Asa PSSI Lewat Naturalisasi

Logo PSSI
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Usaha Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk membangun Timnas Indonesia yang kompetitif terus digalakkan. Di bawah komando Ketua Umum (Ketum) baru, Letjen TNI Edy Rahmayadi, PSSI membuat beberapa terobosan terkait peningkatan mutu Skuat Garuda.

Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3

Usai sanksi FIFA yang membelit Indonesia selama kurang lebih satu setengah tahun, awan gelap sepakbola Indonesia mulai memudar. Kepengurusan PSSI periode 2016-2020 yang terbentuk di Kongres Tahunan PSSI 2016 Ancol, menghadirkan nama-nama baru yang siap bekerja keras untuk kembali membangun dunia sepakbola Indonesia.

Sektor utama yang jadi sasaran adalah kualitas Timnas Indonesia. Edy Rahmayadi beserta jajarannya begitu serius untuk membentuk tim yang kuat dan memiliki mental juara.

Gubernur Sumut Bawa Tanah Pemandian Putri Hijau ke IKN Nusantara

Tak main-main, pelatih sekaliber Luis Milla Aspas, didatangkan. Arsitek asal Spanyol ini dipercaya untuk meracik Timnas Indonesia, dengan segudang pengalamannya. Ya, Milla pernah membawa Timnas Spanyol U-21, menyabet gelat juara Piala Eropa U-21 2011.

Tak hanya itu, PSSI juga akan kembali menggulirkan proyek naturalisasi pemain untuk memperkuat Timnas Indonesia. Namun, ada yang berbeda dalam proses naturalisasi saat ini. Apa yang berbeda?

Pemain Keturunan Bisa Bela Timnas U-19 di Piala Dunia U-20, Siapa Dia?

Realita Kontra Nasionalisme

Edy Rahmayadi sebelumnya memang sempat takkan menggulirkan kembali proses naturalisasi. Namun, dengan data yang dimiliki saat ini, PSSI tahu jika stok pemain berkualitas di Indonesia sangat kurang.

"Kita hanya punya 67 ribu pemain. Sehingga kita kekurangan pemain, dan itu membuat kita ke depannya mencari pemain naturalisasi dalam rangka memperkuat timnas di SEA Games dan Asian Games,"  ujar Edy.

"Kalau tidak cukup kualitasnya yang pemain lokal, kita akan cari orang Indonesia yang berada di luar, atau orang Indonesia yang separuh Indonesia separuh luar. Itu yang kita ambil," katanya.

Selain PSSI, pihak Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga memberikan dukungan penuh dalam proyek yang jadi prioritas PSSI ini. Pihak Kemenpora bahkan siap mendukung untuk memberikan data para pemain yang berkiprah di luar negeri, dan memberikan keputusan penuh kepada PSSI untuk memilihnya.

"Tentunya kami hanya mendukung PSSI. Nantinya, kita berikan datanya biar PSSI yang pilih. Jadi, ini hanya bantuan kami untuk pembinaan usia muda, bukannya mendukung untuk proyek naturalisasi," kata Gatot Dewa Broto, yang saat itu menjabat Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi dan Olahraga Kemenpora.

Proyeksi Jangka Panjang

Namun demikian, PSSI saat ini wajib secara selektif memperketat kriteria bagi para calon pemain naturalisasi. Berkaca pada proyek yang digalakkan sekitar tahun 2010, banyak pemain naturalisasi yang justru tak maksimal penampilannya. 

Saat itu, PSSI lebih memilih untuk menaturalisasi pemain yang bisa dikatakan 'sudah jadi'. Beberapa nama bahkan sudah bisa dikatakan berusia senja. 

Contohnya Cristian Gonzales dinaturalisasi pada usia 34 tahun, Greg Nwokolo pada usia 25 tahun, Victor Igbonefo pada usia 26 tahun, lalu Sergio van Dijk pada usia 30 tahun. Tercatat hanya Kim Jeffrey Kurniawan yang dinaturalisasi pada usia 20 tahun, itu pun pemain berdarah Jerman ini gagal menembus jajaran elite Timnas.

Selain itu, ada lagi beberapa nama semisal, Diego Michels, Jhonny van Beukering, Tony Cussel, dan Victor Igbonefo, yang juga tak mengkilap bersama Timnas Indonesia setelah di naturalisasi.

Kini, PSSI lebih melihat para pemain blasteran yang usianya masih muda. Kriteria ini memang tepat. Sebab, pemain tersebut masih bisa diproyeksikan bisa berkembang penampilannya dalam waktu yang cukup panjang.

Bela Klub Papan Atas Dunia

Seluruh pecinta sepakbola Indonesia tentu sudah tak sabar menanti, siapa saja pemain yang masuk radar PSSI untuk dinaturalisasi. Kali ini memang cukup mencengangkan, mengingat beberapa nama yang sudah didata, bermain di beberapa klub elite Eropa.

Nama yang paling mencuat adalah bomber Ajax Amsterdam, Ezra Walian. Penyerang berusia 19 tahun ini dikabarkan tinggal selangkah lagi mendapatkan kewarganegaraan Indonesia. Saat ini, Ezra hanya tinggal menunggu hasil sidang Komisi III DPR

"(Proses naturalisasi Ezra) tinggal menunggu hasil rapat Komisi II (DPR). Yang jelas, Bapak Presiden (Joko Widodo) sudah setuju dan selanjutnya tinggal dari DPR," kata Gatot Dewa Broto.

Selain Ezra, nama lainnya yang juga jadi incaran PSSI untuk dinaturalisasi adalah Lorenzo Pace (Italia) dan Kevin Dikcs Bakarbessy. Pace saat ini masih berusia 21 tahun, dan merupakan alumni akademi sepakbola Lazio. Sementara Kevin, berusia 20 tahun dan bermain untuk klub Eredivisie dengan status pinjaman dari Fiorentina.

Sementara itu, Luis Milla menegaskan, ia tidak menutup pintu Timnas Indonesia untuk para pemain naturalisasi. Namun, legenda hidup Real Madrid dan Barcelona ini takkan begitu saja menerima pemain naturalisasi, untuk bisa masuk dalam timnya.

"Sangat mungkin untuk melakukan naturalisasi, jika melakukan hubungan baik dengan negara itu sendiri (tempat pemain tinggal)," ujar Milla.

"Tentunya, akan saya seleksi dulu dan harus memiliki kualitas. Saya perlu tegaskan, seorang pemain naturalisasi harus memiliki sense of belonging untuk negara yang ingin dibelanya," katanya.

Patut dinanti, sejauh apa usaha PSSI untuk bisa merealisasikan program naturalisasi ini. Dan, andai sudah berhasil, apakah para pemain ini bisa membawa Tim Garuda terbang tinggi di level Asia bahkan dunia. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya