Motor Baru Gempur Pasar Indonesia

Yamaha Aerox 125 LC
Sumber :

VIVA.co.id - Awal 2016, rupanya dimanfaatkan sejumlah pabrikan sepeda motor untuk melepas produk-produk baru di Indonesia. Meski belum sampai satu bulan, sejumlah gacoan-gacoan dari beberapa pabrikan telah diluncurkan.

Mereka berharap, dengan kehadiran motor baru di awal tahun, target penjualan di tahun ini dapat terkejar, mengingat penjualan sepeda motor beberapa waktu belakangan tengah lesu.

Salah satu pabrikan yang getol meluncurkan produk baru di awal 2016 adalah Yamaha. Tercatat, pada Januari, perusahaan asal Jepang itu bakal menggebrak pasar roda dua dengan tiga produk barunya. Dua di antaranya sudah diluncurkan.

Sementara itu, satu model lagi, dikabarkan bakal meluncur dalam hitungan hari ke depan, tepatnya saat kedatangan Valentino Rossi di Bali, pada 26 Januari 2016.

Dari sejumlah sumber yang berhasil dihimpun, Bali bisa jadi akan menjadi tempat sakral lakon debut diduga Xabre, yakni R-15 versi tanpa fairing. "Di Bali, kami akan luncurkan produk baru. Tetapi kami belum bisa sebutkan apa produknya," ujar sumber Yamaha kepada VIVA.co.id.

Yamaha Siap Lahirkan Motor Murah Pengganti RX100

New Fino 125 Blue Core

New Fino 125 Blue Core. Foto: Dian Tami/VIVA.co.id

Berapa Harga Motor Tiger Terbaru Ini?

Sementara itu, dua model Yamaha yang sudah diluncurkan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) adalah New Fino 125 Blue Core, dan Aerox 125 LC. New Fino 125 Blue Core dijual dengan banderol Rp16,25 juta on the road Jakarta.

Skutik Aerox 125 LC saat peluncuran di Sentul, Bogor, Senin (18/1/2016).
Yamaha Aerox 125 LC. Foto: Dian Tami/VIVA.co.id

Yamaha Bakal Luncurkan Dua Versi TMAX Terbaru

Selanjutnya, Aerox 125 LC, dijual dengan banderol Rp18,2 juta on the road Jakarta. Aerox diketahui merupakan motor terbaru Yamaha yang datang dari genre skuter matik (skutik) berkapasitas mesin 125cc.

Meski menggeber peluncuran motor baru di awal 2016, "senjata" Yamaha pada tahun ini dikatakan tak sebanyak motor baru yang meluncur pada 2015.

"Lebih sedikit bila dibandingkan tahun lalu, karena tahun lalu salah satu alasannya kami janji untuk mengubah motor (sejumlah model) ke Euro3," ungkap Asisstant General Manager (GM) Marketing PT YIMM, Mohammad Masykur.

Saat ditanya mengenai jumlah pasti model motor baru yang akan diluncurkan, pria yang akrab disapa Masykur tersebut enggan mengungkapkan lebih jauh.

"Yang pasti kurang dari 10 unit. Saya tidak bisa menyebutkan angkanya secara pasti. Pokoknya Yamaha selalu memberikan kejutan bagi masyarakat Tanah Air," tuturnya.



Honda dan Kawasaki tak mau kalah

Tak cuma Yamaha yang coba mencari peruntungan pada awal 2016, rival abadinya Honda juga demikian. Namun, pada bulan ini, baru satu yang dilepas ke publik, yakni penyegaran dari BeAt Pop, menjadi New Honda Beat Pop eSP.

Motor yang meluncur pada 13 Januari 2016, di Kemang, Jakarta Selatan, ini hadir dengan desain baru yang menyuguhkan nuansa anak muda yang menggandrungi warna-warna cerah.

Honda menjual motor ini dengan harga Rp14,3 juta untuk tipe CW, Rp14,5 juta untuk tipe CBS, dan Rp15 juta untuk tipe CBS-ISS. Semuanya berstatus on-the-road Jakarta.

Peluncuran New Honda Beat Pop eSP.
Peluncuran Beat Pop, di Jakarta. Foto: Dian Tami/VIVA.co.id

Menurut Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM), Margono Tanuwijaya, desain baru New Honda Beat Pop eSP disuguhkan bagi para remaja yang senang mengekspresikan diri dengan beragam kegiatan atraktif.

"Dengan tampilan baru yang semakin keren, kami yakin, New Honda Beat Pop eSP yang lincah dan irit semakin melekat di para remaja pencintanya. Konsep ini menjadi trendsetter, mirip dengan Honda Scoopy eSP sebagai ikon skutik fashionable," kata Margono.

Konsumsi bahan bakar motor tersebut 59 kilometer per liter dengan metode pengetesan EURO 3 (62 km per liter metode pengetesan EURO2). Motor irit bensin ini diklaim cocok buat remaja yang doyan aktivitas.

Sementara itu, Kawasaki, datang di awal tahun dengan merilis model terbaru dari keluarga Ninja. Motor tersebut, yakni Kawasaki Ninja 250 Special Edition (SE) Limited. Peluncuran yang dilakukan hanya melalui situs resminya itu dilakukan, pada 7 Januari 2016.

Menurut pabrikan "geng hijau" itu dalam situs resminya, Kawasaki menawarkan Ninja 250 SE Limited dengan sejumlah perbedaan dari edisi non SE Limited. Motor ini terlihat berbeda pada bagian ban, aksesori, instrument cluster, stripping, dan warna eksteriornya.

null
Kawasaki Ninja 250 SE LTD. Foto: Dok Kawasaki

Kawasaki mengklaim, model SE Limited menawarkan peningkatan performa cornering pada kecepatan tinggi, karena kelengkapan ban baru. Tampilannya pun disebut lebih racing look.

Untuk menarik minat konsumen, Kawasaki menawarkan dua pilihan warna pada Ninja 250 SE Limited, yakni Lime Green dan Metallic Raw Graystone. Soal harga, motor ini dibanderol dengan harga sekira Rp68,6 juta untuk wilayah Jabodetabek.

Bagi kalangan berkocek tebal, Royal Enfield menghadirkan motor jenis cruiser mereka di Indonesia, Rumbler 500. Motor ini dirancang untuk menghadirkan kenyamanan, gaya, dan meningkatkan kesenangan bermotor santai bagi para penggemar touring.

"The Rumbler 500 sangat cocok untuk berkendara jarak jauh, dengan jangkauan ekonomi, model, daya pengereman yang sangat baik, visibilitas berkendara di malam hari, serta kemampuan bagasi yang dimiliki," ungkap Presiden Royal Enfield, Rudratej Singh.

Royal Enfield Rumbler 500.
Royal Enfield Rumbler 500. Foto: Dian Tami/VIVA.co.id

Untuk dapur pacunya, motor ini disematkan mesin berkapasitas 500cc yang mampu menghasilkan 27,2 daya kuda dan torsi 41,3 Newton meter. Rumbler 500 dibanderol sebesar Rp82 juta dengan status off-the-road.

Selanjutnya>>> TVS coba recoki pasar 150cc...



TVS coba recoki pasar 150cc

Sudah bukan rahasia lagi, jika pabrikan asal Jepang kuat menggenggam pasar otomotif di Indonesia, termasuk untuk urusan roda dua. Tak heran jika kemudian banyak pabrikan non Jepang yang bertumbangan lantaran tergerus dominasi mereka.

Tetapi setidaknya, ada sejumlah pabrikan di luar Jepang yang masih eksis di kancah otomotif roda dua Indonesia hingga kini, di antaranya TVS Motors. Seakan penasaran dengan pasar roda dua di Indonesia, TVS kembali mencoba peruntungannya dengan menghadirkan produk-produk anyarnya. Seperti yang dilakukan mereka pada 20 Januari 2016, di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat.

TVS menghadirkan Apache RTR 200 4V. Motor bergenre sport itu hadir dengan banderol Rp23,9 juta on the road Jabodetabek.

Menurut Rizal Tandju, Head of Marketing TVS Motors Indonesia, pihaknya sadar betul dengan produk yang diluncurkannya kali ini. Kata Rizal, sejauh ini segmen sport memang cukup menjanjikan, lantaran segmen skuter matik (skutik) sudah sesak didominasi Jepang.

"Pasar sport ini menarik lho, karena pasarnya sangat terbuka luas. Kalau skutik kan susah, karena produk Jepang dominasi. Maka itu kami hadirkan motor sport terbaru," kata Rizal.

null
Apache RTR 200. Foto: Rendra Saputra/VIVA.co.id

Sejauh ini, TVS memiliki skutik yang masih dijualnya, yakni Dash. Namun, penjualannya kurang menggembirakan. Melihat angka penjualan Dash, yang dipaparkan Rizal, memang demikian. Pihaknya dikatakan hanya mampu menjual skutiknya 300 unit sepanjang 2015.

"Maka itu, kami percaya pada produk sport, sebab tren di Indonesia itu lebih ke cc (kapasitas mesin) lebih besar dan juga power. Makanya kami coba tawarkan produk yang diinginkan masyarakat, terlebih hadir dengan tampilan yang stylish," kata Rizal.

Tahun ini, TVS dikatakannya bakal menghadirkan setidaknya dua atau tiga model baru. Satu model yang dikonfirmasi adalah motor sport dengan penjejalan mesin berkapasitas 310cc. "Kami sudah siapkan, tunggu tanggal mainnya," kata dia.

Terkait siapa sebenarnya lawan tangguh TVS Apache RTR 200, Rizal mengungkapkan jika produsen motor yang membuat motor 150cc patut waspada. Sebab, motor ini diklaim bakal menjadi pilihan menarik konsumen yang menginginkan performa lebih.

Pasar 250cc diakuinya bukanlah target bidikan pasar yang siap direngkuh dari Apache terbaru. "Yang akan terganggu pasar 150cc. Masyarakat komuter kan banyak memilih kelas itu. Nah, untuk yang ingin performa lebih bisa pilih ini. Bisa diajak touring, dan kencang di jalanan," kata Rizal.

Selanjutnya>>> Lima merek motor terpopuler di Indonesia...



Lima merek motor terpopuler di Indonesia

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) baru-baru ini merilis daftar merek paling populer di Indonesia. Kelima merek itu diketahui merupakan bagian dari asosiasi tersebut.

Menurut AISI, merek paling populer sepanjang 2015 masih dipegang Honda. Setidaknya, pabrikan berlogo "sayap mengepak" itu berhasil menjual produk-produknya sebanyak 4.453.888 unit. Di posisi kedua, ditempati Yamaha dengan penjualan sebanyak 1.798.630 unit, lalu Kawasaki 115.008 unit, Suzuki 109.882 unit, dan TVS 2.747 unit.

Bicara 10 sepeda motor terlaris di Indonesia sepanjang 2015, Honda memberikan kontribusi paling banyak. Dari 10 motor terlaris, tujuh di antaranya merupakan sepeda motor buatan Honda. Sementara itu, tiga lainnya, datang dari rival abadinya, Yamaha.

Motor terlaris pertama datang dari Honda, melalui Beat eSP Sporty yang terjual sekira 1.596.302 unit. Di posisi kedua, ditempati Vario 125 eSP dengan torehan penjualan 634.722 unit.

Ketiga, bertengger Yamaha Mio M3 dengan catatan penjualan 556.458 unit. Di posisi keempat dan kelima, masing-masing dicatat Vario 150 eSP dengan angka 487.975 unit, dan Beat eSP POP 373.918 unit.

Berikut rincian 10 motor terlaris yang diolah dari data AISI:

1. Beat eSP Sporty = 1.596.302 unit.
2. Vario 125 eSP = 634.722 unit.
3. Mio M3 125 CW = 556.458 unit.
4. Vario 150 eSP = 487.975 unit.
5. Beat eSP POP = 373.918 unit.
6. New Scoopy eSP = 282.328 unit.
7. New V-Ixion = 275.261 unit.
8. Vario CW FI = 225.216 unit.
9. All New Soul GT = 170.240 unit.
10. Supra X CW = 144.683 unit.

Populasi motor di Indonesia fantastis

Jumlah sepeda motor di Indonesia saat ini ternyata hampir menyentuh angka 100 juta unit. Terbilang fantastis bukan? Ya, dari sejumlah riset dan kompilasi data yang diolah, jumlah sepeda motor di Indonesia hingga akhir 2015, tercatat sekira 93,25 juta unit.

Berdasarkan data terbaru, Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, ada 86,253 juta unit sepeda motor di seluruh Indonesia pada April 2014, naik 11 persen dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit. Jika melihat trennya, tentu populasi sepeda motor kian bertambah banyak dari tahun ke tahun.

Mengacu data penjualan, karuan saja populasi sepeda motor kian banyak di Indonesia. Dalam setiap tahunnya, setidaknya terjual lebih dari 5 juta unit motor baru di Indonesia.

Data AISI menyebut, selama 2015, penjualan sepeda motor di Tanah Air menyentuh angka 6.480.155 unit. Angka sebesar itu saja disebutkan yang terendah sepanjang tiga tahun terakhir. Pada 2014, penjualan sepeda motor mencapai 7,9 juta unit, sedangkan di 2013 tercatat 7,7 juta unit.

Meski populasi sepeda motor di Indonesia sudah berjubel, Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala mengatakan jika penjualannya kini tengah lesu. Kondisi ini ternyata sudah berlangsung sejak 2015.

Pada 2016, kondisi demikian diprediksi masih terjadi. Kalaupun ada peningkatan penjualan, diprediksi hanya bertambah sekira lima persen. Angka nyata penjualan sepeda motor pada 2015 hingga penghujung tahun sebanyak 6,4 juta unit. Angka tersebut meleset dari target awal tahun 2015 yang mencapai 6,7 juta unit.

Kata dia, industri sepeda motor erat kaitannya dengan sektor riil. Dia berharap, tahun ini pemerintah dapat menjaga stabilitas ekonomi sehingga sektor rill dapat terjaga.

"Menghadapi 2016 tentu cukup menantang, strategi AISI adalah menggenjot penjualan di segmen first entry level," kata dia.

Hal senada juga disampaikan Johannes Loman, wakil ketua I AISI. Menurutnya, asosiasi memproyeksi industri otomotif 2016 akan flat seperti tahun ini. Dilihat dari indikator ekonomi, ia belum melihat ada sesuatu perubahan yang signifikan.

Pertumbuhan ekonomi yang masih stagnan, harga komoditas seperti karet, minyak sawit mentah, dan batu bara masih turun, serta kurs rupiah yang masih naik turun adalah penyebab industri otomotif kemungkinan tidak mengalami kenaikan pada 2016.

“Yang paling memengaruhi adalah harga komoditas karena komoditas yang menggerakkan ekonomi,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya