Denyut Kencang Mobil Bekas Jelang Lebaran

Penjualan mobil bekas di MGK Kemayoran. Ilustrasi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Pius Mali

VIVA.co.id – Kebutuhan alat transportasi jelang mudik Lebaran melonjak signifikan. Tak hanya permintaan unit kendaraan baru, mobil edisi bekas pun banjir peminat. Berdasarkan data yang disampaikan sentra kendaraan bekas WTC Mangga Dua, trafik penjualan mobil bekas mereka bahkan sudah meningkat 100 persen sejak Mei lalu.

Gak Mungkin Mobil Bekas Ini Paling Laku di Indonesia, Kok Bisa?

Model terlaris masih didominasi Multi Purpose Vehicle (MPV) alias mobil keluarga. Jika di bulan-bulan biasa hanya laku terjual sebanyak 300 unit per minggu, saat ini penjualannya sudah sampai 500-600 unit per minggu. Diprediksi, trafik penjualan mobil bekas dapat terus berlanjut sampai mendekati Lebaran dan bisa mencapai 2.800 unit dalam sebulan.

Bicara kendaraan untuk mudik, ternyata tidak hanya khusus segmen low dan medium saja yang menjadi pilihan. MPV kelas premium bekas pakai seperti Toyota Alphard bahkan ikut terdongkrak penjualannya dan banyak diburu sebagai pilihan transportasi.

Mobil Bekas Kini Bisa Dipesan Sesuai Keinginan

"Mendekati Lebaran, Alphard bekas saja juga laku. Untuk tahun 2010 harganya di kisaran Rp380 juta. Orang yang menengah ke atas daripada dia beli Innova mending tambahin buat beli Alphard. Lebih mewah dan bergengsi. Sudah puluhan Alphard dijual pedagang," kata Senior Manager WTC Mangga Dua Herijanto Kosasih kepada VIVA.co.id.

Dari data yang berhasil dihimpun, model Low MVP masih jadi yang terlaris dan diburu masyarakat jelang Lebaran. Pendapatan ini tentu membuat kantong mereka menebal. Model-modelnya yakni Avanza, Xenia, Innova dan Grand Livina. Ini karena rentang harga yang dibanderol masih lumayan terjangkau. Untuk Avanza tahun 2013 saja dijual dengan kisaran Rp135 juta sampai Rp145 juta. Innova lebih mahal, di kisaran Rp170 juta untuk mesin bensin dan Rp200 juta untuk mesin diesel. Sementara Grand Livina di kisaran Rp140 juta.

Platform Jual Mobil Online Semakin Canggih

Menurut Herjanto, ada empat keuntungan yang menjadi alasan kuat mengapa mobil bekas menjadi pilihan menarik untuk diburu jelang Lebaran. Pertama, dengan membeli mobil bekas dapat langsung dikirim dan digunakan oleh konsumen. Hal ini cukup berbeda dengan mobil baru yang harus menunggu pengiriman dari gudang. Kedua, surat-surat mobil telah tersedia, tidak seperti mobil baru yang juga harus menunggu cukup lama untuk ketersediaan surat-surat kendaraan. Alasan ketiga, harga yang ditawarkan tentu lebih murah dan terjangkau.

"Keempat, pilihan mobil lebih beragam yang dapat disesuaikan dengan kemampuan. Untuk mobil bekas, tersedia unit dari berbagai tahun sehingga konsumen bebas memilih tahun dan jenis mobil, sesuai dana dan kebutuhan mereka,” kata Herjanto.

APM Ikut Bermain

Gurihnya pasar mobil bekas ternyata turut memantik bermunculannya pelakon penjual mobil bekas dalam skala raksasa. Tak hanya datang dari penjual pinggir jalan, namun kini sudah merambah ke Agen Pemegang Merek (APM). Berdasarkan data, sudah ada Mercedes-Benz, BMW, hingga Suzuki yang melakukannya. Suzuki bahkan memberi iming-iming garansi satu tahun bagi mobil-mobil bekas yang dijual.

Menurut Business Development PT SIS, Hendro H. Kaligis, banyak APM melirik bisnis mobil bekas karena besarnya peluang terlebih jelang Lebaran seperti sekarang ini. Kondisi serupa juga berlaku di beberapa negara berkembang lain. Dia menggambarkan penjualan kendaraan dalam bingkai piramida. Di mana posisi paling bawah (terbesar) biasanya diisi sepeda motor, di atasnya ada mobil bekas, lalu mobil baru dan yang paling atas (paling kecil) adalah kendaraan koleksi.

"Tapi di Indonesia tidak ada data yang mencatat itu (penjualan mobil bekas), jadi seakan-akan bisnis mobil bekas tidak sebesar mobil baru. Karena di mobil bekas ada yang namanya transaksi perseorangan, makin tambah tidak teridentifikasi lagi," ujarnya.

Realita juga menyebut bisnis mobil bekas lebih menjanjikan, karena melirik harga yang lebih terjangkau oleh konsumen. Apalagi faktor biaya yang tak besar. Meski ada kalanya beberapa bulan penjualan mengalami byar pet alias turun dan naik, itu merupakan dinamika normal. "Secara modal tidak terlalu besar, contoh punya uang Rp200 juta saja sudah bisa dapat tiga mobil. Beli saja yang Rp60 sampai Rp70 jutaan, jadi memang cukup gampang masuknya (bisnis mobkas), tapi apakah bisa sustain atau tidak itu tergantung," kata Hendro.

Selain APM, diler mobil bekas kini juga makin banyak peredarannya, bahkan di beberapa lokasi sifatnya justru bukan seperti sentra jual beli. Berkaca dari hal itu, secara pertumbuhan mobil bekas dinilai memiliki peluang yang cukup signifikan. "Dulu sentra mobkas cuma ada satu di Pecenongan, tapi saat harga sewa makin mahal dan lain-lain, mulai menyebar ke lokasi lain. Ada pasar mobil Kemayoran, Mangga Dua, dan lainnya. Sentra mobil bekas di Jabodetabek sekurangnya ada 13, paling baru ada di BSD, untuk Gading Serpong saja sudah ada tiga," ucap Hendro.

Selanjutnya: Mobil bekas taksi dan trik deteksi bekas tabrakan...

Mobil Bekas Taksi

Bagi yang benar-benar memiliki anggaran tipis berburu kendaraan murah jelang Lebaran, mobil bekas taksi juga layak menjadi referensi. Namun mesti benar-benar dipastikan apakah kondisinya segar atau justru hanya sekadar disapu riasan saja. Salah satu perusahaan yang getol menjual bekas armadanya adalah PT Blue Bird TBk. Saban bulan Blue Bird bisa menjual ratusan unit.

Mobil-mobil yang ditawarkan merupakan unit bekas armada taksi yang beroperasi di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang dan Bekasi. "Kalau secara jumlah, Toyota Limo itu kira-kira 400 unit (terjual) per bulan," kata General Manager Used Car Division Blue Bird, Hery Sugiarto saat berbincang dengan VIVA.co.id.

Sekadar diketahui, Toyota Limo merupakan model paling standar dari produk Toyota Vios. Mobil ini dijual khusus di Indonesia untuk dipergunakan sebagai armada taksi. Namun, kata Hery, mobil tersebut juga sudah didukung fitur-fitur standar seperti AC, head unit, dan jendela yang masih menggunakan sistem engkol.

Sebenarnya saat ini penjualan mobil bekas taksi masih terbilang stabil ketimbang tahun lalu. Artinya belum ada peningkatan. Tahun lalu saja Blue Bird bisa menjual mobil bekas taksi sekitar 4.000-an unit. Angka itu merupakan gabungan mobil bekas taksi Blue Bird yang didominasi model Toyota Limo.

Blue Bird selalu menjual mobil-mobil bekas armadanya tiap periode lima tahun. Kendaraan yang sudah melewati masa lima tahun akan dijual untuk umum. Lantaran kendaraan tersebut pernah digunakan sebagai armada taksi, umumnya mobil itu dijual dengan harga cukup murah. Mobil-mobil itu sudah direkondisi, di mana konsumen bisa langsung menggunakannya sebagai kendaraan pribadi. Bahkan untuk konsumen yang memiliki dana terbatas, bisa juga membelinya secara kredit.

Bagi yang memiliki dana berlebih, bisa melirik Mercedes-Benz bekas taksi yang juga ditawarkan Blue Bird. Untuk stok, disediakan sebanyak 70 unit per bulan. "Stok kami cukup banyak, 60 sampai 70 unit per bulan. Untuk tahunnya mayoritas tahun 2009,” kata Hery.

Untuk bisa memilikinya, Blue Bird menyediakan dua pilihan pembayaran bagi konsumen yang kepincut, baik itu secara kredit maupun tunai. "Bebas, mau beli tinggal pilih, mau membeli cash atau kredit kita layani. Kalau kredit, DP (down payment) kita berikan minimal itu Rp25 juta dengan angsuran minimal Rp4 juta dalam jangka empat tahun untuk tipe Mercy E200 Compressor," ujar dia.

Harga yang ditawarkan untuk satu unit sedan mewah itu sendiri sekira Rp205 juta, dengan potongan diskon Rp25 juta. Alhasil untuk bisa memiliki sedan mewah buatan Jerman, cukup merogoh kocek sebesar Rp180 juta. "Nah kalau yang tipe CGI, masih cukup tinggi harganya, yakni Rp480 juta, itu buatan tahun 2013."

Tetap Waspada

Kendati mobil bekas memiliki banyak kelebihan, namun juga rawan kerugian. Dibutuhkan ketelitian dan mesti cermat terhadap mobil yang hendak dibeli. Jika tidak, bisa jadi Anda hanya akan dapat mobil berkualitas buruk yang hanya sekadar dipoles oknum penjual nakal. Apalagi di momentum jelang Lebaran seperti sekarang ini, ada saja penjual mobil bekas nakal yang memanfaatkan situasi, menjual mobil ‘busuk’ kepada konsumen.

Salah satu perhatian yang patut dipantau adalah jarak tempuh yang tercantum pada odometer di dasbor mobil. Angka yang ditampilkan di odometer ada yang digital, ada juga yang masih analog. Kedua jenis angka odometer ini sudah didesain oleh pabrikan seaman mungkin agar tidak bisa diubah. Namun tetap saja masih ada yang ingin mencari keuntungan dengan cara merendahkan angka kilometer pada meter kombinasi mobil yang akan dijual.

Biasanya dilakukan penjual mobil bekas nakal untuk meraup keuntungan dari mobil lelah alias telah digunakan dalam jarak yang banyak. Untuk kasus ini, gunakan nalar berapa usia mobil tersebut.

Apabila angka odometer yang menyajikan data jarak tempuh masih rendah, seharusnya permukaan lingkar setir masih terasa lebih kasar. Jika tidak demikian, diduga odometer telah diubah. Sebab mobil yang sering digunakan dan cukup tinggi kilometernya, lingkar setirnya akan terasa licin. Mengetahui kondisi mobil bekas juga bisa dilihat dari joknya.

Jok yang sudah terpakai lama dan sering digunakan akan terlihat berkurang ketebalannya. Lalu dari sisi ketebalan ban, jika kilometer masih rendah, akan didukung oleh kembang ban yang masih tebal. Demikian seperti dilansir AstraWorld.

Dari sisi interior dan eksterior, pada mobil yang mempunyai jam terbang rendah, juga akan terlihat lebih kilauan catnya dan masih enak dipandang.

Mobil bekas tabrakan juga menjadi salah satu momok menakutkan para konsumennya. Sama seperti kasus odometer, diperlukan ketelitian kembali mengidentifikasi apakah mobil yang diincar bekas tabrakan atau tidak.

"Untuk beli mobil bekas wajib cek fisik dan surat-suratnya lebih dulu. Lebih berhati-hati, utamanya yang bayar cash, karena begitu mobil dibayar kan sudah tanggung jawab pemilik baru. Beda dengan beli kredit yang biasanya ada leasing yang mengurus," ujar Roshini, pemilik showroom mobil bekas MBK Mobil di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Sementara itu, Dadang salah seorang staf dari MBK Mobil, menyarankan pembeli agar tidak tertipu untuk selalu mengecek fisik mobil secara detail. Bahkan kalau perlu membawa mekanik untuk lebih memastikan kondisi mobil yang akan dibeli. "Kalau kami di sini, orang mau beli bawa mekanik ya enggak masalah. Karena kami tahu kondisi mobil yang dijual. Jadi bisa cek semua, kondisi mesin, bodi, lalu dilihat bekas tabrakan atau enggak," kata Dadang.

Untuk mengecek mobil bekas tabrakan, kata dia, biasanya sulit dilakukan oleh orang awam. "Kami enggak jual mobil bekas tabrakan. Kalau orang showroom, kayak saya atau anak-anak pegawai lain biasa tahu mobil masih orisinil atau bekas tabrakan itu tahu," kata dia. "Dari luar sudah bisa kelihatan. Lalu pas buka kap mesin, itu bisa dicek dari apron, rangka penyangga, baut-baut, serta karet-karet juga terlihat kalau bukan asli pabrikan," kata dia.

Paling mudah adalah bagian cat mobil. Dadang mencontohkan, meski sama-sama berwarna hitam antara cat yang orisinal dan tambalan terlihat berbeda. Ini lantaran pabrik melakukan pengecatan dengan mesin, sementara mobil bekas tabrakan biasanya diperbaiki secara manual.

"Bisa kelihatan asal teliti banget. Cat biasanya bisa terlihat beda. Terus kerapatan antar sambungan semisal bumper atau bagian lainnya, kalau bekas tabrakan biasanya sudah enggak akan rapat karena dudukannya bergeser," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya