Demi Asap Jokowi Pulang

Gaya Presiden Jokowi Saat Bertemu Obama di Gedung Putih
Sumber :
  • REUTERS / Jonathan Ernst

VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo mempercepat kunjungannya di Amerika. Dari sebelumnya direncanakan hingga Kamis, 29 Oktober 2015, namun ia memilih segera kembali pada Selasa, 27 Oktober 2015. Sejumlah acara yang sudah diagendakan terpaksa dibatalkan, salah satunya kunjungan ke Sillicon Valley, daerah pusat teknologi dekat kota San Fransisco.

Pembatalan diumumkan Jokowi di hadapan awak media menjelang ia memberikan keterangan pers, saat ia menelepon Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Senin, 26 Oktober 2015.

“Saya akan batalkan perjalanan ke San Fransisco karena banyak keluhan di masyarakat. Saya akan balik langsung menuju Palangkaraya atau Sumsel, Palembang,” katanya kepada Luhut, Senin, 26 Oktober 2015.

Keputusan untuk segera pulang membuat Jokowi membatalkan sejumlah agenda yang terkait dengan dunia teknologi AS. Ia membatalkan rencana santap pagi dengan sejumlah ahli teknologi dan pemilik perusahaan besar yang bergerak di bidang teknologi. Ia juga membatalkan kunjungan ke Museum Sejarah Komputer, di mana ia dijadwalkan akan memberikan pidato. Ia juga batal menemui CEO Microsoft, Facebook Headquarter, Googleplex, kantor Marvell Technology Group (MTG), dan CEO Apple Inc.

Sejumlah orang mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi. Kebakaran hutan yang melanda Indonesia telah semakin tak terkendali. Angka polutan kabut asap yang timbul akibat kebakaran terus naik hingga mencapai kondisi yang sangat membahayakan. Di beberapa wilayah, angka tersebut naik hingga jauh melampaui indeks pollutan yang aman.  Jutaan warga yang tinggal di Sumatera dan Kalimantan terpaksa menghirup udara yang sangat tak sehat.

Pemerintah juga bukan diam. Ribuan prajurit TNI sudah diterjunkan untuk membantu mengatasi kebakaran. Mereka menggali kanal yang memungkinkan air sungai mengaliri lahan-lahan yang terbakar. Namun titik-titik api baru terus bermunculan. Lahan gambut dan bencana musim kering El Nino dituding sebagai bagian yang menyebabkan api menjadi lebih sulit dipadamkan, dan terus menyebar.

Tak cukup tenaga dan upaya dari dalam negeri, pemerintah juga secara resmi telah meminta bantuan dari negara asing. Kepada Malaysia, Singapura, Iran, Australia, Jepang dan Rusia, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajukan permohonan bantuan. Malaysia, Singapura, Rusia dan Australia menyumbang pesawat untuk membantu melakukan water bombing di wilayah yang terlanda kebakaran. Jepang menyumbang bahan kimia, dan Iran masih dalam pembicaraan.

Mastel: Tepat, Jokowi ke Silicon Valley Saat Ini

Melalui kunjungannya ke Amerika Serikat, Jokowi juga mendapatkan komitmen bantuan untuk menangani kebakaran hutan.

“Saya sudah bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat. Sudah ada komitmen dari AS untuk memberikan bantuan senilai US$2,7juta,” kata Menlu, Selasa, 27 Oktober 2015. Menurut Retno, bantuan tersebut akan disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk memadamkan api.

Jokowi berangkat ke AS ditengah-tengah kondisi kebakaran hutan dan kabut asap yang terus memekat. Menurut sebuah sumber,  Jokowi sudah sempat tak yakin untuk berangkat. Namun Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan (LBP) meyakinkannya untuk terus melanjutkan agenda kunjungan. Ia menjamin akan menjaga dan terus memantau kondisi kebakaran hutan dan akan melaporkan setiap perkembangan yang terjadi.

Maka, saat Jokowi akan menyampaikan siaran pers dari AS, ia menelepon Menkopolhukam. Tak lama setelah berbicara dengan Menkopolhukam, Jokowi memberi kabar kepada awak media, kunjungan ke AS dipercepat, ia akan segera pulang untuk memantau langsung penanganan kebakaran dan kesehatan bagi warga yang terdampak. Keputusan yang mengagetkan karena sedianya Jokowi akan berada di AS hingga Kamis, 29 Oktober 2015. Suara pro dan kontra bersahutan mendengar keputusan Jokowi. Kebanyakan menganggap keputusan Jokowi sudah benar.

Namun ditengah-tengah kabar baik yang disampaikan Jokowi mengenai rencana kepulangannya, sebuah surat elektronik yang disampaikan oleh kelompok East Timor and Indonesian Action Network (ETAN) sampai di meja redaksi VIVA.co.id, Selasa, 27 Oktober 2015. Surat tersebut menjelaskan keinginan kelompok yang peduli pada isu-isu HAM dan keadilan di Indonesia dan Timor Timur untuk meminta Jokowi bertanggungjawab dan memberikan penjelasan atas sejumlah janji kampanye yang belum terealisasikan.



Ajakan Unjuk Rasa

Jokowi Berangkat ke Amerika

Kelompok tersebut mengajak berunjuk rasa ketika Presiden Joko Widodo berpidato di Museum Sejarah Komputer (Computer History Museum), pada Rabu, 28 Oktober 2015, pukul 09.00 pagi waktu setempat. Mereka akan meminta presiden ketujuh RI itu untuk menjelaskan sejumlah hal terkait janji-janji yang pernah ia ucapkan semasa kampanye.

Melalui kalimat pengantarnya, John M Miller, Koordinator Nasional ETAN, mengatakan, “Jokowi terpilih dengan sejumlah janji, bahwa penanganan manajemennya akan berbeda. Ia belum memenuhi janjinya. Inisiatif baiknya telah dilanggar oleh pejabatnya sendiri, dan banyak isu penting seperti keadilan dan akuntabilitas atas kasus kejahatan HAM masa lalu, tak ditangani dengan serius.”

Miller lalu melanjutkan, “bergabunglah bersama kami pada 29 Oktober untuk memecah kebisuan dan meminta Presiden Jokowi untuk serius menangani beberapa isu-isu penting seperti pembuktian dan memberi keadilan pada pelanggaran HAM masa lalu terkait pembantaian massal tahun 1965, juga invasi illegal dan pendudukan Timor Timur, hentikan pelanggaran HAM di Papua, akhiri kekerasan pada kelompok agama minoritas, hentikan tes keperawanan,  jaga lingkungan dan hentikan penebangan hutan.”

Tak hanya surat dari ETAN, di Jakarta, anggota DPR juga  berencana membentuk pansus kebakaran hutan dan lahan.  Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi membenarkan rencana pembentukan pansus tersebut. Desakan untuk membentuk pansus dilakukan karena Presiden RI dianggap tak peduli.

"Soal rencana pembentukan Pansus Kebakaran Hutan dan Lahan, sekarang list tanda tangan sedang beredar ke masing-masing fraksi di DPR," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi, Selasa 27 Oktober 2015.

Politisi PKS Almuzammil Yusuf mengaku mendukung pembentukan Pansus tersebut. Menurutnya, pembentukan Pansus merupakan bentuk kepedulian DPR setelah pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo terkesan tidak peduli.

"Kita mendesak ke arah itu, karena pemerintah diminta menetapkan bencana nasional tidak mau,  presiden tidak mau peduli, saya kira Pansus tepat dibentuk," ujarnya.

Mungkinkah email dari kelompok ETAN dan desakan anggota dewan untuk membentuk pansus kebakaran hutan dan lahan menjadi hal yang memicu Presiden Jokowi untuk segera kembali ke Indonesia?

Namun pernyataan Presiden RI menegaskan ia memang memilih pulang karena kabut asap. “Saya memutuskan membatalkan perjalanan ke West Coast atau mungkin langsung meluncur ke Kalteng atau Sumsel," kata Jokowi. Ia memilih tak mendarat di Jakarta, namun langsung ke Kalteng atau Sumsel.

Meski berada di AS, Jokowi mengaku terus memantau kabut asap dan kebakaran hutan dan lahan. “Saya mendapat laporan titik apinya ada 146 di Sumsel dan 366 di Kalimantan Tengah. Juga ada di tempat lain,” katanya menegaskan.

Terlepas dari apa yang menyebabkan Jokowi memilih segera kembali pulang,  Direktur Eksekutif ICT Institute justru memuji keputusan Jokowi. Ia menyebut keputusan Jokowi sangat tepat, karena di Sillicon Valley ada jebakan batman.

"Harus diapresiasi langkah Presiden Jokowi untuk tidak terkena jebakan batman di Silicon Valley," ujar Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, kepada VIVA.co.id, Selasa, 27 Oktober 2015.

Jebakan yang dimaksud Heru adalah para bos teknologi Amerika akan memanfaatkan kunjungan Jokowi di Sillicon Valley untuk melobi Presiden RI agar mereka tidak diwajibkan membuka pusat data di Indonesia maupun meningkatkan kontribusi bagi pendapatan digital RI.  Jadi keputusan Jokowi untuk membatalkan kunjungan ke Sillicon Valley dianggap sudah tepat oleh Heru.

Pernyataan Heru bisa jadi benar. Bagaimana pun, penanganan kabut asap dan kebakaran lahan dan hutan yang saat ini tengah menggila di Indonesia membutuhkan tenaga dan pikiran yang ekstra keras. Asap akibat lahan yang terbakar telah menelan korban jiwa dan berpotensi merusak kesehatan. Pulanglah Pak, dan buktikan kerja kerasmu untuk menghentikan bencana ini.

Jokowi hadiri KTT US-ASEAN di California, Amerika Serikat, Selasa (16/2/2016)

Jokowi ke Silicon Valley

Untuk menemui para CEO perusahaan IT raksasa asal Amerika

img_title
VIVA.co.id
17 Februari 2016