Mewaspadai Konten Dewasa di Film Superhero dan Anak-anak

Beauty and the Beast
Sumber :
  • Disney

VIVA.co.id – Logan, adalah salah satu film superhero yang paling ditunggu-tunggu di tahun 2017 ini, termasuk juga di Indonesia. Di film yang telah dirilis di Indonesia pada 1 Maret 2017 ini merupakan film Jackman terakhir sebagai Logan atau Wolverine.

Hugh Jackman Pensiun, Spin-Off Film Logan Tetap Dibuat

Peran inilah yang membuat nama Jackman populer dan sukses di Hollywood. 17 Tahun sudah aktor berdarah Australia ini memerankan karakter Wolverine. Peran ini sudah mendarah daging pada Jackman.

Tak heran, para pecinta film ini langsung berbondong-bondong ke bioskop untuk melihat aksi terakhirnya sebagai Wolverine dan juga perjalanan aksinya. Film yang disutradarai James Mangold ini berhasil menduduki puncak box office dengan mengumpulkan hasil yang fantastis.

Bioskop Imbau Orangtua Tak Ajak Anak Nonton Film Brutal

Dilansir dari Deadline, film Logan menguasai box office di Amerika Serikat maupun global. Penghasilan film ini jauh meninggalkan para pesainganya.

Logan berhasil mengumpulkan penghasilan sebesar US$85,3 juta atau setara dengan Rp1,1 triliun. Pencapaian fantastis itu pun menempatkan Logan sebagai film Fox dengan debut terbesar ketiga di internasional sepanjang waktu. Sebelumnya, ada X-Men: Days of Future Past (US$172 juta) dan Avatar (US$164 juta).

Dampak Bahaya Tayangan Kekerasan untuk Anak

Hasil yang diraih film Logan hingga mencapai Rp1.1 triliun memang tidak mengejutkan. Sebelum tayang, hal ini sudah diprediksi bahwa Logan akan menjadi film yang meraih pendapatan besar saat debutnya.

Seperti dilansir dari Screenrant, film ini sudah mendapat rating yang tinggi dari para pengamat di Rotten Tomatoes. Sebanyak 93 persen yang sudah mengulas film ini memberikan tanggapan positif.

The Wrap mengestimasi berdasarkan penelitiannya, Logan bisa meraup sekitar US$80 juta atau sekitar Rp1 Triliun. Variety menambahkan, film ini akan ditayangkan perdana di 4.071 lokasi.

Lebih gelap dan brutal

Film Logan.

Film mengambil latar tempat di tahun 2029, di mana mutan tengah berada di ambang kepunahan karena tak ada mutan baru yang lahir dalam 25 tahun terakhir.

Logan, yang menggunakan nama samaran, James Howlett juga digambarkan memiliki fisik yang sangat menua akibat adamantium di dalam tubuhnya, yang telah meracuninya dari dalam, dan mengganggu kemampuannya untuk menyembuhkan diri.

Ia menghabiskan hari-harinya bekerja sebagai chauffeur atau supir pribadi limosin sewaan di Texas, Amerika Serikat. Ia membutuhkan uang untuk terus menerus menebus obat bagi Profesor Charles Xavier (Patrick Steward), yang menderita penyakit neurodegeneratif, menyebabkan dirinya kehilangan kontrol akan kemampuan telepatiknya.

Bersama seorang mutan albino bernama Caliban (Stephen Merchant), Logan merawat Profesor X di sebuah bangunan bekas pabrik peleburan logam di dekat perbatasan Meksiko.

Hidup Logan berubah ketika suatu hari ia bertemu dengan seorang mantan perawat, Gabriela (Elizabeth Rodriguez) dan anak perempuan Meksiko bernama Laura (Dafne Keen). Gabriela, memohon padanya untuk membawa mereka ke sebuah tempat di Dakota Utara bernama Eden. Logan langsung menolaknya, lantaran Gabriela mengetahui identitas aslinya.

Film ini mendapat pujian. Banyak kritikus yang kagum dengan naskahnya yang berani dan penuh kekerasan, serta seimbang antara sekuel action intens yang diharapkan dari sebuah film pahlawan super dengan bumbu drama.

Logan yang terbaru memang jauh lebih gelap, kelam dan kental akan elemen-eleman berbahaya yang menegangkan dibanding film-film X-Men sebelumnya. Meski begitu, film ini sukses menampilkan sisi brutal dan fearless dari seorang karakter ikonik.

Kritikus film, Julian Roman mengungkapkan film ini memang dibuat lebih gelap dari sebelumnya. "Logan adalah film yang gelap dan menegangkan. Sutradara James membawa nuansa realisme dalam genre komik," ujarnya seperti dilansir dari MovieWeb.

Chris Nashawaty dari Entertainment Weekly menganggap film ini memiliki kontradiksi yang aneh dan unik. "Ini film yang paling brutal sekaligus paling sentimentil dalam seri Wolverine," katanya menilai film tersebut.

Jika yang lain memuji, kritikus film Stephanie Zacharek justru berbeda. Ia tak menganggap film ini terlalu istimewa. Ia menilai film ini mengangkat sisi manusiawi yang kelam. Tetapi, ini bukan lagi sesuatu yang baru. "Tapi bukan berarti ini film yang bagus," ujarnya.

Meski demikian, bukan berarti film ini tanpa kritikan. Film yang menghabiskan biaya produksi sebesar US$97 juta atau setara dengan Rp1,3 triliun tersebut dianggap terlalu mengeskpos kekerasan dan darah.

Diketahui, memang belum lama dimulai, film ini sudah mempertontonkan Wolverine yang mengeluarkan kata-kata kasar, sambil menghujamkan cakar Adamantiumnya ke wajah seseorang, dan memotong tangan pria lainnya.

Sementara itu seperti dilansir dari USA Today, setiap adegan pembunuhan yang disajikan di dalam film ini juga tampak sangat nyata. Dalam beberapa adegan, penonton akan disajikan aksi kekerasan dari Logan dan juga seorang mutan perempuan kecil bernama Laura yang menggunakan cakarnya untuk melawan musuhnya.
 
Terkait adegan kekerasan dan berdarah-darah di film ini, sang sutradara sudah lebih dulu mengingatkan publik melalui media sosial. Ia mengingatkan bahwa film ini masuk dalam film rating R atau Restricted (di bawah usia 17 tahun harus didampingi atau di bawah pengawasan orangtua).

"Harap diperhatikan bahwa Logan telah dinilai R untuk kekerasan brutal dan juga bahasa kasar, dan juga adegan sedikit telanjang," tulisnya di Twitter.

Dalam sebuah wawancara, ia juga sudah mengingatkan untuk tidak membawa anak-anak saat menonton film besutannya tersebut. Ia menyatakan bahwa film ini tidak tepat untuk anak-anak.

"Ini bukanlah film untuk anak. Adanya rating tersebut punya alasan, dan film ini memang dibuat bukan untuk anak. Kami tidak akan bisa mengekspose pertanyaan tentang kekerasan jika kami tidak bisa membuat film untuk dewasa," ujar James.

Pengganti Hugh Jackman

Setelah 17 tahun memerankan Wolverine, Hugh Jackman memilih pensiun. Keputusan Jackman berhenti menjadi tokoh superhero tersebut mengejutkan publik. Karakter mutan bercakar memang sudah identik dengan aktor berusia 48 tahun ini.

Meski demikian, publik mulai bertanya-tanya siapa sosok yang pantas untuk menggantikan Jackman sebagai Wolverine.

Jackman sendiri saat tampil di berbagai acara televisi, selalu ditanya pembawa acara soal tersebut. Dalam sebuah wawancaranya dengan MTV Inggris, Jackman mengungkapkan aktor yang dijagokan sebagai Wolverine. Ia menyebutkan nama Tom Hardy.

"Ia lebih muda dari saya. Dan saya rasa Tom akan mejadi Wolverine yang hebat," katanya seperti dilansir dari Slashfilm.

Tak hanya Tom, bahkan Jackman juga menyebutkan bahwa aktor ternama Bollywood, Shah Rukh Khan dinilai cukup pantas memerankan karakter Wolverine. Hal itu diungkapkan Jackman saat diwawancara Rajeev Masand.

Jackman mengaku ikhlas memberikan peran legendaris 17 tahun miliknya tersebut pada aktor lain. Shah Rukh Khan salah satunya.

"Aku rasa aku tidak ada masalah dengan hal itu. Aku harap orang lain dapat memainkannya. Mungkin Shah Rukh Khan cocok memerankannya," ujar Jackman seperti dilansir dari Bollywoodlife.

Selain itu, beberapa situs juga membuat beberapa aktor yang dianggap cocok memerankan sosok mutan bercakar tersebut. Salah satunya adalah Liam Hemsworth. Aktor berusia 24 tahun ini juga digadang-gadang dapat menggantikan Jackman sebagai Wolverine.

Ia memang masih muda, tetapi figurnya yang tampan dianggap mampu menarik perhatian penonton, terutama kaum wanita.

Dwayne Johnson juga disebut-sebut. Meski ia dinilai terlalu ekstrem, tetapi figurnya dianggap memiliki punya pesona sebagai superhero. Dan nama Xavier Samuel juga disebut-sebut MovieWeb sebagai sosok yang perlu dipertimbangkan untuk menggantikan Jackman sebagai Wolverine. Ia memang tak memiliki kualitas fisik yang sama dengan Jackman, tetapi seperti Hardy ia memiliki bakat yang langka dan unik. Ia mempunyai kualitas sebagai superhero bercakar dengan akting yang meyakinkan.

Meski demikian, pihak studio belum pernah membahas sosok yang akan memerankan Wolverine setelah Jackman istirahat dari perannya itu.

Kejutan Beauty and The Beast

Beauty and the Beast

Tak hanya film Logan yang menjadi pusat perhatian pekan ini. Film Disney, Beauty and The Beast juga menjadi perbincangan hangat hampir sepanjang pekan ini.

Jika film Logan menjadi perbincangan karena kekerasan dan pertumpahan darah yang ditampilkan, film Beauty and The Beast versi Emma Watson juga ikut menjadi sorotan, tapi dari sisi yang berbeda.

Sebelum dirilis, film ini memang sudah mengundang kontroversi. Berawal dari foto Emma yang tampil telanjang dada di majalah Vanity Fair. Emma menuai kritik karena fotonya tersebut. Ia dianggap menjilat ludahnya sendiri. Maklum, sebelumnya mantan bintang cilik ini sempat menyindir Beyonce yang tampil seksi dan mengumbar aurat dalam video klip penyanyi tersebut.

Di sisi lain, film yang dibintangi juga sedang menjadi perdebatan. Film yang disutradarai Bill Condon ini menampilkan karakter penyuka sesama jenis atau homoseksual lewat LeFou. Karakter LeFou diperankan oleh Josh Gad. Ia adalah kaki tangan Gaston, karakter antagonis yang dimainkan Luke Evans.

Untuk pertama kalinya, Disney mengangkat karakter gay tersebut ke dalam film mereka. Akibatnya, sejumlah pihak protes dan marah.

Sutradara memiliki alasan tersendiri untuk mempertontonkan adegan sesama jenis di film klasik ini. Condon menyatakan hal ini sebagai momen penting bagi representasi LGBT. "Mungkin ini terlalu lama, tapi ini momen penting untuk Disney," katanya kepada Attitude.

Banyak yang menduga bahwa menampilkan karakter gay itu sengaja dilakukan Disney untuk mendongkrak film tersebut.

Larangan Beauty and The Beast

Emma Watson sebagai Belle di Beauty and the Beast

Adegan sesama jenis yang ditampilkan film tersebut berbuntut panjang. Film ini menuai kritik dan boikot. Beberapa negara keberatan dengan jalan cerita yang menampilkan sosok gay dalam film itu.

Salah satu negara yang berencana melarang film tersebut tayang adalah Rusia. Negeri Tirai Besi ini sedang mempertimbangkan untuk melarang film ini beredar di bioskop negaranya. Vladimir Medinsky, Menteri Kebudayaan Rusia, mengatakan pihaknya akan melihat dahulu film tersebut sebelum tanggal 16 Maret, jadwal perilisan resminya.

"Segera setelah kami dalam salinan film yang sesuai dengan materi untuk distribusi, kami akan mempertimbangkannya berdasarkan hukum," kata Medinsky.

Senada dengannya, rekan Vladimir, Alexander Sholokhov, menegaskan jika film ini melanggar hukum, maka sudah seharusnya tidak ditayangkan di bioskop-bioskop. Pavel Derevyanko, aktor Rusia pun punya pendapat yang sama. "Aku tidak akan membawa anak-anakku menonton film ini," katanya dilansir Independent.

Namun, yang terbaru, pihak Rusia tidak akan melarang film ini. Negara tersebut memasukkan film ini dalam kategori 16+. Rusia melarang keras film ini ditonton anak-anak.

Sebelumnya, Alabama juga sudah melarang Beauty and the Beast tayang di wilayahnya. Mereka dengan tegas menyatakan hanya akan menayangkan film yang tidak membuat penonton khawatir dengan konten seks, bugil, homoseksual, dan juga bahasa-bahasa yang kotor.

Josh Gad yang memerankan tokoh gay dalam film tersebut akhirnya angkat bicara soal kontroversi perannya itu.

"Apa yang akan saya katakan adalah bahwa film ini salah satu inklusivitas. Ini salah satu yang memiliki sesuatu untuk menawarkan semua orang," ujarnya kepada People.

Di balik kontroversi tersebut, Josh sangat bangga memerankan karakter LeFou. "Kalian tahu, aku senang bahwa karakter ini, saya pikir ini berbeda dari aslinya karena ia lebih kompleks," ujar aktor berkacamata ini.

Seruan Boikot Disney

Dampak menampilkan sosok homoseksual di film Beauty and The Beast berbuntut panjang. Hal ini berdampak juga pada taman hiburan milik Disney, Disneyland. Dalam sebuah blog, seorang ibu bernama Brooke Poston mengungkapkan rasa kecewa dengan adanya adegan gay di film tersebut.

Sebagai bentuk protesnya, ibu ini membatalkan liburannya ke Disney World. Rencananya, Poston akan mengunjungi Disney bersama suami dan kedua anaknya. Namun, hal itu langsung dibatalkan setelah mendengar bahwa film Beauty and The Beast mendukung LGBT.

"Saya tidak akan membayar hiburan yang tidak sesuai dengan keyakinan pribadi saya," ujarnya seperti dilansir dari Huffington Post.

Ia mengungkapkan bahwa Dsiney telah memaksa dan merusak pemikiran anak-anak. "Mereka tidak membuat penonton memilih, tetapi dengan memaksa untuk menjadi mainstream," ujarnya.

Sebagai orangtua, ia sangat mengkhawatirkan film yang menampilkan potongan cerita yang menggambarkan sesama jenis. Meski demikian, ia menyatakan menghargai dan menghormati setiap orang dengan keputusan masing-masing.

"Saya tahu bahwa manusia harus diperlakukan sama, dan penuh hormat. Tapi saya punya hak untuk tetap setia pada keyakinan agama saya," ujarnya.

Tulisan tersebut langsung mengundang reaksi. Beberapa orang mengekspresikan kemarahan mereka dan beberapa lagi juga ikut membatalkan perjalanan dan memboikot Disney.

Kabarnya, tulisan tersebut sangat berpengaruh terhadap bisnis Disney lainnya. "Pendapatan Disney yang rata-rata memiliki laba US$10 miliar bisa hancur karena keputusan para ibu," tulis Samantha Snyder.

Situs aktivis OneMillionMom, dari American Family Association telah memiliki petisi yang telah memiliki sekitar 50 ribu tanda tangan. Mereka menentang film Beauty and The Beast, dan ajakan memboikot Disney.

"Ini jenis pelarangan dan upaya boikot yang bergerak lebih cepat," kata John Roberts dari Partner and Portfoliso Manager seperti dilansir dari Motley.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Disney soal kontroversi film Beauty and The Beast yang disebut-sebut memengaruhi bisnis Disney yang lain.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya