Jurus Jitu Membangkitkan Pasar Otomotif Nasional

Pengunjung Padati IIMS 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Tidak punya uang, lagi krismon (krisis moneter) dan duit dari mana, adalah ungkapan yang sering dilontarkan mereka yang berasal dari kalangan menengah ke bawah belakangan ini. Jangankan membeli mobil atau motor baru, untuk bisa hidup sedikit nyaman hingga satu bulan saja terkadang sulit terlaksana.

Mengenal Rem ABS, Masalah dan Solusinya

Menurunnya daya beli masyarakat tahun ini memang terasa di hampir semua sektor perdagangan, mulai dari kendaraan hingga perangkat elektronik. Bahkan lesunya penjualan pada sektor otomotif Tanah Air sudah mulai terlihat sejak awal 2015.

Hal ini otomatis membuat banyak perusahaan menurunkan target penjualan. Beberapa waktu lalu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target penjualan produk otomotif, dari 1,2 juta unit menjadi 1,1 juta unit saja.

Wapres Imbau Produsen Otomotif Manfaatkan Tax Amnesty

Berbagai langkah yang dilakukan oleh pemerintah, seperti salah satunya menurunkan Loan To Value (LTV) atau besaran uang muka pembiayaan kendaraan, juga dianggap sebagian pihak kurang efektif untuk menaikkan penjualan produk otomotif.

Produsen mobil dan motor, khususnya yang berasal dari negara-negara yang tidak tergabung dalam Free Trade Agreement (FTA), kini juga makin dipusingkan dengan adanya aturan baru mengenai naiknya bea impor kendaraan.

Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya

Menurut Public Relations Head Division Volkswagen Indonesia, Rully Johan, kebijakan ini merupakan pukulan telak bagi para importir umum. Terlebih, awal tahun ini Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) baru saja naik.

"Ini pukulan telak. Dari awal tahun saja penjualan mobil impor sudah terpukul, industri turun 30 persen, ditambah lagi dengan kebijakan baru ini yang bakal menyurutkan penjualan. Sejujurnya kami keberatan," ujar Rully.

Hal senada juga disampaikan PT Garansindo Inter Global, importir umum (IU) kendaraan yang menjual sejumlah produknya dengan kondisi utuh. Menurut Chief Marketing Officer Garansindo, Rieva Muchsin, pemerintah seharusnya kembali meninjau ulang dan melakukan revisi terkait dengan kebijakan baru tersebut.

Rieva pun menyatakan, dengan naiknya tarif bea masuk sebesar 50 persen (naik 10 persen), tentu saja akan berdampak pada harga jual mobil premium yang meningkat, dan mengakibatkan menurunnya penjualan.

“Seperti kita ketahui bahwa populasi mobil premium sangat kecil dibandingkan dengan mobil produksi massal lainnya, dan kami merasa bahwa kebijakan ini tidak tepat sasaran,” keluh Rieva.

Secercah harapan

Bagi produsen asal Jepang seperti Yamaha, Honda, Mitsubishi, Suzuki, Toyota, Nissan, Kawasaki, dan Daihatsu, meski mereka sudah memiliki pabrik perakitan unit di Indonesia, namun lemahnya daya beli masyarakat membuat penjualan mereka juga tidak sebaik tahun lalu.

Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI), sebanyak 482.691 unit sepeda motor berhasil terjual pada Mei 2015. Jumlah tersebut menurun sekitar 20 persen bila dibandingkan April, yang mampu terjual sebanyak 538.746 unit.

Sementara data dari Gaikindo menunjukkan, bahwa pada bulan kelima itu penjualan wholesales (dari pabrik ke diler) hanya 79.236 unit, turun dibandingkan April, 81.600 unit. Untungnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, penjualan produk otomotif menjelang Lebaran selalu menunjukkan peningkatan.

Di Juni 2015, penjualan kendaraan roda empat mulai mengalami peningkatan, yaitu menjadi 82.160 unit. Sementara untuk roda dua, sebanyak 588.675 unit sepeda motor berhasil terjual pada Juni 2015 lalu, meningkat 21 persen dibanding bulan sebelumnya.

Naiknya penjualan pada pertengahan tahun ini otomatis membuat produsen otomotif mulai bisa tersenyum. Apalagi akhir Agustus nanti, akan ada dua pameran otomotif berskala internasional, yakni Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015 dan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015, yang digelar berbarengan, yakni mulai 20 hingga 30 Agustus 2015.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, beberapa Agen Pemegang Merek (APM) mulai menyiapkan model-model baru, yang diharapkan bisa laris manis saat pameran digelar. Salah satunya adalah PT Toyota Astra Motor (TAM), yang dikabarkan akan menghadirkan generasi baru mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) ‘sejuta umat’, Toyota Avanza dan Veloz.

Selain Toyota, Suzuki juga berencana memajang varian terbaru MPV andalan mereka, Ertiga, serta satu mobil sedan baru, yakni Suzuki Ciaz. Sementara Honda akan berusaha mencuri perhatian pengunjung dengan memajang mobil model baru, Honda BR-V (Bold Runabout Vehicle).

Pabrikan asal Amerika Serikat dan Eropa juga tidak mau ketinggalan. Ford Motor Indonesia (FMI) mengungkapkan, akan segera meluncurkan tiga mobil terbaru mereka dalam dua acara pameran otomotif terbesar tersebut.

Managing Director Ford Motor Indonesia (FMI), Bagus Susanto, mengatakan, tiga mobil yang dimaksud adalah All New Everest, All New Ranger dan All New Focus. Sementara Public Relations Head Division Volkswagen Indonesia, Rully Johan, mengatakan, bahwa selain menghadirkan versi terbaru dari Tiguan dan Scirocco, VW Indonesia juga akan mendatangkan VW Polo dengan harga yang lebih terjangkau.

PT Grand Auto Dinamika (GAD), pemegang merek Jaguar Land Rover (JLR) di Indonesia, juga dipastikan akan hadir memeriahkan IIMS 2015 dan GIIAS 2015. "Kami berencana membawa sembilan mobil Jaguar-Land Rover, ditambah dengan menghadirkan masing-masing satu produk baru, baik Jaguar dan Land Rover," ungkap Operational Manager PT GAD, Bambang Tjahyono.

Dari sektor kendaraan beroda dua, baik Honda, Yamaha, Suzuki, maupun Kawasaki juga sedang bersiap-siap menghadirkan beberapa model terbaru. Jika di awal tahun yang paling gencar merilis tipe motor terbaru adalah Yamaha, maka pada pertengahan tahun ini giliran rival terdekatnya, yaitu Honda, yang akan meluncurkan dua produk sekaligus.

Tipe pertama yang akan dirilis oleh Honda adalah versi terbaru dari motor sport CB150R. Motor ini dikabarkan akan mengusung tampilan yang lebih sporty. Setelah CB150R, Honda juga akan menghadirkan kembali model motor ‘ayam jago’, yakni Sonic 150R.

Suzuki sebagai ‘penguasa’ motor jenis ‘ayam jago’ tentu tidak mau tinggal diam. Sayangnya, Senior Director Marketing and Sales 2 Wheel PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Endro Nugroho, mengatakan bahwa saat ini dia belum bisa bicara banyak mengenai generasi terbaru Satria FU, yang dikabarkan akan mengadopsi teknologi fuel injection. "Tunggu tanggal mainnya. Saya serius dengan itu (Satria FU injeksi). Kami persiapkan dengan benar," ujar Endro.

Berbagai Cara

Dengan hanya menghadirkan model-model terbaru, hal ini belum tentu bisa mendongkrak penjualan produk otomotif. Itu sebabnya masing-masing produsen memiliki strategi tersendiri menghadapi masa paceklik ini.

Menurut pengakuan PT Grand Auto Dinamika (GAD), meski penjualan sektor otomotif di semester pertama 2015 menurun, hal tersebut rupanya tak terlalu berpengaruh besar pada pasar mobil premium yang mereka miliki. “Penjualan kita dari Januari sampai Juni sekitar 100-an unit. Itu secara total, baik Jaguar maupun Land Rover se-Indonesia,” ujar Bambang Tjahyono.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh PT Mazda Motor Indonesia (MMI). Menurut mereka, konsumen Mazda lebih memilih membeli mobil saat ada pameran ketimbang menjelang Lebaran. Hal itu membuat PT MMI merasa tidak perlu menurunkan target penjualan.

"Revisi? Tidak. Target kami tetap 10 ribu unit. Meningkat dari tahun lalu. Intinya, kami harus berusaha agar lebih baik dari tahun lalu," ujar Senior Marketing Manager PT MMI, Astrid Ariani Wijana.

Meski mengaku penjualannya turun sebesar 80 persen, namun PT Artha Auto Lamborghini Jakarta memiliki trik agar mereka tetap bisa bertahan. Salah satunya adalah dengan menjual mobil bekas.

“Kami coba bertahan dengan used car, karena untuk yang baru susah. Sekarang kami sistemnya, ada yang beli, baru kami pesan ke pabrik, biar enggak ada penumpukan barang,” jelas Chief Executive Officer (CEO) PT Artha Auto Lamborghini Jakarta, Johnson Yaptonaga.

Suzuki divisi sepeda motor juga memiliki cara unik untuk tetap bisa eksis di dunia otomotif nasional, yaitu dengan mengandalkan ajang-ajang balap yang diadakan di daerah-daerah maupun luar negeri.

"Saya pikir kiprah pembalap di Asian Road Race Championship dan Suzuki Indonesian Challenge itu berpengaruh besar terhadap penjualan, karena Satria ini kan indentik motor yang kencang," jelas Endro Nugroho.

Teknologi efisiensi

Salah satu cara yang dilakukan produsen otomotif untuk memikat hati konsumen adalah menghadirkan kendaraan yang efisien dalam hal penggunaan bahan bakar. Hal ini sebenarnya sudah mulai terlihat sejak awal 2015, dimana beberapa produsen mulai merancang mesin tipe baru yang tidak boros bahan bakar.

Berkat kemajuan teknologi, kini produsen bisa membuat mesin yang dapat menghasilkan tenaga lebih besar, namun dengan kapasitas yang lebih kecil. Salah satu contohnya adalah mesin dengan kode GD yang baru saja dihadirkan oleh Toyota.

Dilansir dari Indianautosblog, mesin berjenis diesel ini dipasang pada generasi terbaru Toyota Fortuner, Hilux, dan Innova 2016. Nantinya, GD akan menggusur peran KD yang menjadi andalan pada mobil-mobil Toyota saat ini.

Mesin GD akan tersedia dalam dua kapasitas, yakni 2.400cc untuk menggantikan 2.500cc 2KD-FTV, dan 2.800cc untuk menggantikan 3.000cc 1KD-FTV. Kedua mesin ini diklaim telah dilengkapi dengan Economy with Superior Thermal Efficient Combustion (ESTEC) dan Turbocharger.

Untuk mesin GD 2.400cc, meski kapasitasnya turun, namun tenaga yang dihasilkan justru lebih besar, yakni 148 daya kuda dan torsi 400 Newton meter (Nm). Sekadar informasi, mesin diesel lawas yang saat ini beredar memiliki tenaga sebesar 100 daya kuda dan torsi 260 Nm.

Mitsubishi Pajero Sport terbaru juga dikabarkan akan memakai mesin empat silinder berkapasitas 2.400cc diesel, yang menghasilkan tenaga 178 daya kuda dan torsi 430 Nm. Mesin baru tersebut memiliki tenaga lebih besar tiga daya kuda dibanding mesin sebelumnya, dengan kapasitas 100cc lebih kecil.

Toyota Grand New Avanza, seperti yang dilansir dari Paultan, juga akan mengusung mesin dengan spesifikasi baru. Bila sebelumnya Toyota memakai mesin dengan kode 3SZ-VE, maka untuk Avanza anyar ini mesinnya memakai kode 2NR-FE.

Baik mesin lawas maupun baru, sama-sama menggunakan empat silinder berkapasitas 1.495cc. Namun, untuk mesin baru, diameter pistonnya adalah 72,5 milimeter (mm) dan panjang langkah piston 90,6 mm. Sementara itu, mesin lawas memakai piston berukuran 72 mm dan panjang langkah 91,8 mm.

Artinya, akan ada sedikit peningkatan dalam hal tenaga mesin. Memang, menurut spesifikasi dari Toyota, mesin 2NR-FE dapat menghasilkan tenaga sebesar 104 daya kuda dan torsi 139 Nm. Mesin lawas 3SZ-VE hanya menghasilkan tenaga sebesar 103 daya kuda dan torsi 136 Nm.

Keunggulan lain dari mesin baru adalah penggunaan teknologi Dual VVT-i (Variable Valve Timing with intelligence), yakni fitur yang mampu mengubah waktu bukaan katup masuk dan buang mesin. Dengan fitur ini, pemakaian bahan bakar bisa ditekan menjadi sedikit lebih irit. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya