Memperkuat Dugaan Pembunuh Anak dalam Kardus

pusara makam Alm. Putri Nur Fauziah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Siapa pelaku pembunuh keji terhadap PNF, bocah perempuan berusia 9 tahun yang mayatnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan di Jalan Sahabat, Gang Kampung Belakang, Tegalalur, Kalideres, Jakarta Barat, masih jadi misteri.

Polisi terus melakukan penyelidikan. Tim DVI Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Metro Jaya dilibatkan untuk mengungkap siapa pembunuh Putri sebenarnya.

Hingga kini belum ada bukti-bukti kuat untuk menetapkan sejumlah terduga sebagai tersangka. Karena itu, polisi melakukan tes DNA. Ada empat orang yang terus diperiksa secara intensif. Sampel DNA empat orang ini telah diambil pada Senin malam, 6 Oktober 2015.

"Hasilnya keluar dalam dua atau tiga hari. Ada empat orang yang diambil sampelnya," kata Kepala Biddokes Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Musyafak, Rabu 7 Oktober 2015.

Sampel DNA yang diambil adalah swab mukosa atau air liur para saksi terduga. Sampel ini akan dicocokkan dengan air mani yang ditemukan di organ vital korban saat dokter forensik melakukan visum dan otopsi.

Dari sumber VIVA.co.id, dua dari empat saksi diduga kuat menjemput Putri saat pulang sekolah pada Jumat, 2 Oktober 2015. Keduanya diperkirakan orang yang sangat dikenal Putri. Bujuk rayu sudah dilakukan sebelumnya sehingga Putri bersedia diajak pergi oleh kedua orang ini.

Adanya dua orang yang menjemput Putri setelah pulang sekolah dibenarkan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Krishna Murti. Menurutnya, informasi soal dua orang yang membawa Putri ini sangat akurat. Pertemuan dilakukan dekat sekolah. Peristiwa ikut menguatkan dugaan polisi kalau pelaku lebih dari satu orang.

Masih dari penelusuran VIVA.co.id, dua pria ini diduga menggunakan motor Yamaha Mio berwana merah. Dalam perjalanan, Putri diapit dan ketiganya berjalan munuju ke arah kompleks Citra Garden, melintasi Kelurahan Kalideres dan langsung menuju Jalan Peta Barat melalui Jalan Rawalele.

Di Jalan Rawalele, perjalanan ketiganya ini tertangkap kamera CCTV yang terpasang dekat rumah makan padang. Setelah itu, tidak diketahui kemana Putri dibawa. Setelah 13 jam, atau sekitar pukul 22.30 WIB, Putri ditemukan telah menjadi mayat dalam sebuah kardus di Jalan Sahabat, Gang Kampung Belakang, Tegalalur, Kalideres, Jakarta Barat.

Kondisinya sangat mengenaskan, tubuh mungilnya ditekuk dan tanpa busana. Terdapat luka kecikan di leher dan banyak luka lebam di tubuh bocah kelas II SDN 05 Pagi, Kalideres itu. Mulut Putri disumpal, kaki dan tangan dilakban. Dari mulut dan bagian organ vitalnya mengeluarkan darah.

Depok Catat 147 Kasus Kejahatan pada Wanita dan Anak

Petugas gabungan dari Polsek Kalideres, Polres Metro Jakarta Barat dan Polda Metro Jaya tak hanya mengumpulkan bukti kuat di lokasi temuan jasad Putri. Tapi juga mencari bukti-bukti lain yang dapat mengarahkan petugas arah siapa pelaku pembunuhan sadis itu.

Hingga hari kelima sejak jasad Putri ditemukan di Jalan Sahabat, Jumat 2 Oktober 2015, polisi telah mengumpulkan sedikitnya 13 hasil rekaman kamera keamanan alias CCTV yang terpasang di area sekitar lokasi hilangnya Putri. Seperti rumah dan gedung-gedung pabrik. Sejauh ini, sejumlah keterangan saksi ikut memperkuat dugaan bahwa pelaku pembunuhan dan perkosaan terhadap Putri memang lebih dari satu orang.

"Ada informasi akurat bahwa korban dijemput dua orang dari dekat sekolah," kata Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Krishna Murti.

Salah satu saksi yang memastikan kalau Putri duduk diapit dua pria saat naik motor adalah teman sekelas Putri yang bernama RZ. Teman sekolah PNF ini menjadi saksi kunci bagi polisi. RZ sudah didengar penjelasanya oleh tiga orang polisi, yang salah satunya adalah Polwan berpangkat AKP.

Telepon Pengaduan Terkait Anak Siap 24 Jam

Polisi Curigai Residivis 

Pembunuh Bocah dalam Kardus Segera Diadili


Satu saksi yang diduga kuat mengetahui peristiwa pembunuh Putri adalah pria berinisial A. Pria ini diperkirakan yang membawa Putri dan terekam CCTV warga. A adalah tetangga korban yang juga warga Rawalele, Kalideres, Jakarta Barat.

Saksi terduga ini seorang yang kerap keluar masuk penjara karena kasus narkoba. Dia berjualan makanan dan minuman di sebuah gubuk, tak jauh dari sekolah Putri. Banyak anak-anak kerap berkumpul di warung milik A itu.

Warga Rawalele, telah lama mengetahui tindak tanduk si A ini. Saksi diketahui sudah menikah dan memiliki satu orang anak. Karena sering terlibat kasus narkoba dan kerap masuk penjara, istri dan anaknya memilih meninggalkan A.

"Kalau sore rumahnya ramai sama anak-anak. Warga sini sebenarnya tak senang juga dengan keberadaan gubuk itu. Soalnya takut kena narkoba juga," kata warga bernama Mueli.

Tim dokter telah merampungkan pemeriksaan autopsi terhadap jasad Putri. Hasilnya, korban diketahui tewas karena kekerasan seksual. Ada dugaan ada persetubuhan yang dilakukan dengan cara kekerasan dan menyebabkan Putri meninggal dunia. Tapi motif lain seperti unsur dendam ikut didalami. Tim juga sedang mencari di lingkungan tempat tinggal korban yang kemungkinan memiliki karakteristik paedofil.

Fakta lain menyebutkan, Putri mengembuskan napas terakhir sekitar 8 sampai 12 jam sebelum jasadnya ditemukan. Putri tewas karena pembuluh darahnya pecah akibat kekerasan benda tumpul dan penyumpalan pada bagian mulut.
 
Guna memperoleh bukti bahwa A mengetahui peristiwa pembunuhan Putri, polisi telah menyita motor Yamaha Mio miliknya. Akan dilakukan sejumlah tes apakah motor milik A sama dengan motor yang terekam CCTV warga.

Dari rekaman itu terlihat dua orang pria bersama seorang bocah wanita melintas dengan menggunakan motor berwana merah beberapa jam sebelum mayat Putri ditemukan warga. Namun apakah benar yang berada dalam CCTV itu adalah Putri dan dua saksi yang telah diamankan  polisi, belum dapat dipastikan informasinya.

Rekaman CCTV warga yang memperlihatkan dua pria yang membawa anak.

Darurat Keamanan Anak

Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian sudah melihat lokasi penemuan mayat Putri. Selain itu, dia juga meninjau langsung lingkungan dan mengecek penyidik yang sedang bekerja di lapangan. Ini karena Kapolda selaku penanggung jawab keamanan dan ketertiban di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Sebelumnya, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan juga mendatangi keluarga korban.

Tito Karnavian mengingatkan kepada seluruh masyarakat, bahwa kematian Putri harus menjadi alarm atau wake up call bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap keamanan anak. Menurutnya, keamanan terhadap anak harus melibatkan banyak unsur, bukan hanya pemerintah tapi juga tokoh masyarakat, keluarga, dan lainnya.

"Semua unsur dan pihak harus dilibatkan dan bertanggung jawab terhadap keamanan anak," ujar Tito.

Selain melakukan penindakan terhadap pelaku kejahatan terhadap anak, Tito mengungkapkan, harus dipikirkan upaya pencegahan terhadap kejahatan dan kekerasan terhadap anak. Termasuk rehabilitasi orang-orang yang mengalami perilaku seksual menyimpang.

"Dalam kasus ini, ada kekerasan seksual yang dialami PNF, bisa terjadi karena persetubuhan atau benda keras lain yang masuk dalam organ intim sang bocah. Kalau persetubuhan ada kelainan pshcyo seksual, kalau korban anak-anak disebut paedofil," katanya.

Katanya lagi, Kepolisian akan berusaha sekuat tenaga untuk mengungkap pelakunya. Katanya, ini demi keadilan juga untuk melindungi anak-anak lain sebagai sasaran.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, juga menyempatkan datang ke rumah duka dan berziarah ke makam Putri pada Rabu, 7 Oktober 2015. Yohana terlihat menenangkan dan menghibur ibu korban.

Menurutnya, Pemerintah sudah saatnya bekerja lebih keras guna melakukan perlindungan terhadap anak. Dia berharap polisi segera mengungkap kasus ini dan menangkap pelakunya.

Kementerian PPA akan mendata sekolah-sekolah layak anak, memperhatikan tumbuh kembang anak dan melindungi anak. Tujuan program ini katanya agar diperoleh standar sekolah layak anak yang kemudian akan menjadi acuan untuk disebarluaskan dan dipraktikan kepada seluruh sekolah yang ada di Indonesia.

Menteri Yohana juga menyinggung bahwa faktor keluarga juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi keamanan anak. Karena itu perlu dibentuk satgas perlindungan anak. Satgas ini akan dibentuk bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Kami bersama KPAI dan pihak terkait akan membuat satgas perlindungan anak yang rencananya dilantik di Jayapura, 19 Oktober nanti, satgas ini bekerja sama dengan polwan seluruh Indonesia," katanya.

Selain berkunjung ke rumah duka dan bertemu orangtua PNF, Yohana juga menyempatkan diri berziarah ke makan PNF dan melaksanakan tabur bunga di pusara bocah malang itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya