RI Ingin Penyelidikan MH17 Dilakukan Secara Transparan

Puing pesawat Malaysia Airlines MH17
Sumber :
  • REUTERS/Michael Kooren
VIVA.co.id
Perdana Menteri Ukraina Mengundurkan Diri
- Pemerintah Indonesia menginginkan adanya proses investigasi terhadap jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 secara transparan. Pada Selasa kemarin, Badan Keselamatan Penerbangan Belanda (OvV) merilis laporan akhir mereka mengenai penyebab jatuhnya pesawat. 

AS Ingin Rusia Diberi Sanksi Berlipat
Berdasarkan laporan akhir yang mereka kerjakan selama 15 bulan, terkuak, pesawat tujuan Amsterdam menuju ke Kuala Lumpur itu jatuh akibat dihantam rudal jarak menengah jenis BUK buatan Rusia. Rudal meledak berjarak satu meter dari pesawat. Tetapi, dampak ledakan mengenai sisi sebelah kiri ruang kokpit. 

Beredar Kabar Pilot MH 370 Ditemukan
Akibatnya, tiga orang termasuk pilot di ruang kokpit langsung tewas seketika.

"Kami (Indonesia) mau adanya proses investigasi secara transparan, jadi adil untuk keluarga korban. Fokus kami saat ini adalah untuk mencari keadilan dan kami tetap mendukung proses penyelidikan bersama yang dilakukan tim, karena kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, ketika ditemui di kantor Kemlu kawasan Pejambon, Jakarta Pusat, pada Kamis, 15 Oktober 2015. 

Arrmanatha beranggapan hasil penyelidikan sementara yang telah diberikan tidak cukup komprehensif. Oleh sebab itu, Indonesia bertekad untuk menggunakan hasil pemeriksaan tersebut untuk penyelidikan selanjutnya. 

"Jika terbukti ada tindakan kriminal, dengan hasil dan bukti tersebut, maka kita bisa menuntut orang tersebut ke ranah hukum," kata Arrmanatha. 

Diplomat yang pernah ditugaskan di Jenewa dan New York menyebut tiga poin yang diinginkan oleh Indonesia adalah penyelidikan transparan, komprehensif dan independen. Sebagian besar penumpang yang tewas dalam penerbangan berasal dari Belanda. Tetapi, sebanyak 12 orang di antaranya berasal dari Indonesia.


Kendati menyebut penyebab jatuhnya pesawat, Dewan Keselamatan Penerbangan Belanda tidak menyebut siapa pelaku penembakan atau arah datangnya rudal BUK itu. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya