Projo Sikapi Partai Baru Besutan Relawan Jokowi

Pro Jokowi (ProJo)
Sumber :

VIVA.co.id – Relawan Jokowi yang bernaung di bawah bendera Pro Jokowi atau Projo angkat bicara seputar kemunculan Partai Indonesia Kerja (PIKA). Meski pendiri PIKA mengklaim sebagai relawan Jokowi ternyata komunitas Projo mengaku tak turut serta dalam pendirian partai baru itu.

Momen Presiden Joko Widodo jadi Saksi Nikah Anak Wamenaker Afriansyah Noor

Namun demikian, Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi mengatakan wajar kalau itu dilakukan oleh sejumlah relawan dalam konteks demokrasi. "Kita tetap menghormati  kebebasan berserikat dan berkumpul bagi setiap warga bangsa dan itu dijamin konstitusi dasar kita." ujar Budi Arie Setiadi, kepada VIVA.co.id, Jumat 4 Juni 2015.

Budi menjelaskan, ada tiga hal prinsip yang harus dijawab mengenai perlu tidaknya pendirian partai politik baru. Pertama, apakah rakyat memerlukan partai baru atau tidak?. Kedua, apakah membangun dan memperkuat sistem kepartaian memerlukan partai baru? Hal lain yang perlu diperhatikan adalah apakah konsolidasi demokrasi yang efektif dan berkualitas memerlukan kehadiran partai baru.

Tim Cook Puts Investment to Build Apple Developer Academy in Indonesia

Menurut Budi, tiga prinsip itu yang perlu dikupas untuk menyikapi lahirnya PIKA ini. "Bagi kami di PROJO  yang utama  saat ini adalah mengawal pemerintahan Jokowi dan terus mengorganisir dan bekerja nyata untuk rakyat,"  ujar Budi.

Sebelumnya, Ketua Umum PIKA, Hartoko Adi Oetomo, mengatakan berdirinya partai itu dilatarbelakangi keinginan kaum profesional yang sebelumnya Golput saat pemilu, turut membangun politik yang sehat.

Government to Form Special Task Force for Handling Online Gambling

"PIKA didirikan kaum profesional dan orang-orang Golput yang sudah bertaubat. Hal ini karena melihat sistem politik kita ini tidak sehat," kata Hartoko.

Menurutnya, pengagas partai ini awalnya tak lebih dari 50 orang dengan latar belakang non parpol. Ia mengklaim meski baru dideklarasikan PIKA mendapat respons positif karena melakukan jejaring dengan para golput di seluruh Indonesia.

"Sampai dengan kemarin konpers sudah 34 provinsi dan 350 Kota, Kabupaten mungkin sudah lebih dari 2.000," kata mantan Direktur Eksekutif Nawacita Institute ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya