Menyongsong Wukuf di Arafah

Jemaah haji memadati Jabal Rahmah saat wukuf di Arafah.
Sumber :
  • REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

VIVA.co.id - Puncak haji sudah menjelang. Jutaan jemaah dari seluruh dunia, termasuk 168.800 jemaah Indonesia, bersiap melaksanakan wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah. Ritual penuh makna ini merupakan syarat sahnya berhaji.

Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Soal Dana Haji

Sesuai sidang isbat, Arab Saudi menetapkan Idul Adha pada Kamis, 24 September 2015. Dengan demikian wukuf akan berlangsung Rabu, 23 September 2015.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin selaku Amirul Haj, mengingatkan para jemaah haji asal Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan berwukuf di Arafah sebagai momentum melakukan muhasabah dan introspeksi diri agar tidak hanya tahu, tapi  juga memahami  keberadaan dirinya.

“Saat Arafah, jemaah diminta untuk wukuf (diam), maksudnya merenung, introspeksi, muhasabah terhadap keberadaannya sebagai manusia sehingga bisa sampai pada pengenalan terhadap Tuhannya setelah dia mampu mengenali dirinya,” kata Lukman di Arab Saudi seperti dikutip dari Media Center Haji, Kementerian Agama.

Lukman mengutip hadits bahwasanya Rasul bersabda, haji adalah Arafah, karena Arafah adalah tingkat tertinggi seseorang yang mampu mengenali dirinya.

Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu. Barang siapa yang telah mampu mengetahui hakikat dirinya, maka sesungguhnya dia telah mengenal dan mengetahui hakikat Tuhannya,” katanya.

Kepala Bidang Bimbingan Ibadah dan Pengawasan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Ali Rokhmad menegaskan, haji adalah wukuf. Karenanya dia berharap jemaah memanfaatkanlah saat-saat wukuf itu untuk bermunajat, berdoa, berkontemplasi, dan berpikir tentang eksistensi kita di dunia ini. Jangan malah jalan-jalan atau sibuk berfoto.

"Jangan banyak silaturahim. Sering malah naik ke Jabal Rahmah atau foto-foto. Arafah itu berdiam, bermunajat, berzikir kepada Allah. Manfaatkan untuk berdoa, bermunajat. Pemahaman terhadap eksistensi terhadap diri. Menyadari apa yang sudah dilakukan melakukan muhasabah. Keselamatan diri dan keselamatan keluarga," tutur Ali.

Tawaf dan Rahasianya

Berdasarkan prakiraan cuaca, saat wukuf di Arafah nanti, suhu bisa mencapai 47-48 derajat celcius. Suhu panas ini berpotensi menimbulkan heatstroke. Karena itu jemaah diharapkan banyak minum, makan kurma serta memakai masker.

Untuk persiapan wukuf, petugas haji Indonesia akan memberangkatkan para jemaah mulai hari ini Selasa, 22 September 2015.

Calon Haji Ini Kesal Sambal Petisnya Disita

Jemaah mulai diangkut dari penginapan dengan bus dalam tiga shift, pukul 08.00, pukul 14.00 dan pukul 16.00 Waktu Arab Saudi. Jemaah akan mendapat layanan transportasi dari penginapan di Mekah ke Arafah, dari Arafah ke Muzdalifah, dari Muzdalifah ke Mina, dan dari Mina kembali ke penginapan Mekah. Petugas juga menyiapkan bus tambahan 250 unit dari Muassasah untuk kepentingan evakuasi bila ada hal darurat.

Untuk kenyamanan dan kekusyukan beribadah, tenda jemaah akan dilengkapi penyejuk udara air cooler, toilet dan dapur, serta klinik kesehatan dan ambulans di setiap maktab. Jemaah juga akan mendapat makan tiga kali sehari.

Bagi jemaah haji yang sakit, petugas menyediakan fasilitas khusus. Setidaknya 10 unit bus khusus untuk safari wukuf bagi sekitar 150 jemaah haji yang sedang dirawat. Mereka bakal dibawa ke Padang Arafah pada 23 September siang.

Adapun pasien yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibawa ke safari wukuf tetap akan menjalani perawatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia. Begitu juga pasien yang stres dan mengalami hilang kesadaran. Mereka akan masuk daftar badal haji, termasuk mereka yang meninggal dunia.

Belajar dari Ibrahim

Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin menyebut ibadah haji sebagai napak tilas kehidupan dan perjuangan Nabi Ibrahim As. Itu diungkapkannya saat Khutbah Wukuf musim haji tahun lalu, 2014. Kala itu dia sebagai Naib Amirul Haj.

Dia menuturkan, banyak manasik dan tempat terkait ibadah haji berakar atau berhubungan dengan peristiwa yang dialami Ibrahim dan keluarganya, sejak dari thawaf, sa'i, zamzam hingga melempar jumrah.

Ibadah haji juga berorientasi pada peneguhan tauhid. Karena itu Ibrahim As, kata Din, dikenal sebagai 'Bapak Tauhid'. Ibrahim pernah terlibat dalam pencarian Tuhan yang benar. Maka ketika ia melihat bulan, kemudian matahari yang bersinar, ia yakini sebagai Tuhan.

Namun ketika keduanya terbenam, Ibrahim menyatakan tidak mau bertuhan kepada yang hilang. Akhirnya Ibrahim menemukan Tuhan sejati, Allah SWT, pencipta manusia dan alam semesta. Ibrahim As kemudian menghancurkan tuhan-tuhan buatan dan semu, baik dalam bentuk berhala maupun ujian setan.

Komitmen tauhidi Ibrahim As mendorongnya menaati perintah Allah tanpa pamrih. Dengan sikap sami'na wa atho'na dan mukhlisina lahud din (ikhlas dalam bergama), Ibrahim rela menyembelih putra tercintanya, Ismail As, yang beranjak remaja, walaupun itu hanya ujian Allah, karena akhirnya digantikan dengan seekor domba. Ibrahim As dinukilkan dalam Alquran sebagai sosok muslim yang hanif.

"Manasik haji yang kita tunaikan merupakan napak tilas perjalanan tauhidi Ibrahim As tersebut. Maka pembelajaran kedua dari ibadah haji adalah agar kita menjadi muslim dengan komitmen tauhid yang kuat dan kehanifan yang mantap," ujar Din.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya