ISIS Rekrut Anggota dengan Teknologi

Ilustrasi peretas (hacker).
Sumber :
  • allpinoynews

VIVA.co.id - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab di balik teror Paris akhir pekan lalu. Klaim kelompok tersebut langsung mendapat sambutan dari Pusat Perlawanan Teroris Tentara AS (CTC).

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Analis CTC, Aaron F. Brantly menjelaskan cara ISIS merekrut anggota dengan menggunakan cara yang canggih. ISIS, kata dia, menggunakan jaringan teknologi untuk menilai calo jihadis dan menggunakan komunikasi terenskripsi.

Dalam laporan NBC News yang dikutip The Register, Rabu, 18 November 2015, Brantly mengatakan, untuk merekrut anggota, ISIS menyediakan layanan khusus dukungan informasi bagi pengguna komputer (help desk). Brantly menyebutkan, cara itu sudah dilakukan sejak tahun lalu untuk meningkatkan rekrutmen dan menghindari pengendusan aparat keamanan.

Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

Analis itu mengatakan, pusat layanan yang beroperasi selama 24 jam itu didukung dengan enam operasi. Layanan itu akan merekrut pelatihan dalam menggunakan platfrom messaging untuk menghindari operasi intelijen.

"Mereka telah mengembangkan serangkaian platform berbeda yang mana mereka bisa melatih satu sama lain untuk tujuan rekrutmen tersembunyi, propaganda dan perencanaan operasi," ujarnya menjelaskan.

Pusat layanan itu bahkan menerima konsultasi pertanyaan mulai dari teknik dasar sampai pertanyaan teknis yang canggih. Admin pusat layanan ini dipegang di seluruh dunia, khususnya para jebolan pendidikan teknologi di sebuah universitas.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

CTC mengklaim telah memegang bukti 300 halaman pusat layanan tersebut yang menunjukkan petunjuk operasi keamanan untuk rekrutmen. Brantly mengatakan, begitu ada yang masuk menjadi jihadis yang tergolong paham dengan teknologi, maka jihadis itu akan dihubungkan dengan operasi senior untuk menjalankan pelatihan formal.

Pusat layanan itu, kata Brantly, juga mengingatkan adanya ancaman atas operasi rekrutmen dan propaganda ISIS di dunia maya. Sebagaimana dikabarkan sebelumnya kelompok peretas Anonymous sudah mendeklarasikan perang siber kepada ISIS, yang diorganisasikan melalui akun @opparisofficial. Ancaman perang ini dirilis untuk merespons teror Paris.

Sejauh ini perang siber Anonymous atas ISIS dilaporkan sudah berhasil melumpuhkan akun Twitter yang terkait dengan kelompok tersebut. Kelompok peretas ini mengklaim telah berhasil melumpuhkan lebih dari 5 ribu akun yang bertebaran di Twitter.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya