dirancang untuk tersinkronisasi jam komputer dengan UTC, standar waktu utama. Nah, mengingat UTC mengalami pelambatan waktu, maka protokol waktu jaringan harus melakukan hal yang sama.

Dalam konteks penghujung 30 Juni, protokol akan menyesuaikan. Pada saat waktu memasuki 23:59:59 pada 30 Juni, jam komputer tersinkronisasi melalui protokol dan tidak akan berubah ke waktu 00:00:00, tapi akan berubah menjadi 23:59:60.

Jika seluruh pihak mengantisipasi detik kabisat dengan menambahkan waktu, Google memilih menempuh pendekatan yang berbeda. Google yang mana jaringan komputernya tersinkronisasi secara luas, mengembangkan solusi yang disebut "leap smear".

Dalam solusi ini, Google lebih memilih memprogram waktu internal server mereka dengan "mengelabui" waktu selama 20 jam pada hari detik kabisat terjadi. Google menambahkan sejumlah kecil jumlah waktu ke setiap detik yang dihitung oleh jam servernya.

Siasat Google ini dipakai juga oleh Amazon Web Servive untuk mengatasi detik kabisat.

Tapi, problem utama dalam cara Google, kata Stenn, yaitu jam Google akan sedikit tak sinkron dengan definisi legal dari waktu selama 20 jam tersebut. Disebutkan, setengah jalan melalui jendela 20 jam itu, jam server Google akan setengah detik dari UTC.

Sulit diprediksi

30 Juni, Waktu Bumi Bertambah Satu Detik

Meskipun para ahli dunia serta pelaku bisnis dan lainnya telah mengantisipasi datangnya detik kabisat itu, tapi itu bukanlah yang mudah. Sebab, detik kabisat tak semudah yang diprediksikan orang. Chopo Ma mengatakan, penambahan itu sulit diprediksi.

"Dalam jangka pendek, detik kabisat tidak dapat diprediksi seperti yang diinginkan orang. Permodelan Bumi memprediksi semakin banyak detik kabisat akan terjadi dalam jangka panjang, tapi tak terjadi setiap tahun," tutur Ma dikutip Live Science, Selasa 30 Juni 2015.

Pendapat Ma sejauh ini memang sinkron. Terbukti sepanjang 1972-1999, ilmuwan menambahkan satu detik kabisat setiap tahun pada rentang waktu tersebut. Tapi, sejak 2000 hingga kini, penambahan detik kabisat pada bulan Juni tercatat telah dilakukan empat kali.

Ma mengakui detik kabisat yang tak teratur dan tak terduga memang telah mengacaukan sistem komputer dan internet.

Mengingat dampak dan potensi kerugian yang terjadi akibat penerapan detik kabisat itu, kalangan pebisnis web dan pengelola aktivitas yang berpotensi terdampak, mengusulkan ilmuwan agar menghapuskan detik kabisat.

Tujuannya jelas, yaitu untuk menghindari problem di masa mendatang. Tapi, komunitas ilmiah belum mau mengabulkan desakan itu. Ilmuwan juga punya alasan, yaitu detik kabisat penting untuk tujuan penelitian.

Peneliti mengatakan, jika dunia tanpa detik kabisat malah akan membuat sulit di masa depan. Para ahli menunjukkan, waktu dunia bisa bertambah hingga tiga menit jelang 2100 dan bisa tambah setengah jam pada 2700.

Terkait usulan agar detik kabisat ini dihentikan, kemungkinan keputusan ini akan jelas pada akhir 2015. International Telecommunication Union (ITU), badan PBB yang membahas isu teknologi informasi dan komunikasi akan membahas usulan penghapusan detik kabisat tersebut.

Badan yang bertanggung jawab untuk mengatur jam dunia itu juga akan memutuskan apakah perlu detik kabisat cukup hanya sekali atau dua kali dalam setahun.

Mulus tanpa insiden

Meski berpotensi mengacaukan sistem aktivitas dunia, Stenn yakin detik kabisat kali ini tak akan dihiasi dengan insiden kesalahan perhitungan komputer. Sebab, ia yakin jaringan komputer sudah siap menghadapi pelambatan waktu.

"Saya tahu orang-orang siap untuk ini, mereka sudah tahu akan terjadi dan telah membangun laboratorium uji coba untuk menguji semua sistem," kata Stenn.

Keyakinan Stenn itu dilandasi pada persiapan lembaganya. Ia mengatakan telah mengerjakan protokol waktu jaringan selama 16 hingga 18 jam sehari sejak awal Juni untuk menyambut detik kabisat tersebut. Persiapan itu memastikan pelambatan waktu satu detik berlalu tanpa insiden. (art)

Pameran arloji Swiss (KHUSUS GALERI)

Ini Bahaya Penambahan Satu Detik di 1 Juli

"Hilangnya sinkronisasi dalam jaringan komputer dan komunikasi"

img_title
VIVA.co.id
30 Juni 2015