Michael Essien, Kado Kejutan Ulang Tahun Persib Bandung

Michael Essien Resmi Gabung Persib Bandung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Novrian Arbi

VIVA.co.id -  Persib Bandung resmi mendatangkan pemain kelas dunia, Michael Essien. Eks gelandang Chelsea dan Real Madrid tersebut jadi paket kejutan ulang tahun Persib Bandung, terutama bagi suporter fanatik alias bobotoh.

Persib vs Bhayangkara FC Imbang, Begini Komentar Bojan Hodak

Di hari jadi yang ke-84, Persib memberikan kado yang istimewa untuk suporter yang sering disebut Bobotoh. Maung Bandung secara resmi memperkenalkan Essien di Graha Persib, Selasa 14 Maret 2017.

Kedatangan gelandang berusia 34 tahun itu sontak menjadi pemberitaan besar, hingga diwartakan media-media Internasional. Bahkan, Essien dan Persib memuncaki trending topic Indonesia di jejaring sosial Twitter.

Perburuan Top Skor Liga 1 Memanas! Flavio Silva Ancam David Da Silva

Nama besar Essien memang membuat perekrutan ini menjadi hal yang cukup fenomenal. Sebab, pemain asal Ghana yang dikontrak selama semusim oleh Persib ini, telah malang melintang di berbagai klub besar Eropa.

Liga Prancis menjadi kompetisi profesional pertama Essien, di mana ia bergabung dengan Bastia sejak Juli 2000.  Setelah bermain selama tiga musim di Bastia, Essien akhirnya berlabuh ke Lyon.

Hasil Liga 1: Persib Ditahan Imbang Bhayangkara FC, 5 Gol Striker Persik

Dua musim bersama Lyon, Essien mampu membantu tim merebut gelar Ligue 1 sebanyak dua kali. Kesuksesan Essien itu membuat Chelsea arahan Jose Mourinho tertarik mendatangkannya ke Stamford Bridge pada 2005 silam.

Bersama Chelsea, Essien berada dalam puncak karier dengan meraih trofi Premier League (2 gelar), Piala FA (4), serta satu Piala Liga Inggris, Community Shield, hingga Liga Champions. Pada 2012, Essien dipinjamkan ke Real Madrid.

Bersama tim asal LaLiga tersebut, Essien gagal bersinar karena terus berkutat dengan cedera. Akhirnya, Essien dilepas Chelsea ke AC Milan pada 27 Januari 2014.

Bersama I Rossoneri, dia tidak terlalu tampil baik dengan cuma bermain sebanyak 22 kali sampai pertengahan 2015. Jam bermainnya kian menurun, usai hijrah ke Liga Yunani bersama Panathinaikos.

Selama mengarungi musim 2015-16, Essien cuma main 15 kali dengan torehan satu gol. Kini, Essien mencoba peruntungan dengan Persib, yang akan berjuang di kompetisi Liga 1 pada April 2017.

Bukan tanpa alasan Essien memilih Persib sebagai pelabuhan barunya. Terlebih, dia masih masih bisa main di level kompetisi yang lebih tinggi.

"Persib punya sejarah besar, fans yang luar biasa, dan masih banyak hal lainnya. Ini jadi keputusan yang bagus bagi saya," kata Essien.

"Keputusan yang mudah saja bagi saya (untuk gabung Persib). Tak sulit untuk menerima tawaran menjadi bagian dari klub ini," sambungnya di gedung Graha Persib.

Indonesia sebenarnya tak asing dengan Essien. Sebab, Essien sempat bermain di Jakarta pada 2013 lalu, yang mana saat itu dia menyumbangkan 1 gol saat Chelsea menang 8-1 kontra Indonesia All Star.

Selanjutnya... Lini Tengah Memanas

Lini Tengah Memanas

Persaingan di lini tengah Persib kian memanas dengan kedatangan Michael Essien. Namun, pelatih Djadjang Nurdjaman memastikan tidak akan mengubah skema permainan Persib dengan kehadiran Essien.

Pelatih yang akrab disapa Djanur ini biasa menggunakan formasi 4-3-2-1. Kemungkinan, Essien akan menghuni posisi gelandang bertahan seperti di tim-tim sebelumnya.

Itu membuat persaingan di posisi gelandang bertahan semakin memanas. Sebab, pada posisi tersebut dihuni pemain andalan Persib, di antaranya Kim Jeffrey Kurniawan, Hariono dan Dedi Kusnandar.

Namun, tak menutup kemungkinan Essien bisa digeser ke posisi gelandang serang. Sebab, posisi tersebut memang hanya dihuni Gian Zola setelah Erick Weeks didepak Manajemen Persib.

"Enggak, kalau saya tahu dia ini adalah pemain holding midfielder, tapi dia punya kelebihan attacking midfielder. Jadi mungkin saja kita mainkan sebagai attacking midfielder, tapi kita lihat situasi," kata Djanur.

"Saya pikir dengan masuknya Essien bisa punya alternatif. Walau dia sering main di holding, tapi cara main dia bisa dribbling, shooting dan cetak gol," lanjut pelatih berusia 52 tahun  tersebut.

Terlepas dari itu, Djanur mengaku senang bisa melatih pemain dunia sekelas Essien.  Menurutnya, Essien masih tergolong pemain yang cukup produktif dan termasuk yang diharapkan oleh Persib.

"Ya tentu bangga. Saya juga jadi ge-er bisa melatih pemain kelas dunia yang pernah malang melintang di Liga Inggris, Liga Italia dan terakhir di Liga Yunani," ujarnya.

"Ini tantangan buat saya. Karena seperti kita tahu, dia pemain dunia yang pengalamannya tidak diragukan lagi. Ini surprise, dan dia pemain yang kita harapkan," imbuh Djanur.

Selanjutnya... Berkah untuk Indonesia



Berkah untuk Indonesia

Kehadiran Essien pastinya bakal memberikan keuntungan bagi Persib Bandung. Baik dalam bisnis ataupun permainan  tim asuhan Djadjang Nurdjaman tersebut.

Walau begitu, manajemen Maung Bandung juga menilai Essien bisa meningkatkan daya jual kompetisi di Indonesia. Membuat level Liga 1 menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

"Alasan sebenarnya itu (mengembangkan sepakbola Indonesia). Kami di Persib, ingin mendatangkan pemain seperti Essien yang pernah main di Liga Inggris bersama Chelsea," ujar salah satu Direksi PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahjono.

"Mudah-mudahan dengan kedatangan Essien bisa membawa Persib menuju prestasi yang lebih bagus dan membawa kemajuan buat sepakbola Indonesia," lanjutnya.

Essien berharap kedatangannya bisa menjadi awal yang baik bagi sepakbola di Tanah Air. Membuat para pemain dunia lainnya tertarik untuk mengadu nasib di Indonesia.

"Semoga saya bisa menjadi awal untuk pemain dunia lainnya merumput di Indonesia. Semoga ini menjadi awal yang baik buat sepakbola Indonesia dan Persib," kata Essien di situs resmi Persib.

Sebelum Essien, sepakbola Indonesia memang sudah menjadi daya tarik para pemain kelas dunia. Meskipun, mereka datang di usia yang sudah tidak muda lagi.

Sebut saja Mario Kempes, Ivan Bosnjak hingga Roger Milla. Sayangnya, dana besar yang dikeluarkan klub tidak mendapat balasan yang setimpal.

Performa para pemain tersebut tidak terlalu memuaskan karena sulit beradaptasi dengan cuaca dan kultur sepakbola di Indonesia. Selain itu, kompetisi masih belum berjalan profesional. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya