Ancaman Nyata Asteroid

Benda yang diduga meteor terlihat di atas langit Chelyabinsk, Ural, Rusia
Sumber :
  • equipmentworld.com

VIVA.co.id – Empat tahun lalu, sebuah benda luar angkasa menghantam wilayah Chelyabinsk, Rusia. Ledakannya mampu membuat kerusakan pada 30 kilometer wilayah di sekitarnya. Sebanyak 7.000 gedung rusak parah, 1.500 orang terluka parah meskipun tidak ada korban jiwa. Ledakan dahsyat itu disebabkan oleh benda luar angkasa berukuran 20 kilometer.

Bumi Punya Tameng Langit

Peristiwa yang terjadi 15 Februari 2013 silam tersebut cukup membuat shock semua orang. Yang terpenting, warga dunia menyadari jika ternyata ada ancaman dari luar angkasa terhadap kelangsungan hidup di bumi. Apalagi dengan kenyataan bahwa ada sekitar jutaan asteroid yang beredar di sistem tata surya kita. Tidak heran jika negara adikuasa, Amerika, membuat program pemantauan bertajuk Near Earth Object (NEO), yang mendeteksi keberadaan benda luar angkasa sampai jarak 40.000 mil dari bumi.

Data dari NEO menunjukkan bahwa ada sekitar 15.000 benda luar angkasa atau asteroid yang dekat dengan bumi. Ukruannya berbeda-beda, mulai dari di bawah 30 meter sampai lebih dari 1.000 meter. Dalam laporan detil NEO, ada sekitar 2.755 asteroid yang berukuran kurang dari 30 meter. Sedangkan yang berukuran tidak lebih dari 100 meter mencapai 4.254, berukuran kurang dari 400 meter sekitar 3.954 obyek, berukuran kurang dari 1.000 meter sekitar 3.766, dan yang berukuran lebih dari 1.000 meter ada 875 obyek.

Ngeri, Asteroid Besar Meledak di Atas Ibu Kota

Jika lengah, bukan tidak mungkin salah satu benda tersebut mampu menyenggol, bahkan menabrakkan diri ke Bumi, menyebabkan kerusakan yang lebih dahsyat dari Chelyabinsk. Hal yang ditakutkan, munculnya kiamat yang mampu menghancurkan peradaban di bumi.

Dalam situs resmi JPL NASA, ada sebuah tabel yang memperlihatkan ribuan asteroid yang dianggap mengancam bumi. Di bulan Februari saja, Viva.co.id menghitung, ada lebih dari 40 asteroid yang terdeteksi akan melintas dekat dengan bumi. Itu artinya, ancaman asteroid terhadap bumi bisa mencapai dua kali dalam sehari.

NASA Bawa Sampel Asteroid Berusia 4,5 Miliar Tahun ke Bumi

“Bumi kerap terancam oleh meteor atau asteroid berukuran 50 ton setiap harinya. Itu luar biasa, di luar akal manusia. Jika kecil dan jatuh ke bumi, terlihatnya akan indah karena berbentuk hujan meteor. Jika berukuran besar, seperti asteroid atau yang menghantam Chelyabinsk, kerusakannya akan fatal. Jelas-jelas ada ancaman di sana,” ujar Chris Hadfield, astronot yang dikenal pernah menyanyikan Space Oddity milik David Bowie di Stasiun Luar Angkasa.

Kekhawatiran yang sama juga telah dilontarkan fisikawan Stephen Hawking. Menurutnya, salah satu ancaman terbesar bagi kehidupan peradaban di alam semesta, baik manusia maupun makhluk asing lainnya, adalah hantaman asteroid dengan planet yang berhuni.

Namun rupanya pemikiran kedua orang itu tidak berpengaruh pada NASA. Badan luar angkasa Amerika itu malah dengan meyakinkan bilang bahwa pihaknya tak menemui ancaman asteroid atau objek luar angkasa yang mengancam bumi dalam waktu dekat.

"NASA tak mengetahui adanya asteroid atau komet yang berada pada jalur tabrakan dengan Bumi, sehingga kemungkinan tabrakan besar sangat kecil. Bahkan hal paling terbaik yang bisa kami sampaikan, tidak ada objek besar yang mungkin menyerang Bumi dalam beberapa ratus ke depan," tegas juru bicara NASA dalam keterangannya. 

Sang jubir itu juga mengatakan, sejauh ini NASA telah membuat deteksi asteroid dalam prioritas utama dan telah mengembangkan strategi untuk mengidentifikasi asteroid yang bisa menimbulkan risiko bagi Bumi.  Hal ini cukup beralasan, mengingat NASA memiliki banyak perangkat canggih untuk mendeteksi benda yang mengancam bumi. Tidak hanya teleskop Pan-STARRS di Hawaii dan Catalina Sky Survey di Arizona tapi juga Arecibo, atau beberapa program pelacakan asteroid seperti Lincoln Near Earth Asteroid Research (LINEAR) atau NEOWISE project.

Asteroid yang terdeteksi di awal 2017

Belum habis awal bulan Januari 2017, berita mengenai asteroid yang mengancam bumi muncul secara bertubi-tubi. Bulan Januari lalu saja, ada tiga asteroid yang terdeteksi melintas dekat dengan bumi.

Pada 8 Januari lalu, asteroid bernama 2017 AG1 melintasi bumi dengan jarak terdekat sekitar 203,520 kilometer. Setelah itu, pada 24 Januari ada asteroid 2017 BX yang melintas dengan jarak terdekat 261,120 kilometer. Terakhir adalah pada 30 Januari, ketika asteroid 2017 BH30 berpapasan dengan jarak yang cukup dekat ke bumi, sekitar 65,280 kilometer.

Februari ini dimulai dengan kehadiran 2017 BS32. Ini merupakan asteroid keempat yang terlihat melintasi bumi pada awal tahun ini. Kemudian ada 2015 BN509. Batu luar angkasa itu ditemukan oleh NASA dan gerak-geriknya direkam The Arecibo Observatory di Puerto Rico. Bentuknya memang besar menyerupai sebuah kacang namun sebesar gedung Empire State dengan panjang 400 meter dan lebar 200 meter. NASA menganggapnya sebagai ancaman serius yang bisa menjadi alat penghancur bumi.

Sedangkan besok, pada 16 Februari, seorang astronom amatir Rusia penganut teori konspirasi bernama Dyomin Damir Zakharovich, percaya jika sebuah batu besar akan menghantam bumi. Asteroid itu akan datang bersamaan dengan planet yang sudah mati, yang dipercaya sebagai Nibiru atau Planet X.

“Objek itu cukup besar, lebih besar dari yang diperkirakan NASA. Menurut kami, ukurannya sekitar 2,2 kilometer. Asteroid sebesar itu bisa dengan mudah memasuki atmosfer tanpa harus terbakar. Saat masuk ke bumi, asteroid itu akan menghancurkan seluruh kota dan menimbulan tsunami. Kemudian, Nibiru akan menyusul masuk ke bumi. Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” ujar Zakharovich, seperti dikutip dari Mirror.co.uk.

Namun, setelah dikonfirmasi ke NASA, memang ada objek luar angkasa bernama 2016 WF9. NASA mendeteksi objek itu lewat program NEOWISE pada 27 November 2016. WF9 dideteksi merupakan komet yang sama sekali bukan ancaman bagi bumi.

“2016 WF9 akan mendekat ke orbit bumi pada 25 Februari 2017,” ujar pihak NASA.

Ini artinya, tidak ada yang perlu ditakutkan dari benda luar angkasa. Kecanggihan perangkat astronomi di seluruh dunia bisa mendeteksi keberadaan benda luar angkasa, dengan jarak dan ukuran yang beragam. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya